loading...
AkuIslam.Id - Setelah ditinggal ibunya, Nabi kita hidup bersama kakeknya Abdul Muthalib. Tapi dua tahun kemudian, sang kakek juga meninggal. Selama hidup dengan kakeknya, Muhammad dikenal dan dikagumi banyak kalangan. Bahkan para raja dari negara lain pun membicarakan keistimewaannya.
Ilustrasi ( Foto @Source ) |
Bersama kakeknya Abdul Muthalib, Nabi kita banyak mengalami kejadian luar biasa. Kehadirannya di setiap tempat mengundang decak kagum. Bukan hanya ketika di kota Makkah, ketika ia ke luar Makkah, ia selalu jadi bahan pembicaraan.
Tidak hanya itu saja, para raja dari negara-negara lain pun membicarakannya. Buktinya, saat kakeknya, Abdul Muthalib mengunjungi salah satu raja yang baru saja naik tahta dari negara tetangga, sang raja langsung mengutarakan kekagumannya.
Raja tersebut menasehati Abdul Muthalib, supaya merawat cucunya dengan baik, karena bisa saja orang-orang jahat di sekitarnya akan mencelakainya. Namun yang pasti, Allah SWT akan tetap melindunginya.
KAKEK SAKIT
Pada saat itu, bagi Muhammad yang masih berusia delapan tahun, Abdul Muthalib adalah satu-satunya tumpuan hidup. Kakek Abdul Muthalib juga banyak disukai penduduk Makkah. Namun, seiring dengan usianya yang lanjut, ia pun semakin lemah, bahkan sudah tidak mampu bangun dari tempat tidur. Dalam keadaan seperti itulah ia sangat sedih.
Ia khawatir bagaimana nasib cucunya, Muhammad. Kekhawatirannya terus menggelayut di benaknya. Ia semakin bersedih ketika ingat, bahwa Muhammad sudah tidak punya orangtua lagi.
Akhirnya ia pun memanggil serta mengumpulkan semua anak dan cucunya. Muhammad pun, turut datang di sana. Nabi kita, terlihat begitu sedih melihat kondisi kakeknya. Ia belum pernah melihat kakeknya sakit separah ini sebelumnya. Sang kakek berbicara dengan nada terputus-putus, sama seperti sebelum Ibunya meninggal dunia.
DIRAWAT PAMAN
Rasa sedih dan khawatir pun memayungi Muhammad. Ia mulai takut akan kehilangan orang yang ia cintai, Muhammad pun mulai menangis. Dalam hatinya Nabi bertanya, jika sesuatu terjadi pada kakeknya, bagaimana dengan kelangsungan hidup dan masa depannya kelak?
Saat Muhammad memikirkan hal itu, sang kakek memanggil "Muhammad cucuku!" suaranya terdengar lemah.
"Sudah saatnya kakek pergi. Paman-pamanmu yang akan menggantikan kakek untuk merawatmu. Katakan pada kakek, dengan siapa kamu akan tinggal cucuku sayang?" tanya Abdul Muthalib.
Tanpa menjawab dengan ucapan, Muhammad langsung memeluk pamannya Abu Thalib, pamannya pun membalas pelukan Muhammad kecil.
Sang kakek senang dengan pilihan cucu kesayangannya itu, karena ia juga yakin bahwa Abu Thalib akan bisa merawat Muhammad dengan baik. Dengan bibir yang gemetar menahan sakit, Abdul Muthalib pun mendekati anaknya seraya berkata, "Abu Thalib, Anakku! Kutinggalkan Muhammad dalam perawatanmu. Apakah kau berjanji akan merawatnya dengan baik?"
Dengan tegas Abu Thalib menjawab, "Jangan khawatir, Ayah. Aku akan membawa Muhammad ke rumahku dan akan merawatnya seperti anakku sendiri. Aku akan melindunginya dari kejahatan dan bahaya. Aku berjanji padamu".
Mendengar jawaban itu, Abdul Muthalib pun bernafas lega. Wajahnya kembali menyunggingkan senyum kebahagiaan. Ia pun menghembuskan nafas terakhirnya.
Berita kematian Abdul Muthalib menyebar ke seluruh pelosok Makkah. Duka yang sangat dalam tentu saja dirasakan Nabi kita. Muhammad kecil berteriak melepas sedihnya, terkadang ia duduk termenung di sudut rumah sambil menangis tanpa bersuara.
Melihat kesedihan keponakannya, Abu Thalib pun memeluk dan menghapus air matanya. Tapi perlahan keadaan membaik dan Nabi kita pun diasuh pamannya Abu Thalib dengan sepenuh hati.
from Aku Islam http://ift.tt/2As9zip
Sumber KLIK Di Sini atau http://www.akuislam.id/
loading...
0 Response to "Ini Dia Pria Yang Dikagumi Oleh Para Raja"
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar dan juga memberikan kritik untuk perbaikan blog ini. Maaf, Komentar yang tidak berhungungan dengan artikel atau hanya pengen beriklan, akan dihapus. Komentar langsung tayang.