loading...
Dunia ini diisi dengan kehadiran kaum pria dan wanita yang kita percaya
untuk meneruskan keturunan. Keindahan dan kesempurnaan terjadi saat
mahluk berbeda jenis ini berkumpul mengeluarkan hal yang bernama cinta.
Namun apa yang terjadi jika salah satunya ditiadakan? Seperti yang para
peneliti takutkan yaitu mereka meramalkan bahwa Kaum pria akan Punah.
Baca juga artikel terkait lainnya yang tak kalah unik dan seru berikut ini :- Kehidupan Keluarga Yang Tidak Lazim
- Benda Ini Tidak Bisa Dipindahkan Dengan Cara Apapun
- Inilah Cara Lucu Deteksi Jenis Kelamin Bayi Tanpa USG
- Astaghfirullah, Inilah 26 Dosa Istri Terhadap Suami, Nomor 17 Sering Di Lakukan
- Mengaku Dirinya Adalah Tuhan
Peneliti genetika Universitas LaTrobe Australia, Profesor Jenny Graves,
mengemukakan teori yang cukup mencengangkan. Dalam studinya, profesor di
Emiritus Sekolah Riset Biologi Australian National University (ANU) itu
mengatakan kromosom Y atau gen yang menentukan jenis kelamin laki-laki
kurang stabil. Setelah mengalami evolusi jutaan tahun, kromosom Y
mengalami penyusutan jumlah gen. Sekitar 166 juta tahun yang lalu,
kromosom laki-laki mempunyai 1.669 gen. Namun, pada saat ini, jumlah gen
menyusut menjadi 45 gen saja!
Menurutnya, hal itu disebabkan kromosom Y terdegradasi oleh kromosom X, kromosom yang menentukan jenis kelamin perempuan. Jenny menyebutkan, kromosom Y tidak stabil karena tidak bagus dalam perbaikan proses dalam testis. “Itu karena terjadi mutasi, pembatalan, penyisipan dalam testis. Kromosom Y tidak bergabung ulang dengan sel telur yang sudah terseleksi.”
“Alhasil, seleksi tidak berjalan dengan baik,” jelasnya di sela seminar “Genom Aneh pada Hewan, Jenis kelamin dan Masa Depan Pria” di kedubes Australia, Kuningan, Jakarta, Rabu 21 Agustus 2013 yang lalu. Menurutnya, degradasi kromosom Y adalah sesuatu yang terjadi secara alamiah, hanya mengalami penyimpangan saja. Buktinya, ia menemukan evolusi kromosom jantan pada binatang yang mempunyai pola sama dengan apa yang terjadi pada kromosom laki-laki.
Pola kromosom jantan pada reptil maupun hewan berkantung (marsupial) maupun hewan lainnya, sama dengan manusia khususnya pria,” jelas Jenny. Lantas apa perubahan yang terjadi dengan menyusutnya gen kromosom Y? Jenny melanjutkan, konsekuensinya ada perubahan gen dalam penentuan kelamin laki-laki, yang tadinya berjumlah banyak, kini semakin menyusut.
Ia menambahkan, banyak gen dalam kromosom Y yang terdegradasi menjadi kromosom X. Dengan demikian, kromosom Y semakin lama semakin hilang karena evolusi tersebut. “Ya, jadi studi saya ini untuk melihat kemungkinan dalam jangka yang sangat panjang,” ujarnya.
Fungsi Kromosom Pria Punah, Jika Kawin Pasti Mandul
Menurutnya, hal itu disebabkan kromosom Y terdegradasi oleh kromosom X, kromosom yang menentukan jenis kelamin perempuan. Jenny menyebutkan, kromosom Y tidak stabil karena tidak bagus dalam perbaikan proses dalam testis. “Itu karena terjadi mutasi, pembatalan, penyisipan dalam testis. Kromosom Y tidak bergabung ulang dengan sel telur yang sudah terseleksi.”
“Alhasil, seleksi tidak berjalan dengan baik,” jelasnya di sela seminar “Genom Aneh pada Hewan, Jenis kelamin dan Masa Depan Pria” di kedubes Australia, Kuningan, Jakarta, Rabu 21 Agustus 2013 yang lalu. Menurutnya, degradasi kromosom Y adalah sesuatu yang terjadi secara alamiah, hanya mengalami penyimpangan saja. Buktinya, ia menemukan evolusi kromosom jantan pada binatang yang mempunyai pola sama dengan apa yang terjadi pada kromosom laki-laki.
Pola kromosom jantan pada reptil maupun hewan berkantung (marsupial) maupun hewan lainnya, sama dengan manusia khususnya pria,” jelas Jenny. Lantas apa perubahan yang terjadi dengan menyusutnya gen kromosom Y? Jenny melanjutkan, konsekuensinya ada perubahan gen dalam penentuan kelamin laki-laki, yang tadinya berjumlah banyak, kini semakin menyusut.
Ia menambahkan, banyak gen dalam kromosom Y yang terdegradasi menjadi kromosom X. Dengan demikian, kromosom Y semakin lama semakin hilang karena evolusi tersebut. “Ya, jadi studi saya ini untuk melihat kemungkinan dalam jangka yang sangat panjang,” ujarnya.
Fungsi Kromosom Pria Punah, Jika Kawin Pasti Mandul
Jenny juga mengemukakan jika pada masa yang akan datang fungsi kromosom
pria punah, maka manusia yang menikah dipastikan akan tak memiliki anak
atau mandul. Menanggapi hal itu, Presiden Akademi Ilmu Pengetahuan
Indonesia (AIPI), Profesor Sangkot Marzuki menilai bahwa: “Evolusi
kromosom biasanya akan saling berpasangan, namun karena kromosom Y
mengalami pembelahan, kromosom itu akhirnya tidak dapat berpasangan
dengan kromosom X.”
Sangkot juga berpendapat, dengan kromosom Y yang makin menyusut tidak lantas membuat jumlah pria makin sedikit. Hanya populasi kromosomnya saja yang semakin berkurang. “Pria itu hanya suatu gender yang tidak stabil saja. Yang makin kecil itu kromosomnya, karena gennya makin lama makin hilang. Hilang diambil kromosom lain. Kalau fungsi kromosom Y pindah ke yang lain, kalau manusia kawin jadinya mandul,” tegas direktur Eijkman Institute tersebut.
Jika Pria Punah 5 Juta Tahun Lagi
Sangkot juga berpendapat, dengan kromosom Y yang makin menyusut tidak lantas membuat jumlah pria makin sedikit. Hanya populasi kromosomnya saja yang semakin berkurang. “Pria itu hanya suatu gender yang tidak stabil saja. Yang makin kecil itu kromosomnya, karena gennya makin lama makin hilang. Hilang diambil kromosom lain. Kalau fungsi kromosom Y pindah ke yang lain, kalau manusia kawin jadinya mandul,” tegas direktur Eijkman Institute tersebut.
Jika Pria Punah 5 Juta Tahun Lagi
Proses evolusi kromosom Y, kromosom penentu jenis kelamin laki-laki, dianggap tidak stabil. Jenis kelamin pria diprediksi akan punah dalam lima juta tahun mendatang. Peneliti genetika Universitas LaTrobe Australia, Profesor Jenny Graves mengungkapkan, dalam waktu lima juta tahun ke depan, dampak evolusi kromosom itu bisa jadi mengakibatkan punahnya jenis kelamin pria.
Itupun dapat terjadi kalau manusia masih ada 5 juta tahun lagi. Jadi belum pasti. Jenny mendasarkan pada perhitungan penyusutan kromosom Y. Sekitar 166 juta tahun yang lalu, kromosom Y mempunyai 1.669 gen. Namun, hari ini jumlahnya menyusut menjadi 45 gen saja. Artinya, per satu juta tahun, gen kromosom Y hilang 9,8 gen.
“Dengan perhitungan tersebut, kromosom Y akan punah dalam 4,6 juta tahun yang akan datang, dan pria bisa punah,” jelas Profesor Jenny. Dia menyebutkan, penyebab merosotnya gen yakni mutasi, pembatalan, dan penyisipan sel secara terus menerus dalam testis. Menurutnya tempat testis berkembang menjadi lingkungan yang kurang baik bagi kromosom Y.
Dalam evolusi itu, gen potensial laki-laki yang dibawa oleh kromosom Y, banyak yang disalin ke kromosom X. Akibatnya, jenis kelamin laki-laki bisa menyusut di masa depan.
Ada Kemungkinan Muncul Spesies Hominid Baru
Jenny juga berspekulasi, bila nantinya manusia tidak punah, atau pria sangat sedikit, maka gen dan kromosom penentu jenis kelamin baru akan berevolusi. “Ini proses yang alamiah. Mungkin nantinya akan mengarah pada evolusi spesies hominid baru,” kata Jenny.
Menanggapi hal itu, Presiden Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Profesor Sangkot Marzuki menilai bahwa kemungkinan punahnya pria masih jauh. Pasalnya, belum tentu manusia bisa bertahan hidup dalam lima juta tahun lagi dari sekarang. “Itu berkonsekuensi langsung kalau manusia bisa bertahan sampai lima juta tahun. Manusia kan baru berumur 200.000 tahun saja,” kata Sangkot yang menjadi moderator dalam kesempatan seminar itu.
Namun demikian, bila nantinya manusia bisa hidup sampai lima juta tahun itu, punahnya kromosom Y akan berdampak pada dua kemungkinan. “Manusia hilang sama sekali atau ada spesies yang baru seperti manusia tapi bukan manusia,” katanya. Bagaimana menurut anda sahabat anehdidunia.com mengerikan bukan jika benar tidak ada pria di bumi. Memang seharusnya Pria dan Wanita berjalan selaras dalam segala hal.
Baca juga Operasi Kecantikan Yang Paling Aneh
loading...