loading...
Bermula dari kegersangan saat beribadah di gereja, Chandra mulai tertarik dengan Islam. Ia begitu terenyuh melihat temannya yang muslim terlihat khusyuk ketika sholat. Ia pun kemudian memutuskan untuk menjadi mualaf. Berikut kisahnya. Sumber : http://ceramahbersama.blogspot.co.idIlustrasi |
Nama saya Chandra. Aku lahir di Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai umat Kristen, namun kini aku tinggal di Surabaya sebagai umat Rasulullah Saw. Aku sangat bersyukur karena seiring waktu, kebenaran yang dulunya tidak pernah terlintas dalam benakku, akhirnya datang juga.
Ketertarikanku dengan Islam bermula saat melihat rekan kerja yang muslim khusyuk sholat. Memang aku punya teman yang beragama Islam. Meski beda agama, namun kami bekerja dengan saling menghormati agama masing - masing.
Aku merasa salut, di tengah kesibukan mereka, teman - teman muslim saya tetap sholat. Saat tiba waktu sholat, mereka langsung menuju musala dan menunaikan sholat.
Suatu ketika, aku mencoba untuk memperhatikan cara mereka lebih detail. Dari jarak yang relatif dekat, aku melihat mereka sangat khusuk dalam sholat, seakan ada kenikmatan yang mereka rasakan di balik ibadah itu. dari gerakan ke gerakan aku memperhatikan mereka hingga akhirnya muncul ketertarikan dalam hatiku untuk mengetahui lebih banyak tentang sholat.
Saat kami sedang berkumpul, aku mencoba menanyakan tentang ibadah itu. Tanpa ada keberatan, mereka lantas menjelaskan tentang hakikat sholat dengan detail. Mereka mengaku mendapatkan kenikmatan tersendiri ketika sholat. Hal itu lain dengan apa yang aku rasakan saat di gereja, aku tidak pernah merasakan seperti itu.
Setiap kali berkumpul dengan teman - teman muslim, aku selalu menyempatkan diri untuk bertanya lebih banyak tentang Islam dan ajarannya.
Diam - diam aku mengakui bahwa Islam adalah agama yang benar. Di situlah aku mulai menginginkan untuk menjadi muslim, Namun di sisi lain aku masih berat meninggalkan agama nenek moyangku, lebih - lebih karena keluargaku masih beragama Non Islam. Ini menjadi pertarungan bagiku, sebab aku yakin bahwa jika aku pindah Agama, tentunya akan ditentang oleh keluargaku.
Kondisi itu benar - benar tidak mudah bagiku untuk mengambil keputusan. Namun rasa tertarik terhadap Islam begitu menggebu - gebu. Itu sebabnya, saat aku terus bertanya tentang Islam, hingga akhirnya salah seorang temanku mengajakku untuk menemui seorang Ustad yang tinggal tak jauh dari tempat kerjaku.
DIDUKUNG KELUARGA
Subhanallah, dengan senang hati, Ustad memberikan penjelasan tentang Islam dengan mudah dimengerti. Tidak hanya itu, ustad itu juga membimbingku dengan penuh keikhlasan. Setelah mendapatkan banyak penjelasan tentang Islam, ketertarikanku terhadap Agama Islam semakin memuncak. Tanpa banyak pertimbangan, saat itu juga aku pun menyatakan kesediaan untuk masuk Islam dengan cara melafalkan kalimat syahadat yang dibimbing Ustad dan disaksikan oleh beberapa temanku.
Aku berterima kasih kepada teman - temanku yang ikut andil dalam memberikan bimbingan. bahkan tidak jarang mereka iktu mengajariku wudu dan sholat. Yang sangat berkesan, aku pernah diajari sholat saat jalan - jalan di sebuah mal di Surabaya. Itu sebabnya dalam waktu yang cukup singkat, aku sudah bisa sholat.
Meski demikian, aku tidak lantas mengabarkan kepada keluarga bahwa aku sudah pindah Agama. Aku merasa belum siap karena takut keluargaku akan menentang keputusanku itu. Namun seiring dengan perjalanan waktu, aku mulai berfikir bahwa tidak mungkin juga aku terus menerus merahasiakan status agamaku ini.
Suatu ketika, akupun memberanikan diri mengabari keluarga lewat telepon bahwa aku sudah menjadi Muslim. Mulanya mereka tidak terima dengan keputusanku itu. Alhamdulillah, tak lama kemudian, mereka pun akhirnya memahami, bahkan menyarankanku agar tetap pada keyakinanku. Tampaknya mereka sadar betul bahwa masalah keyakinan tidak bisa dipaksakan.
Nah, semoga kisah Chandra ini bisa menjadi sebuah hal yang memotivasi dan juga menginspirasi kita semuanya, dan buat sobat yang baru menjadi Mualaf semoga bisa segera memahami Islam dengan sungguh - sungguh dan benar. Yuk, sobat Ceramah Bersama jangan lupa bantu sharenya ya :) Terima Kasih
loading...