Ahli Zikir, Mati Tersenyum

loading...
AkuIslam.Id - Seolah tahu kapan akan mati, Kiai Ahmad Fadhil mengundang seluruh keluarganya untuk membacakan Alquran untuknya. ini wasiat, bahwa dia akan mati. Ternyata benar, sesuai jam yang diwasiatkan, ahli zikir itupun mati dengan tersenyum. Itu artinya ia mati on time.

Kematian orang saleh memang meninggalkan kekaguman dan hikmah bagi yang masih hidup. Buktinya, di desa Ganding, Sumenep, Madura, Jawa Timur, ada seorang kiai mati on time alias tepat waktu. Kok bisa begitu? Tentu saja, beberapa jam sebelum meninggal, dia mengundang seluruh keluarganya untuk membacakan surah Yasin untuk menemaninya menyambut sakaratul maut.

Kejadian bulan Oktober 2011 ini tentu saja menjadi cerita istimewa bagi keluarga dan masyarakat sekitar. Tapi mereka tidak heran dengan keajaiban itu, karena almarhum memang ahli ibadah. "Insya Allah seperti itu." kata Turrahmah (37), putrinya.

Ia juga mengamini, bahwa ayahnya memang ahli ibadah. Setelah salat Duha, ayahnya langsung berzikir dan wirid sampai siang hati. Selama berzikir, pasti menitikan air mata.

"Air matanya terus berlinang sampai selesai berzikir," jelasnya.

Memang, lanjut Turrahmah, semasa hidup ayahnya memang alim, selalu merasa banyak dosa kepada Allah. Padahal semua tahu, di masyarakat ayahnya tidak pernah melakukan kesalahan. Sikap dan perilakunya pun baik, bahkan selalu membantu orang yang membutuhkan bantuan.

RAJIN ISTIGFAR

Turrahmah kembali mengisahkan bahwa ayahnya memang meninggal karena sakit parah, sesak nafas selama satu bulan. Tapi istimewanya, justru saat sakit itulah ia semakin banyak membaca istighfar di atas ranjang sambil mencucurkan air mata.

Turrahmah kembali mengisahkan bahwa mulanya seluruh keluarganya tidak mengira ayahnya akan meninggal secepat itu. Sebab sekalipun dalam kondisi sakit, kiai Fadhil masih sadar dan bisa berkomunikasi dengan orang lain dengan baik dan jelas.

"Kami kaget karena saat itu beliau masih enak diajak komunikasi," imbuhnya.

WASIAT MATI

Turrahmah menuturkan bahwa ayahnya meninggal malam Jumat, pukul 11 malam. Anehnya, seolah tahu kapan dan jam berapa akan mati, satu jam sebelumnya ayahnya memanggilnya. Turrahmah pun bergegas duduk di sampingnya. Betapa kagetnya ia ketika mendengar ayahnya berwasiat bahwa tidak lama lagi ia akan meninggal dunia.

"Beliau minta dipanggilkaan semua keluarga dan tetangga untuk minta maaf," kenangnya.

Merasa ada yang tidak beres dengan kata-kata ayahnya, wanita berhijab itu langsung memanggil seluruh keluarga dan tetangganya. Tak lama, mereka pun berkumpul di dekat tempat tidur kiai Fadhil.

"Saya minta maaf," begitu ucap Kiai Fadhil.

Serempak mereka pun menganggukkan kepala dan memaafkan. Lebih dari itu, Kiai Fadhil juga meminta semua yang hadis untuk mengaji surah Yasin untuknya.

"Katanya, usianya sudah tidak akan lama lagi. Bahkan ia memperjelas kepada yang hadir, bahwa dirinya akan meninggal pada jam 11 malam," kenang Turrahmah mengenang detik-detik kepergian orang yang ia cintai itu.

Mendengar ucapan itu, semuanya pun tersentak. Kok bisa-bisanya ada orang yang bisa menentukan kapan dia akan meninggal dunia. Bukankah soal kematian adalah rahasia Allah.

"Awalnya, saya pikir itu hanya kata-kata nyeleneh," tuturnya.

Meski masih ragu akan kebenaran ucapan ayahnya, Turrahmah dan keluarganya tetap mengaji surah Yasin. Sementara itu, Kiai Fadhil makin larut dalam zikirnya.

Setengah jam kemudian, keanehan terjadi. Begitu mengetahui Kiai Fadhil terdiam, mereka mengira kiai sudah meninggal dunia. Tapi tiba-tiba Kiai Fadhil berseru, "loh kok berhenti", seraya membuka mata.

"Ternyata beliau masih ingin mendengarkan dan menghayati bacaan surah Yasin tersebut," lanjut Turrahmah.

Saat itu ia menjelaskan, bahwa dirinya masih hidup, dan sedang meresapi bacaan surah Yasin yang dilantunkan mereka. Lebih kaget lagi, Kiai Fadhil kembali menegaskan bahwa belum saatnya dia meninggal, karena memang belum pukul 23.00 WIB.

"Kami akhirnya baca Yasin lagi sampai hampir jam 11 malam," lanjutnya.

Ternyata benar, tepat pukul 23.00 WIB, dari mulut Kiai Fadhil meluncur kalimat, "Inna Lillaahi wa Inna Ilaihi Raaji'uun." sebanyak 3 kali, lalu menghembuskan nafas terakhirnya dengan tersenyum.

Tentu semua yang hadir kembali menghentikan bacaan Yasin. Lantas mereka serempak berucap, "Inna Lillaahi wa Inna Ilaihi Raaji'uun" Mereka akhirnya berani memastikan, bahwa Kiai Fadhil sudah meninggal dunia. Sebab tidak ada suara dan gerak sedikitpun, serta detak jantungnya tidak lagi berdenyut.

"Akhirnya, kami yakin beliau sudah meninggal dunia sesuai waktu yang sudah ditentukan. Subhanallah," pungkas Turrahmah.

from Aku Islam http://ift.tt/2pVWHjB
Sumber KLIK Di Sini atau http://www.akuislam.id/
loading...

0 Response to "Ahli Zikir, Mati Tersenyum"

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar dan juga memberikan kritik untuk perbaikan blog ini. Maaf, Komentar yang tidak berhungungan dengan artikel atau hanya pengen beriklan, akan dihapus. Komentar langsung tayang.