loading...
Sudah membaca buku kisah "Ainun dan Habibie" atau bahkan sudah menonton filmnya? Mungkin kebanyakan anda lebih tertarik dan tersentuh dengan kisah romantis kesetiaan sepasang suami istri, namun justru yang saya rasakan di sepanjang tulisan dalam buku dan film, adalah sebuah pertunjukan "peperangan" dari seorang anak bangsa kepada kebijakan pemerintahnya yang tidak berdaulat dan "tamparan" bagi budaya bangsanya yang tidak mandiri di atas tanah airnya sendiri.
TS contoh-kan, bagaimana tidak mandirinya indonesia yg menjadi budak ditanah airnya sendiri.
Pada paruh tahun 80an akhir, sosok Habibie menjelma menjadi idola dan simbol sosok intelektual yang shalih. Seorang intelektual yang mumpuni diakui dunia barat, yang secara material sudah kaya karena royalti dari rancangan sayap pesawat terbang yang terus mengalir seumur hidup, dan digambarkan sebagai sosok yang taat dan rajin beribadah, bahkan tidak pernah meninggalkan puasa sunnah hari Senin dan Kamis.
Pada masanya bahkan masih sampai kini, sosok ini menjadi model bagi banyak sekolah dan lembaga pendidikan Islam, dengan jargon "mencetak cendekiawan yang berotak Jerman dan berhati Mekkah". Beberapa pihak bahkan menyebut sekolahnya sebagai lembaga yang mencetak Ulil Albab. Bisa jadi karena sedikit banyak sosok Habibie waktu masa itu dianggap pantas sebagai model Ulil Albab dalam perspektif cendekiawan.
Begitulah, "ruh intelektual" dari sosok Habibie nampaknya lebih kental dikenal dari "ruh pejuang". Makna Ulil Albab pun menyempit menjadi makna seorang cendekiawan pandai yang memiliki kesalihan personal.
Efeknya adalah lahirlah konsep2 pendidikan Islam yang berupaya memadukan kedua sisi itu dengan nama "IMTAQ dan IPTEK", dengan ciri khas bergedung hebat, berorientasi mecusuar dan elitis alias terpisah dari masyarakatnya, sebagaimana pusat menara gading para intelektual.
Apa yang salah? Mungkin tiada yang salah, namun yang kurang adalah memunculkan "ruh perlawanan" untuk membebaskan bangsanya dari penindasan bangsa lain dan memperjuangkannya menjadi bangsa yang berdaulat dan mandiri. Sesungguhnya itulah esensi semangat dari Habibie muda.
Benarkah Habibie hanya seorang Intelektual atau Cendekiawan saja?
Sejak menginjakkan kaki di Jerman, yang ada di kepala Habibie adalah membuat pesawat untuk Indonesia, untuk mensejahterakan bangsanya, untuk keadilan sosial di negerinya. Hanya itu! Bukan sebagaimana cita2 para mahasiswa hasil gemblengan pendidikan berorientasi kelas pekerja, yaitu bekerja di perusahaan besar dengan gaji besar.
Habibie muda sadar dengan potensinya di masa depan. Ia mendatangi pemerintah dan menawarkan untuk membangun Industri Pesawat sendiri. Mental demikian mustahil lahir dari jiwa2 yang tidak merdeka dan tidak mencintai Indonesia.
Soekarno dan pemerintahannya tidak mendengar jelas suara itu. Maka, habibie muda melakukan perlawanan. Ia bekerja di negeri Jerman, hasil karyanya begitu dihargai. Bahkan sindiran2 tentang Indonesia, seakan sirna dengan karya-karya yang dibuat oleh Habibie.
Rezim Soekarno berubah menjadi Rezim Soeharto. Nama habibie yang sudah meroket di luar negeri, membuat ketertarikan rezim pemerintahan Soeharto. Yang ingin dilakukan Soeharto adalah menjadikan Indonesia menjadi macan di asia. Maka, ia membutuhkan hal2 yang mendukung itu. Teknologi salah satunya.
Habibie pun dipanggil. Dia diminta memimpin proyek industri transportasi Indonesia. Lagi-lagi habibie, melihat jeli masa depan Indonesia yang jaya. Ia yakin benar, bila Industri Strategis dikembangkan sedemikian rupa, maka Indonesia yang terdiri atas 17.000 kepulauan ini berubah menjadi pesat. Mantan ketua umum ICMI ini, menyadari bahwa selaiknya potensi besar negeri ini disadari.
Visi Habibie terhadap teknologi adalah agar bangsa ini berdaulat, agar pulau2 terpencil bisa terhubung dan sejahtera, agar putra bangsa bisa membuat sendiri pesawat yang murah namun canggih sesuai kebutuhan bangsa ini. Bandingkan dengan visi teknologi dari mobil nasional, robot nasional dsbnya yang hanya berorientasi industri semata.
“I have some figures which compare the cost of 1kg of airplane compared to 1kg of rice. 1kg of airplane costs $30000 and 1kg of rice is $0,07. And if you want to pay for your 1kg of high-tech products with a kg of rice, I don’t think we have enough.” (Sumber : BBC: BJ Habibie Profile -1998.)
Kalimat diatas merupakan senjata Habibie untuk berdebat dengan lawan politiknya. Habibie ingin menjelaskan mengapa industri berteknologi itu sangat penting. Dan ia membandingkan harga produk dari industri high-tech (teknologi tinggi) dengan hasil pertanian. Ia menunjukkan data bahwa harga 1 kg pesawat terbang adalah $30.000 dan 1 kg beras adalah 7 sen. Artinya 1 kg pesawat terbang hampir setara dengan 450 ton beras. Jadi dengan membuat 1 buah pesawat dengan massa 10 ton, maka akan diperoleh 4,5 juta ton beras.
Jadi Habibie sungguh-sungguh menginginkan bangsa ini berdaulat, bukan sekedar mempelajari dan membuat teknologi yang tidak ada kaitannya dengan kondisi bangsa kini dan masa depan.
Proyek pesawat terbang, gatotkaca mengguncang dunia. Barat melalui media, berupaya melunturkan semangat kebangkitan Indonesia. Bahkan, Soeharto yang arogan itu, kini menjadi musuh masa depan bagi Kapitalisme Eropa dan Amerika.
Dikisahkan, kritik terhadap permainan Korupsi terlihat. Bagaimana mudahnya cara-cara tender kotor sering dilakukan. Habibie mengkritik itu semua. Siapa yang tidak tahu semua Partai dan Pengusaha menghalalkan konspirasi tender proyek pemerintahan untuk logistik pemilu mereka.
Jujur, Indonesia tidak pernah kekurangan para Teknokrat yang memiliki kapasitas keilmuan di atas teknokrat barat. Indonesia memliki pula para Politikus ulung yang bersahaja, taqwa bahkan jenius dalam membuat kebijakan pro-rakyat. Indonesia memiliki para ahli kesehatan yang sangat konsen dalam menyelesaikan krisis kesehatan dan penyakit. Bahkan, bila diberikan keleluasaan dan peluang bisa jadi Obat HIV/AIDS itu dapat ditemukan.
Potensi Indonesia ini begitu besar. Sangat besar sebesar luasnya wilayah teritorial Indonesia. Inilah pentingnya ruh perjuangan dan pembebasan atas penindasan dan penguatan kemandirian bangsa ditanamkan di sekolah-sekolah. Lihatlah bagaimana ruh intelektual berpadu dengan ruh pembebasan atas penindasan ini nampak pada sosok HOS Cokroaminoto, Ahmad Dahlan, Ki Hadjar Dewantoro, M. Hatta, Kartini dsb.
Alangkah jahatnya (bukan lucunya) para pemimpin negeri ini. Mereka kurang bersahabat dengan nurani dan tidak mensyukuri karunia ilahi atas Indonesia. Politik kotor telah jadi kebiasaan dan dihalalkan atas nama kepentingan kelompok. NeoKapitalisme telah subur dan mencengkram. Diperparah oleh sekolah dan lembaga pendidikan yang hanya berorientasi melahirkan intelektual atau kelas pekerja. Padahal sejatinya pendidikan melahirkan jiwa-jiwa pembebas penindasan negeri ini melalui beragam potensi yang dimiliki anak-anak Indonesia, teknologi adalah salah satunya.
Alhasil, sampai kapanpun maka Indonesia akan jalan ditempat. Kita tidak sekedar butuh banyak habibie baru, tetapi mereka yang berani berkata benar, memberikan kemampuannya dengan keseriusan dalam membangun negeri, dan tentu negeri yang besar tidak akan melupakan Tuhannya. Maka, sepatutnya lahir para birokrat, politikus, teknokrat, ilmuwan dan akademisi serta kaum muda yang mau berjuang untuk membebaskan negeri ini karena Allah SWT
Lihatlah bagaimana Habibie dengan kecintaannya pada Technology berhasil memadukannya dengan kecintaan pada Indonesia, kecintaan pada bangsa Indonesia dan kecintaan pada keluarganya. Semuanya adalah karunia Allah swt yang mesti disyukuri secara terpadu dengan perjuangan sampai mati. Bukan kecintaan pada kelompok dan golongan, dengan mengatasnamakan cinta pada Indonesia.
Kita semua yang masih mencintai negeri ini tentu merasa sedih dan terpukul ketika menyaksikan Habibie ditemani Ainun masuk ke dalam hanggar pesawat di PTDI, menyaksikan pesawat CN235. karya anak bangsa yang diperjuangkan dengan jiwa dan raga, teronggok bagai besi tua. Tiada yang berteriak membela, tiada yang peduli. Semua bungkam masa bodoh. Sambil memegang tangan Ainun, Habibie berkata: "Maafkan aku untuk waktu-waktu mu dan anak-anak yang telah kuambil demi cita-cita ini"
Sesungguhnya kita tidak sedang menangisi Habibie, tetapi sesungguhnya kita seolah sedang ditampar oleh Habibie, kita sedang menangisi diri sendiri, menangisi ketidakmampuan kita untuk menjadi seperti Habibie atau membuat pendidikan yang banyak melahirkan Habibie.
Menjadi seperti Habibie, bukan untuk menjadi intelektual seperti Beliau, namun untuk memiliki cinta murni yang sama, yaitu Cinta pada potensi unik pribadi kita, Cinta pada Bangsa ini, Cinta pada Alam Indonesia, Cinta pada Keluarga, Cinta pada Allah Swt, Cinta pada semua karunia yang ada lalu kemudian memadukannya dalam Perjuangan di Jalan Allah untuk membebaskan bangsa dan manusia demi Peradaban yang lebih adil dan damai. Habibie menyebutnya keterpaduan ini dengan Manunggal.
Habibie berkata:
”Manunggal adalah ”Compatible” atau kesesuaian, Karena dalam cinta sejati terdapat empat elemen berupa, Cinta yang mumi, cinta yang suci, cinta yang sejati dan cinta yang sempurna
Sumber : http://www.menjelma.com/2014/01/tamparan-habibie-bagi-bangsa.html
loading...
Yess...!!!
BalasHapusSemoga kita, bangsa Indonesia dapat membangun negeri ini menjadi lebih baik lagi. Semangat! Kita pasti bisa. Kita harus berusaha, meskipun dengan langkah pelan. Hal terpenting dari nsegalanya adalah pergerakan! :)
BalasHapusKoreksi itu yang di hanggar PT DI bukannya N-250 ?? CN-235 masih terbang sebagai pesawat militer sekarang
BalasHapusgak kerasa mau copot kok ni jantung ane pas udah baca ...judul artikelnya berlebihan banget sihh
BalasHapussy tdk sependapat dg penulis tentang Presiden 1 Soekarno. Soekarno waktu itu justru sangat mendukung pengiriman generasi muda untuk menguasai Ipteks di Perguruan Tinggi Luar Negeri. Bahkan pak Habibie pernah cerita bahwa Soekarno menyalaminya sblm berangkat ke Jerman. Ingat, konsep BERDIKARI adalah gagasan dari Bung Karno ?
BalasHapusN250 Mbak yang di Film itu
BalasHapushabibie, tolong tampar yang lebih kuat laagi untuk Indonesia ini.. biar lebih terasa dan terbangun dari keterpurukan yang berkepanjangan..
BalasHapuslove you indonesia
BalasHapusDalam pidatonya pada Silaknas ICMI di Kendari, Habibi mengatakan baru ada 3 negara di dunia yang pernah menghentikan industri strategisnya yaitu Jerman (ketika kalah dalam Perang Dunia I), Jepang (ketika kalah dalam Perang Dunia II) dan Indonesia (anehnya Indonesia bukan dalam kondisi kalah perang). Tampaknya Indonesia menghentikan industri strategisnya karena tekanan asing yang memaksa Presiden Suharto menandatanganinya. Iniberarti tanpa sadar bangsa kita masih hidup dalam cengkraman negara lain. Kita belum merdeka dalam bentuk yang lain.
BalasHapusniceee info gan seneng main ke blog ini
BalasHapusLuar biasa.. sangat mengharukan dan benar-benar memberikan inspiratif yang bisa membuka mata dan hati kita lebar-lebar jauh ke depan...
BalasHapusSemoga Terlahir Habibie Muda Dari Keturunanku yg akan Mampu mewujudkan Cita2&Impian Beliau (Bpk Prof.Dr.Baharuddin Yusuf Habibie ) Amin.Amin.Amin..Yaa ALLAH.
BalasHapusijin copas oleh kan yaahh??
BalasHapusYah, kita sudah berada dalam pusaran korupsi, sangat sulit untuk keluar dari pusaran itu, begitu berusaha keluar arus besar menghempas dan menyeret kita ke pusarannya. Hanya tenaga besar yang mampu meredam pusaran itu. Yakni satu kata dan niat harus dilakukan secara gotong royong dan harus dimulai dari diri masing-masing. Untuk lebih cepat nya harus dimulai dari penguasa dengan statement yang kuat dan sangsi yang dilaksanakan dengan adil.
BalasHapusHabibie, sosok yang masih sangat kukagumi hingga saat ini.
BalasHapusHabibie alumni Eropa; di Indonesia lebih banyak alumni dr Amerika ... ; tak heran kalau Habibie tergenjet oleh persaingan tsb. Amerika sangat mengingikan Indonesia, melalui alumni2 dr Amerika itulah Indonesia terjajah oleh kepentingan Amerika. Sekarang ini kita bisa rasakan ...
BalasHapustulisan yg sangat menyentuh. bahkan untuk membangun sarana transportasi masal yang baik saja bangsa kita sepertinya tak mampu, dengan barbagai alasan, pembebasan lahan, dpr tidak setuju, dll. yg terkesan dicari-cari, atau diada-adakan, semoga akan lahir pemimpin2 baru yang bisa melihat dengan mata hati, demi kesejahteraan generasi nanti,,,
BalasHapusSemoga segera lahir kembali tokoh2 sekaliber Habibie untuk Indonesia maju!
BalasHapusYa, Indonesia paling hanya menyesal. Mau apa? sudah terlanjur. Seharusnya belajar pada masa lalu dimana seringkali ganti pemerintahan ganti pula kebijakan. fenomena itu pun masih ada di Indonesia hingga saat ini. Bukan mengevaluasi dan memperbaiki agar menjadi lebih baik, tapi lagi-lagi dengan mengganti. Lalu untuk apa kurikulum di perkuliahan dan di sekolah sekolah tentang pembelajaran monitoring evaluasi kalo itu tidak dipraktekan.
BalasHapussubhanallah ya, saya baru sadar
BalasHapusWaow!
BalasHapusGemetaran... Saya Membacanya... Thanks artikelnya Info segala Online
BalasHapusHmm, jadi banyak berfikir nih...ternyata kita jauh, jauh dari kecerdasan.
BalasHapusMari memulai membangun bangsa..(Toko Alat Bekam)
ada yang punya ide untuk menyatukan misi untuk kebaikan indonesia, forum mungkin?
BalasHapussulit memang...sekolah di komersilkan,jadi wakil rakyat KORUPSI,jadi pemimpin SOK2AN,tdk AMANAH,mau dibawah kemana Banasa ini.sulit cari figur HABIBIE,mau bisah pandai gimana sekolah tawuran terus.PUSING DEHHHH
BalasHapusAssalamu Alaikum Wr. Wb Kakak
BalasHapusSelamat Malam
Sekiranya tidak ganggu kakak dan kakak punya luang waktu. Dapatlah kiranya kakak mampir ke https://www.facebook.com/bajubolagrosironline
LIHAT KOLEKSI BAJU BOLA KAMI, dan mohon berkenan memberi KLIK SUKA / LIKE. untuk jadi member kami
Salam hangat, sukses selalu buat kakak
semoda Allah SWT menyelamatkan negri indonesia dan memanfaatkannya untuk peradaban yang lebih baik bagi kita dan anak keturunan kita...aamiin
BalasHapusHmmm, Pak Habibie memang anak bangsa yang luar biasa mimpinya. Tetapi mimpinya yang luar biasa, mungkin malah membuat dirinya sedikit tidak realitis. Saya pribadi sangat kagum dengan apa yang dilakukan Bapak Habibie dengan apa yang telah dicapainya baik di bidang sekolah maupun karir, karena pada saat ini saya juga bekerja di Jerman.
BalasHapusKetika penulis artikel ini seperti mengucilkan industri mobnas atau robot, saya mempunyai pikiran lain. Menurut saya, seharusnya indonesia memantapkan pengetahuannya pada industrie Mobnas dan Robot dulu. Karena Industri inilah yang bisa jadi fundament dari mega industrie yang diusung Bapak Habibie. Jika kedua industri ini sudah mature, maka tidak susah untuk membuat industri yang lainnya. Setau saya industri pesawat yang diusung bapak kita Habibie itu bisa jatuh, memang dikarenakan banyak teknologi dan komponen yang masih dibeli dari luar negeri. Intinya kita pun masih ketergantungan dulu, sehingga gampang digoyah dan banyak kehilangan duit investasi. Ini yang saya maksud kalau Bapak Habibie sedikit tidak realistis.
Tapi mungkin saya juga salah, dengan mempunyai pemandangan seperti itu. Mungkin memang Bapak Habibie bisa lebih mengetahui medan dari perindustrian indonesia saat itu. Maaf jikalau komen saya kurang berkenan, tapi itu cuman isi dari pikiran saya.
Penuh dengan Inspirasi, terima kasih telah berbagi info yang luar biasa_
BalasHapusini pelajaran yang baik utk kita semua, pertanyaannya yang ada adalah "Bagaimana caranya mencari pemimpin atau pejabat dinegeri ini yang memiliki Roh Pejuang yang sejati ???
BalasHapusIya.. inilah yang sedang terjadi.. banyak yang menyesakkan dada, tapi tak bs berbuat apa2.. sungguh malu diri ini..
BalasHapusindonesia bnyak orang2x pinter tapi yng lebih banyak lagi orang2x yng ngepinterin.....ndah yng bikin bangsa ini rusak ya orang2x yng punya mental ngepinterin padahal sebenarnya ntak tau apa2x aji mumpung....orang2x ini yng bnyak bercokol di pemerintahan bangsa ini...hapus bumi hanguskan orang2x ngepinterin dan antek-antek nya..insyallah indonesia bisa berdiri sendiri, wong indonesia kaya raya (air, udara, dan bumi mempunyai nilai tak terhingga)...
BalasHapusSalut buat Pak Habibie. Gbu n fam
BalasHapusBAPAK PEMIMPIN DUNIA yg pernah ada di Negara Kaya RI.
BalasHapusCobalah lihat dan baca pakai hati, namun masalahnya pimpinan negri ini banyak yang tak punya hati
BalasHapusMungkin sekarang ini gak ada lagi habibie-habibie baru karena takut nasibnya sama seperti Habibie dulu, hasil karyanya, tidak ada yang berteriak membela, tiada yang peduli, semua bungkam masa bodoh.
BalasHapushabibi adalah seorang tokoh besar indonesia yang di sia-sia kan oleh bangsa ini dengan segala tuduhan yang ditujukan kepadanya bahwa dia adalah orang yang tidak nasionalis karena melepas timor leste dari NKRI, tapi menurut saya itulah yang terbaik yang telah beliau perjuangkan.
BalasHapusIndonesia merupakan negara yang sangat kurang menghargai ilmuwan dan ilmu pengetahuan. jadi wajar negara kita menjadi ekor negara kapitalis..
BalasHapusBeliau adalah salah satu dari Putra Terbaik Bangsa, juga pendamping Beliau, Almarhumah Ibu. Kiranya pada saat CN235 mengudara, kita, komponen bangsa, lebih GIGIH mendukung, baik di forum bilateral maupun multilateral. Permainan "bisnis" internasional yang akhirnya menggulung CN235...namun insya Allah, putra-putra Bangsa lainnya, mari sama-sama kita teruskan dan lebih GIGIH kembali menerbangkan CN235, baik dari sisi politik, ekonomi, maupun sosial...
BalasHapuscinta pada negeri Indonesia, itulah kata kuncinya...
BalasHapusSaya sangat berharap pak Habibie dan putra beliau segera merealisasikan pembuatan pesawat terbang yang beberapa tahun lalu sempat beliau sampaikan, agar rakyat Indonesia ini memiliki kebanggaan (nation pride) kembali...
BalasHapusTidak usah menyinggung kekurangan pemerintahan Sukarno dengan "tidak jelas mendengar itu".Saya tidak tahu jaman Soekarno masih SD. Logika saja, belum lama merdeka menurut pribadi saya prioritas utama Negara saat itu kestabilan politik, menyusul ekonomi bangsa setelahnya membangun dan memajukan bangsa untuk hidup adil dan makmur. Cita cita Habibi bagus, kalau kemampuan negara sudah sampai kesana, kalau dipaksakan ya hasilnya hancur ... tapi namanya ambisinya habibi. Eksklusifitas intelektual masyarakat dibawah naungan industry Habibi bukan main melahirkan banyak arogansi sebagai orang ter... yang ter dan ter... Habibi si menteri super kuasa juga ... tanya para pengusaha lain sejamannya, contoh industry kapal laut sarana transportasi yang lebih efektif untuk negara kepulauan malah dikesampingkan demi ambisi bikin industry pesawat. Kapal laut juga sama kerenya dengan pesawat terbang kalau dilengkapi dengan technologi canggih. Para ahli perkapalan terus dianggap nothing tidak penting ..sombong. Australia saja tidak tergesa2 bikin pesawat sendiri... yang penting mencukupi kebutuhan pangan dari hasil dalam negeri, Intinya tidak perlu menyinggung masa silam yang habis merdeka politik belum stabil mau nyaingin Jerman Amerika. Aku inget... masa kecilku hidup kota hanya anak pegawai negeri .., makan bubur jagung 3x sehari sudah terima kasih, nasi belum tentu makan sekali dlm seminggu ..., tetanggaku banyak yang gondongan, kudisan pada kurang makan.. duh byuh byuh mau langsung industry pesawat, kasih makan rakyat dulu kenapa?
BalasHapusanak bangsa adalah aset paling berharga untuk negeri ini, dengan membangun semangat nasionalisme disertai dengan pengembangan intelektual serta spiritual yang baik, maka anak bangsa dapat tumbuh menjadi sosok yang dapat aktiv berkontribusi dalam bidangnya masing- masing untuk kepentingan bangsanya, bukan semata- mata untuk kepentingan individu maupun kelompok. oleh karenanya penting sekali untuk memperbarui kurikulum pendidikan agar lebih banyak ditambahkan materi pembelajaran yang menyangkut kewarganegaraan, nasionalisme, serta pengetahuan tentang wawasan nusantara
BalasHapusbaca kaya gini.,,,,,,,,nangis juga ...................
BalasHapustdk bs berkata apa2... entahlah hrs berkomentar apa....
BalasHapusSubhanalllah, apa yg paparkan kisah Habibi diatas adalah salah satu contoh, orang2 yg memiliki komitmen utk perbaikan bangsa ini. Banyak contoh2 lainnya, mulai dari para pahlawan hingga saat ini. Orang2 yg memiliki komitmen utk perbaikan bangsa ini senantiasa terlindas oleh sistem yg memang sengaja diciptakan oleh orang2 yg tidak menginginkan Indonesia maju. utk menjegal orang2 yg memiliki komitmen. Hal ini dpt dilihat dr sistem PEMILU langsung yg menuntut biaya tinggi, ini kita tahu semua. Lebih baik sistem pemilihan pemimpin ditetapkan oleh DPR dan MPR. Atau contoh yg dilakukan PKS dalam penetapan Calon Presiden. Sehingga orang2 yg memiliki integritas akan mendapatkan tempat yg sesuai. Bukan sekarang, yang sebagian besar pemimpin dan politisi DPR adalah hasil transaksi, maka jangan berharap akan mendapatkan perbaikan, sementra rakyat dibodohi dgn sistem seperti ini. Wawllahu 'alam.
BalasHapusMaaf menurut saya artikel ini kurang akurat dan agak menyesatkan. Di artikel tertulis bahwa habibie melakukan perlawanan terhadap rezim Soekarno, padahal BJ Habibie sendiri mengatakan dia termasuk dalam gelombang IV program pengiriman Putra-putri terbaik bangsa untuk belajar ke luar negeri yang dicanangkan Presiden soekarno thn 1950. Coba cek di google banyak sekali beritanya...
BalasHapusProgram ini benar, karena paman saya sendiri pada tahun 1960 dikirim ke Rusia belajar perkapalan.
Jadi tidak benar kalau rezim Soekarno maupun Soeharto tidak "care" terhadap teknologi...
Terharu memang bacanya, saya sampai merinding.
BalasHapus"Maafkan aku untuk waktu-waktu mu dan anak-anak yang telah kuambil demi cita-cita ini"
amazing.. :)
BalasHapusBaiklah...kalau begitu mari kita bersatu...tapi pesawat jadi no 100...sekarang yang penting tentang banjir,kemacetan dan korupsi...ayo habibie muda...mana pikiran dan tindakan mu.
BalasHapusLove for Indonesia
Inspiring :)
BalasHapusBangsa Indonesia yang berjiwa seperti Habibi perbandingannya terlalu kecil dan godaannya terlalu besar dari iri, takut kalah saingan / karena banyak orang kurang sportif jadi akhirnya tenggelam
BalasHapusdari dahulu sampai sekarang saya mengidolakan Pak Habibie... di zaman beliaulah tidak terjadi Korupsi Kolusi dan Nepotisme terutama pada penerimaan CPNS. Karena saya diangkat PNS di era beliau. Termasuk Harga Hasil Pertanian dari Para petani sangat tinggi. Nilai tukar rupiah terhadap dolar menurun. Rakyat menjadi sejahtera. dan belum pernah terjadi lagi setelah itu..... Sayang beliau terlalu singkat waktunya memimpin bangsa ini. negeri ini semakin terpuruk sejak para "Iblis" memimpin negeri ini tanpa hati nurani. Saya yakin dan percaya bangsa ini akan bangkit lagi pada waktu yang tidak bisa ditentukan mungkin setelah terpecah belah menjadi beberapa negara bagian yang tentunya bukan negara kesatuan Indonesia lagi. Kapan???? tunggu saja sampai bosan dan selagi umur masih ada....
BalasHapusmana buktinya habibie bisa bikin pesawat....puluhan tahun jadi menristek mana hasilnya.
BalasHapusnunggu kiamat!!!!!!
mari mulai dengan mendidik habibie kecil di keluarga...~
BalasHapuspa habibie adalah harga berharga bangsa Indonesia, i'm pround of you sir :D
BalasHapusnumpang copas gan..
BalasHapusSepertinya memang begitulah kondisi politik Vs Kemajuan Bangsa, tidak ada yang bisa diharapkan dari berpolitik, setidaknya kemajuan dan kemakmuran bangsa menjadi tujuan utama sehingga tidak boleh dihalangi oleh kegiatan politik. . Mari kita bercermin.. saat ini saja penerima BU banyak yang tidak mau ditempatkan di luar jawa. . Indonesia Bukan Jawa saja kawan. Jika kalian mencintai indonesia berkelilinglah dulu baru bercerita., jangan apa kata orang., apa lagi kata TV, Atau surat kabar., Cross check dulu nanti kalian akan menyesal. .
BalasHapusPesawat yang ditangisi pak Habibie dan menjadi bangkai besi itu N-250, Bukan CN-235.
BalasHapusAlangkah lucunya negeri tercinta ini. :((
Sebenarnya apa yg salah dgn sitem pendidikan di Indonesia,..????...
BalasHapusindonesia sekarang ijasah hanya menjadi simbol n pendidikan semakin tidak dihargai sehingga banyak terjadi praktek jaul bli ijazah di kampus kampus dengan uang belasan juta bisa memperoleh ijazah s1 tanpa harus kuliah bagaimana indonesia bisa maju kalau cara berfikir generasi muda nanti sudah seperti ini
BalasHapusSedih deh...dijajah bangsa sendiri nyakitin banget....Semoga Pak Habibie sehat selalu yaa...Barakallah...
BalasHapusHabiebi memikirkan bangsa dan negaranya, kita ini lebih banyak memikirkan apa yang dapat kita kuras dari negara.
BalasHapustes
BalasHapusbegitu......
BalasHapusAyo Maju!!
BalasHapusbagus sekali P.Suhendar ulasannya ttg sosok habibie, semoga byk pendidik kt yg terinspirasi shg bs menularkan ke anak didiknya. Kunci yg dimiliki oleh Habibie adalah Cinta dan Kasih Sayang. Namun sayangnya kunci itu ada di otak kanan manusia yg jarang diasahnya, bahkan dicuekkan berpuluh-puluh tahun. Apa yg dirasakan oleh P.Suhendar adalah salah satu kekuatan otak kanan, shg kita bs banyangkan bgmn seandainya jk semua pendidik kita sama dg yg dirasakan oleh Bapak. Yaitu Rasa cinta tanah air yg tinggi. dan Rasa ingin berbuat baik bagi orang lain. Selamat P.Suhendar, kembangkan terus apa yg bapak rasakan saat ini. Mudah2an P.Wawan bs menyelenggarakan Pelatihan Otak Kanan bg Guru2 di Pangandaran, direncanakan tgl.22-23 Peb.2014.
BalasHapuswah, sayang sekali ya. bangsa sehebat ini selalu dipimpin oleh orang yang salah :(
BalasHapusmohon maaf sebelumnya jika isi tulisan saya agak amburadul, maklum saya tdk biasa menulis hehe....bagi saya apa yg diungkapkan pak Habibie memang adalah sebuah tamparan yg pastinya memiliki makna yg sama jika kita menampar seseorg...artix perilaku org tersebut sudah keterlaluan/kelewat batas shg perlu ditampar agar bisa sadar dan mengerti kesalahannya namun utk membuat jantung serasa mau copot sih enggak...kr sebenarnya banyak dari kita yg tahu dg keadaan yg diungkap habibie...hanya saja bebrapa diantara kita cuek saja kr berada dlm posisi yg aman (org2 sukses baik di dunia usaha maupun lainnya), cuek kr ingin mempertahankan posisi yg aman (takut sama penguasa), ada juga yg tdk mampu berbuat banyak kr keterbatasannya, dll. Entahlah...menurut saya kebanyakan dari kita bangsa Indonesia memiliki mental yg bobrok mungkin akibat penjajaahan selama 350 tahun + 3 tahun oleh bangsa lain (ini setara dg lbh dr 14 generasi) bayangkan mental kita dibentuk oleh penjajah yg tdk menginginkan kemerdekaan kita, terus memperbodoh kita selam lbh dr 14 generasi, memiskinkan rakyat...akibatx pd sebgn besar dari kita tumbuh bermental buruk, spt yg diinginkan penjajah meski pd akhirx kita dpt meraih kemerdekaan kita, namun mental itu sdh terbentuk dan menurun ke generasi berikutnya, yang disayangkan adalah setelah merdeka, pendidikan kita tdk membentuk mental kita, pendidikan kita semata utk tahu suatu bukan mendalami suatu ilmu shg bangsa kita yg sdh bermental buruk dididik menjadi seorg pekerja. Akibatnya bisa dibayangkan...akan lahir org2 dg predikat sarjana yg tdk mendalami ilmunya (hasil ujian tinggi kr nyontek, bocoran soal atau nilai yg didongkrak) dan hanya bisa bekerja( tdk menciptakan sesuatu /tdk kreatif kr kedangkalan ilmu). bekerja juga tanpa ilmu yg memadai akan menghasilkan pekerjaan yg krg bermutu...itulah mengapa negara kita amburadul kr ditangani oleh org2 spt ini...so...mari benahi pendidikan..dimulai dari penanaman nilai2 luhur dlm keluarga kita. Terutama nilai2 kejujuran..kemampuan menghargai org lain, tanggung jawab, kepedulian, ketekunan dan kemauan utk berkorban...nilai2 yg saya sebutkan tadi sdh terkikis pd bangsa kita shg yg terlihat adalah org2 pandai spt habibie tdk dihargai, malah org dg ilmu yg dangkal, banyak bicara kosong, kurang kreatifitas yg banyak dihargai, berlomba2 memperkaya diri kr ingin dihargai (yg menghargai org kaya yg bodoh dan tdk berakhlak hanya org bodoh juga, jadi jika anda termasuk org yg memilih wakil rakyat yg bodoh anda adalah org bodoh, hehehe), sifat ini adalah warisan dari penjajah...(penjajah merasa lbh hebat dari kita kr kekayaan mereka...ingat tujuan mereka menjajah adalah memperkaya bangsa mereka jadi yg ada di otak penjajah hanyalah kekayaan utk diri dan bukan kekayaan yg bermanfaat bagi org banyak, jadi kalo anda termsk org yg selalu berpikir mau jadi kaya utk dpt dihargai berarti anda itu ....pikirkan sdr aja lah...). Harapan saya mari kita tanamkan kembali nilai2 luhur kita yg sdh terkikis itu...dengan ijin Allah maka problem bangsa kita akan teratasi...mari didik anak2 kita...jgn paksa mereka menjadi org yg hanya sukses di pekerjaaan sekedar utk memperoleh banyak uang....utk bisa hidup bergelimang harta dan selalu mau dihargai hanya kr lkelebihan harta itu. Sekali lagi mari tanamkan nilai2 luhur itu...
BalasHapusVISIONER, dan terus berkarya.
BalasHapus-Plunata entertainmet-
An Epic Story by US.
itu namaya pejuang....pejuang yg melepaskan timtim dr indonesia
BalasHapusSip mantap,..."Bentengi diri dengan Iman dan Taqwa".
BalasHapuswww.badanwakafnusnatara.com
Subhanallah, Semoga di masa depan Indonesia akan memiliki Habibie - Habibie muda yang BISA membaca peluang dan memiliki integritas kebangsaan, kepedulian pada harkat kesejahteraan rakyat sebagaimana diamanatkan dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.
BalasHapusSalah satu kuncinya adalah komunikasi, seingat saya, pada 2 masa kepemimpinan awal negara Indonesia, yang namanya RENCANA PEMBANGUNAN itu disosialisasikan bahkan jelas dituangkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negera, sehingga rakyat pun tahu dan bisa ikut serta bahkan mengawal atau meluruskan jika ternyata haluannya tidak sesuai.
Dan pada masa-mas kepemimpinan sesudahnya rakyat tidak pernah bisa memahami haluan Negara ini.
Kunci yang kedua adalah BERANTAS KORUPSI tidak hanya slogan. DUKUNG KPK untuk tetap bisa TEGUH Pada JANJINYA menjadi salah satu Lembaga Penjaga Pengawal Kedaulatan Negara yang BERSIH DARI KORUPSI.
Semoga Allah ta'ala senantiasa membimbing kita ke jalan yang diridloiNYA. Aamiin.
bagus
BalasHapusEWREWRWERWERW
BalasHapussungguh menginspirasi dan menggerakkan ruh perjuangan kita...
BalasHapusbagiamana bs rezim sukarno disebut tdk mendengar atau memandulkan wong habibie br lulus dari studi teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang di RWTH Aachen, Jerman Barat dengan menerima gelar diplom ingenieur pada 1960 dan gelar doktor ingenieur pada 1965 dengan predikat summa cum laude. kenap habibie tidak balik ke indonesia karean situasi politik dalam negeri. banyak anak2 bangsa yang d krm belajar ke luar negeri oleh Sukarno saat balik ke Indonesia malah di penjara/ di asingkan bahkan konon dibunuh oleh rezim Suharto. Suharto bisa menerim Habibie karena Suharto kenal dgn ortu Habibie bahkan hadir saat bapaknya wafat saat suharto jadi panglima mandala di makassar
BalasHapusBenar-benar merinding saya baca ini.... tak terasa air mataku menetes...
BalasHapusHabibie sudah teruji kemampuannya, ketika beliau memimpin rupiah menguat drastis, hanya saja Indonesia sudah penuh dengan pemimpin yg lebih mementingkan isi sakunya sendiri daripada isi perut rakyatnya. semoga Allah memberkahi beliau
BalasHapusInilah sebenarnya sosok pemimpin yang kita perlukan
BalasHapusBenar banget, kegelisahan atas masalah dan akar masalah bangsa saat ini tdk muncul dari pemimpin kita, krn dasarx kepentingan...wel,mulai dari diri sendiri, saat ini dan kompetensi yg kita miliki u berbuat banyak buat negeri...
BalasHapusbapak bangsa, semoga Allah membalas semua kebaikan beliau :)
BalasHapusItulah semangat NASIONALISME INDONESIA yang sejati kalau jaman SOEKARNO semangatnya meNasianalisasi seluruh Perusahaan Asing di Indonesia cuma akhirnya kandas di tangan KAPITALIS dan di akhir jamannya SEHARTO baru menyadari semangat Nasionalisme sebelum jatuh karena dia sudah mulai berani meninggalkan Kontrak2 dengan Barat tapi terlambat karena Kapitalisme Barat buru2 menjatuhkan SOEHARTO.
BalasHapusJaman Reformasi semua Pemimpin Indonesia tunduk dan patuh pada Kapitalisme Barat yang akhirnya menjadikan kita tak lebih senagai Bangsa KULI.
Mari kita bangkitkan kembali semangat NASIONALISME kita dengan mengelola sumber daya alam MIGAS dan MINERAL di bawah Pemerintahan yang bersih INSYA ALLAH kita bisa memakmurkan seluruh RAKYAT INDONESIA.
dgn semangat nya Pak Habibie ingin membangun bangsa indonesia Maju,,, n dengan keuntungan individual mereka berkoar2 agr mencontoh pak Habibie agr mampu berkiprah di luar negeri ... namun syangnya mrk tdk menyadari atas tindakan nya....
BalasHapusadmin, tolong cantumkan sumber asli dong.. itu susah-susah saya nyusun nya
BalasHapushttp://www.kaskus.co.id/thread/511a20e0601243d127000008/tamparan-habibie-buat-bangsa-indonesia--nyesek-ane-bacanya/
ironis sekali
BalasHapusho?
BalasHapusKalau Soeharto dengan kearoganannya mendeklarasikan dirinya sebagai Bapak Pembangunan, maka Habibi dengan kesantunannya harus kita deklarasikan sebagai Bapak "Teknologi Bangsa".
BalasHapusbelum baca buku, begitu nonton filmnya keren juga
BalasHapussemoga rakyat indonesia ke depannya tidak salah memilih pemimpin dan wakil rakyat yang menjadi tumpuan untuk merubah Indonesia yang kita cinta ini menjadi negara yang mandiri dan sejahtera
BalasHapussemoga di taun 2014 ga salah pilih...
BalasHapuswajib ditancakan pada bangsa ini
BalasHapusHanya satu orang yang sanggup berpikir nalar untuk membikin pesawat.... yang lain harus sekolah dulu dan mengikuti sop yag ditentukan. Itu Pak Habibie. Hanya 1 orang yang sanggup berfijir nalar fisika dari setiap 10 juta orang Indonesia. Harusnya pemerintah sadar pentingnya investasi laboratirium riset fisika yang 99% rakyatnya tidak mungkin bisa nalar begitu saja.
BalasHapussedih
BalasHapuswah
BalasHapus