Leher Menghitam Gara-Gara Utang

loading...
AkuIslam.Id - Auf bermimpi bertemu dengan sahabatnya Sha'b yang sudah wafat. Anehnya, leher sahabatnya itu menghitam. Ternyata itu karena utang yang belum dibayarnya. Akhirnya Auf membantu Sha'b membayar, dan tanda hitam di leher Sha'b pun menghilang.

Pada zaman Rasulullah Saw masih hidup, ada dua orang lelaki dari kalangan sahabat Nabi Muhammad Saw berteman baik. Mereka saling silaturahim antara satu dengan lainnya. Kedua sahabat Nabi itu bernama Sha'b bin Jastamah dan Auf bin Malik. Pada suatu hari, Sha'b mengunjungi rumah Auf. Sebagaimana biasa pembicaraan masalah keluarga dan dakwah agama Islam.

Setelah lama berbicara masalah perkembangan agama Islam. Akhirnya, Sha'b berkata kepada Auf, "Wahai saudaraku Auf aku punya usul. Insya Allah usul ini baik sekali bagi kita berdua."

"Coba usul kamu apa. Insya Allah aku pasti senang," jawab Auf.

"Wahai saudaraku, siapa di antara kita yang meninggal dunia terlebih dahulu, hendaknya saling kunjung mengunjungi," papar Sha'b dengan tersenyum.

Mendapat pernyataan dari sahabatnya itu, tentu saja Auf senang sekali. "Aku setuju sekali. Jika aku yang meninggal duluan, maka kamu yang berziarah ke makamku. Begitu juga sebaliknya. Jika kamu wafat lebih dulu maka aku akan berziarah kemakam kamu?" jawab Auf.

PERTANGGUNG JAWABAN

Beberapa hari kemudian setelah pembicaraan di atas, Sha'b sakit keras. Lalu, Allah memanggilnya. Sha'b meninggal dunia terlebih dahulu, karena sudah berjanji maka Auf takziah ke rumah Sha'b. Usai pemakaman Sha'b, Auf pulang ke rumahnya.

Pada suatu malam Auf bermimpi. Ia melihat Sha'b datang mengunjunginya.

"Wahai saudaraku, apakah kamu benar bernama Sha'b?" tanya Auf

"Benar. Aku sahabatmu." jawab Sha'b

"Bagaimana keadaan dirimu?" tutur Auf.

"Aku mendapatkan keampunan setelah mendapat musibah," jawab Sha'b.

Setelah mengamati Sha'b dengan teliti, Auf agak terkejut melihat leher Sha'b ada tanda hitam.

"Apa gerangan tanda hitam di lehermu itu?" tanya Auf.

"Ini adalah akibat sepuluh dinar yang aku pinjam dari seseorang Yahudi, maka tolong jelaskan utang tersebut. Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa tidak satupun kejadian yang terjadi di dalam keluargaku, semua terjadi pula setelah kematianku.

Bahkan terhadap kucing yang matipun dipertanggungjawabkan juga," jawab Sha'b.

Pembicaraan di antara kedua lelaki yang bersahabat itu terhenti karena Auf terjaga dari tidurnya. Dia menyadari bahwa semua yang dimimpikannya itu merupakan pelajaran dan peringatan baginya.

MEMBAYAR UTANG

Pada pagi harinya dia segera pergi ke rumah keluarga Sha'b.

"Selamat datang wahai Auf. Kami sangat gembira dengan kedatanganmu. Apa gerangan keperluan Anda?" kata keluarga Sha'b.

Auf menerangkan maksud kedatangannya untuk memberitahukan semua mimpinya malam tadi. Keluarga Sha'b paham akan semuanya dan percaya bahwa mimpinya itu benar. Mereka pun mengumpulkan sepuluh dinar dari uang simpanan Sha'b sendiri. Lalu diberikan kepada Auf agar dibayarkan kepada si Yahudi.

Auf segera pergi ke rumah s Yahudi untuk menjelaskan utang Sha'b, "Adakah Sha'b mempunyai tanggungan sesuatu kepadamu?" tanya Auf.

"Rahmat Allah ke atas Sha'b Sahabat Rasulullah SAW. Benar, aku telah memberinya pinjaman sebanyak sepuluh dinar," jawab si Yahudi.

Setelah Auf menyerahkan sepuluh dinar, si Yahudi berkata, "Demi Allah dinar ini serupa benar dengan dinarku yang dipinjamnya dulu."

Dengan demikian, Auf telah melaksanakan amanah dan pesan saudara seagamanya yang telah meninggal dunia. Tak lama kemudian Auf bermimpi bertemu lagi dengan almarhum Sha'ab, Nampaknya, almarhum sedang tersentum dan tanda hitam di lehernya sudah tidak ada lagi.

from Aku Islam http://ift.tt/2kJky0R
Sumber KLIK Di Sini atau http://www.akuislam.id/
loading...

0 Response to "Leher Menghitam Gara-Gara Utang"

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar dan juga memberikan kritik untuk perbaikan blog ini. Maaf, Komentar yang tidak berhungungan dengan artikel atau hanya pengen beriklan, akan dihapus. Komentar langsung tayang.