Akibat Tidak Pandai Bersyukur, Gagal Bekerja

loading...
AkuIslam.Id - Setelah lulus dari SMA tahun 2005, saya langsung mengajar di salah satu SD Negeri sebagai tenaga sukarelawan. Untuk menunjang status guru, maka saya kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta.

Akhirnya, saya mengajar sambil kuliah. Hari demi hari saya lewati dengan kesbukan. Tiada waktu yang kosong tanpa sebuah kegitan. Lebih dari enam bulan, saya menjalani keadaan seperti itu.

Namun, menghadapi rutinitas itu, sifat ketidaksabaran saya muncul. Saya merasa bosan, jenuh, pesimis, dan tertekan. Saya ingin mencari suasana baru yang dapat mengubah nasib hidup saya. Terlebih lagi, honor mengajar yang saya terima tidak dapat memenuhi keperluan hidup sehari-hari, termasuk biata kuliah saya. Akibatnya, keinginan saya untuk bebas dari segala tekanan pun kian kuat.

Pertengahan tahun 2006, salah satu keluarga saya menginformasikan bahwa ada sebuah Lembaga Pendidikan (LP) Perhotelan dan Kapal Pesiar di Bandung. Lembaga tersebut memberikan pendidikan selama satu setengah bulan dan menjanjikan penempatan kerja setelah lulus.

Tanpa berpikir panjang, saya memutuskan untuk mengikuti pendidikan tersebut. Otomatis saya berhenti mengajar dan cuti kuliah: "Dengan waktu yang singkat, saya akan mendapatkan pekerjaan yang enak dan uang banyak," Begitulah pikiranku saat itu.

Setelah menyelesaikan pendidikan di Bandung, LP tersebut menawarkan lowongan kerja ke Malaysia. Syaratnya, saya harus menanggung biaya sebesar enam setengah juta dimana proses pemberangkatannya tidak lebih dari tiga bulan.

Sebagai uang muka, orang tua saya pun membayar uang muka sebesar empat juta rupiah kepada sebuah agen. Selanjutnya, saya tinggal menunggu waktu pemberangkatan yang telah dijanjikan oleh agen tersebut.

Saya merasa yakin dan bahagia kalau saya akan bekerja di luar negeri dengan gaji yang kata orang besar.

Tak terasa, waktu terus berlalu hingga tibalah pemberangkatan yang telah dijanjikan itu. Namun apa yang terjadi? Agen itu belum bisa memberikan kepastian berangkat dengan berbagai alasan yang membingungkan.

Akhirnya, saya pun memutuskan untuk mengundurkan diri dan mengambil kembali uang yang telah disetorkan. Akan tetapi, agen itu telah ke tempat lain yang saya pun tak tahu dimana. Akhirnya, saya menyadari bahwa saya telah tertipu.

Saya tak dapat berbuat apa-apa. Yang ada hanya kecewa, marah, bingung, sedih dan menyesal yang tidak ada gunanya lagi.

Berdasarkan cerita singkat di atas, saya mengambil pelajaran bahwa apapun bentuk pekerjaan yang kita miliki selagi tidak bertentangan dengan ajaran Islam, hendaklah dikerjakan dengan senang hati dan menghadap ridha ALlah swt.

Hal ini agar kita menjadi manusia yang bersyukur atas nikmat-Nya. Saya berharap sahabat Akuislam.idyang membaca kisah ini bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari pengalaman hidup saya ini.

from Aku Islam http://ift.tt/2C2IbsX
Sumber KLIK Di Sini atau http://www.akuislam.id/
loading...

0 Response to "Akibat Tidak Pandai Bersyukur, Gagal Bekerja"

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar dan juga memberikan kritik untuk perbaikan blog ini. Maaf, Komentar yang tidak berhungungan dengan artikel atau hanya pengen beriklan, akan dihapus. Komentar langsung tayang.