Siasat Abu Nawas Membudakkan Raja

loading...
AkuIslam.Id - Kadangkala, untuk menunjukkan sesuatu kepada sang Raja. Abu Nawas tidak hanya sekedar melaporkannya secara lisan. Raja harus mengetahuinya dengan mata kepala sendiri, bahwa masih banyak di antara rakyatnya yang hidup sengsara. Termasuk praktek jual-beli budak yang masih terjadi.

Dengan tekad yang amat bulat, Abu Nawas merencanakan menjual Baginda Raja. Karena menurut Abu Nawas hanya Baginda Raja yang paling patut untuk dijual.

Bukankah selama ini Baginda Raja selalu mempermainkan dirinya dan menyengsarakan pikirannya? Maka sudah sepantasnyalah kalau sekarang giliran Abu Nawas mengerjai Baginda Raja.

Maka, Abu Nawas pun segera menghadap Baginda Raja Harun Al Rasyid. "Ada sesuatu yang amat menarik yang akan hamba sampaikan hanya kepada Paduka yang mulia."

"Apa itu, wahai Abu Nawas?" tanya Baginda langsung tertarik.

"Sesuatu yang hamba yakin belum pernah terlintas di dalam benak Paduka yang mulia," yakin Abu Nawas.

"Kalau begitu, cepatlah ajak aku ke sana untuk menyaksikannya," sahut Raja tanpa rasa curiga sedikit pun.

"Tetapi Baginda...."

"Tetapi apa?" Baginda dibuat tidak sabar.

"Bila Baginda tidak menyamar sebagai rakyat biasa, maka pasti nanti orang-orang akan banyak yang ikut menyaksikan benda ajaib itu," jelas Abu Nawas.

Karena begitu besar keingintahuan Baginda Raja. Maka beliau bersedia menyamar sebagai rakyat biasa seperti yang di usulkan Abu Nawas. Kemudian, Abu Nawas dan Raja Harun Al Rasyid berangkat menuju sebuah hutan. Setibanya di hutan. Abu Nawas mengajak Raja mendekati sebuah pohon yang rindang dan memohon sang Raja menunggu di situ.

Sementara itu, Abu Nawas menemui seorang badui yang pekerjaannya menjual budak. Abu Nawas mengajak pedagang budak itu untuk melihat calon budak yang akan dijual kepadanya dari jarak yang agak jauh. Abu Nawas beralasan bahwa sebenarnya calon budak itu adalah teman dekatnya. Dari itulah Abu Nawas tidak tega menjualnya di depan mata.

Setelah pedagang budak itu memperhatikan dari kejauhan, ia merasa cocok. Abu Nawas pun membuatkan surat kuasa yang menyatakan bahwa pedagang budak kini mempunyai hak penuh atas diri orang yang sedang duduk di bawah pohon rindah itu.

Sedang Abu Nawas langsung pergi begitu menerima beberapa keping uang emas dari pedagang budak itu. Sementara sang Raja masih menunggu Abu Nawas di situ ketika pedagang budak menghampirinya. Ia belum tahu mengapa Abu Nawas belum juga menampakkan batang hidungnya. Raja juga merasa heran mengapa ada orang lain di situ.

"Siapa engkau?" tanya Baginda Raja.

"Aku adalah tuanmu sekarang." jawab pedagang budak itu agak kasar. Tentu saja pedagang budak itu tidak mengenali Raja Harun Al Rasyid dengan balutan pakaian yang amat sederhana.

"Hei? Apa maksud perkataanmu tadi?" bentak Baginda Raja dengan wajah merah padam.

"Abu Nawas telah menjual engkau kepadaku dan inilah surat kuasa yang baru dibuatnya," timpal pedagang budak dengan kasar tak mau kalah.

"Abu Nawas menjual diriku kepadamu?"

"Ya"

"Tahukah engkau siapa aku ini sebenarnya?" hardik Baginda dengan geramnya.

"Tidak! Dan itu tidak perlu!" bentak si pedagang budak seenaknya. Lalu ia menyeret budak barunya ke belakang rumah. Raja Harun Al Rasyid diberi parang dan diperintahkan untuk membelah kayu. Begitu banyak tumpukan kayu di belakang rumah Badui itu sehingge memandangnya saja sang Raja sudah merasa ngeri, apalagi harus mengerjakannya.

"Ayo kerjakan" Raja Harun Al Rasyid mencoba memegang kayu dan mencoba membelahnya. Namun, si Badui melihat cara sang Raja memegang parang terlihat aneh.

"Kau ini bagaimana? Bagian parang yang tumpul kau arahkan ke kayu, sungguh bodoh sekali!!!" Sekali lagi Raja mencoba membalik parang hingga bagian yang tajam terarah ke kayu. Ia mencoba membelah, namun tetap saja pekerjaannya terasa aneh dan kaku di mata si Badui.

"Oh, beginikah derita orang-orang miskin mencari sesuap nasi, harus bekerja keras lebih dahulu. Wah lama-lama aku tak tahan juga..." gumam Raja Harun Al Rasyid. Sementara si Badui menatap Sultan dengan pandangan heran, dan lama-lama menjadi marah. ia merasa rugi karena baru saja membeli budak yang bodoh.

"Hai Badui! Cukup semua ini! Aku tak tahan!"

"Kurang ajar! Kau budakku, harus patuh kepadaku!" bentak Badui itu sambil memukul baginda. Raja yang tak pernah disentuh orang itu kontak menjerit keras saat dipukul kayu.

"Hai Badui! Aku adalah Rajamu, Raja Harun Al Rasyid," yakin Baginda sambil menunjukkan tanda kerajaannya.

Dan setelah melihat tanda kerajaan, pedagang budak itu pun kaget dan langsung menjatuhkan diri sambil menyembah Raja.

Baginda Raja mengampuni pedagang budak itu karena ia memang tidak tahu. Tetapi kepada Abu Nawas, Baginda Raja amat murka dan gemas. Ingin rasanya beliau meremas-remas tubuh Abu Nawas hingga remuk.

from Aku Islam http://ift.tt/2C7GCfr
Sumber KLIK Di Sini atau http://www.akuislam.id/
loading...

0 Response to "Siasat Abu Nawas Membudakkan Raja"

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar dan juga memberikan kritik untuk perbaikan blog ini. Maaf, Komentar yang tidak berhungungan dengan artikel atau hanya pengen beriklan, akan dihapus. Komentar langsung tayang.