loading...
Penelitian tentang pengaruh
musik pada otak masih terus dilakukan oleh para ahli. Data yang diperoleh dari
penelitian tersebut ternyata menunjukkan musik dapat memberikan pengaruh
positif pada otak dan tubuh manusia. Mulai dari meningkatkan daya ingat dan
kemampuan belajar hingga mengurangi kecemasan, stress, serta meningkatkan
sistem imun/daya tahan tubuh.
Saat ini mendengarkan musik sudah menjadi bagian
hidup yang sudah sulit ditinggalkan oleh kebanyakan orang. Ketika sedang berada
di rumah atau di dalam mobil mungkin anda dapat mendengarkan musik melalui
speaker, tetapi ketika sedang berada di lingkungan luar bersama banyak orang
tentu anda akan lebih memilih untuk mendengarkan musik melalui earphone atau headphone.
Ketika anda mendengarkan musik melalui alat-alat tersebut, gelombang suara yang
dihasilkan akan langsung masuk melalui liang telinga menuju gendang telinga. Namun,
tahukah anda bahwa semakin keras volume suara yang anda dengar setiap hari
dapat meningkatkan resiko gangguan pendengaran? Terlebih lagi saat ini sudah
tersedia banyak peralatan canggih untuk menyimpan file musik anda, yang kemudian
dapat memainkannya secara otomatis selama berjam-jam bahkan hampir sehari penuh
tanpa khawatir kehabisan daya/baterai. Hal ini akan semakin meningkatkan paparan
suara keras pada organ pendengaran anda.
Gelombang suara yang masuk
akan menggetarkan gendang telinga, kemudian getaran gendang telinga tersebut
akan dihantarkan menuju organ telinga dalam yang bernama sel rambut. Sel rambut
inilah yang akan mengubahnya menjadi impuls listrik yang akan dihantarkan oleh syaraf
pendengaran menuju otak. Sel rambut tentu juga memiliki ‘usia’ dan batasan
kemampuan, semakin keras volume yang anda dengarkan, atau volume sedang tetapi
dengan jangka waktu yang berkepanjangan, akan semakin cepat sel rambut ini ‘menua’
dan mengalami penurunan fungsi. Hal inilah yang akan memicu terjadinya gangguan
pendengaran.
Kemudian, apakah ada bedanya
antara menggunakan headphone yang hanya
berada di luar telinga, atau earphone
konfensional yang hanya dapat masuk hingga sebatas lubang telinga luar, atau earbud yang dapat dimasukkan hingga
bagian luar liang telinga? Ternyata semuanya beresiko menyebabkan gangguan
pendengaran. Anda harus menjadi pembeli yang jeli dan cerdas ketika membeli earphone/headphone, baca label jenis earphone/headphone apa yang anda beli,
dan berapa kekuatan desibelnya. Earbud diketahui
dapat menghantarkan suara 5,5 desibel lebih keras daripada over-the-ear headphone. Jenis sound-isolating
headphone juga diketahui menghantarkan suara yang lebih keras daripada over-the-ear headphone. Sebenarnya sound-isolating headphone dapat membantu
anda ketika anda berada di tempat ramai, headphone jenis ini membantu anda agar
kebisingan dari luar tidak mengganggu suara musik yang ingin anda dengar,
sehingga anda tidak perlu mengeraskan volume musik untuk mengalahkan kebisingan
sekitar. Namun sayangnya hal ini juga menyebabkan suara yang dihasilkan
langsung dihantarkan masuk ke telinga anda, sehingga otomatis jumlah desibel
yang anda terima juga lebih besar. Ingatlah bahwa semakin keras volume dan atau
semakin lama anda mendengarkan musik, resiko gangguan pendengaran pun akan
semakin besar. Sama halnya pada orang-orang yang setiap hari bekerja pada
lingkungan kerja yang bising atau dengan suara mesin yang keras. Mereka harus
memakai pelindung telinga untuk meredam suara dari luar dengan tujuan untuk
menurunkan resiko gangguan pendengaran.
Salah satu hasil penelitian
menunjukkan hasil bahwa orang yang setiap hari terpapar suara sebesar 85
desibel selama minimal delapan jam setiap hari akan memiliki resiko akan
mengalami gangguan pendengaran yang lebih tinggi. Suara sebesar 85 desibel
kurang lebih setara dengan suara yang akan masih nyaman anda dengar (walau
sudah cukup keras) melalui music player
anda. Ketika anda berada di lingkungan yang ramai, anda akan menaikkan volume
lebih dari 85 desibel agar musik anda tetap dapat terdengar. Padahal ketika
suara sudah mencapai sekitar 100 hingga 105 desibel, suara tersebut tidak boleh
didengarkan selama lebih dari 15 menit, atau akan sangat beresiko mengganggu
fungsi pendengaran anda.
Lalu bagaimana jalan
keluarnya? Para ahli memberikan saran cara yang aman untuk mendengarkan musik,
diantaranya adalah:
- Anda cukup mendengarkan musik dengan menyetel volume mulai dari 10% hingga 50% dari volume maksimal. Rentang volume ini cukup aman untuk anda dengarkan dalam waktu lama, dan tidak tergantung jenis dan bentuk earphone dan headphone yang anda gunakan.
- Apabila anda menyetel volume hingga 70% dari volume maksimal, waktu maksimal anda adalah empat jam ketika anda menggunakan earbud. Sedangkan untuk over-the-ear headphone anda dapat mendengarkan cukup lama, yakni hingga 20 jam. Tetapi untuk sound-isolating headphone maksimal hanya tiga jam.
- Apabila anda terpaksa menyetel volume hingga 80% dari volume maksimal, dan anda menggunakan model earbud, maka waktu maksimal anda adalah satu jam. Apabila anda menggunakan over-the-ear headphone maka waktu maksimal anda adalah empat jam. Sedangkan untuk sound-isolating headphone maksimal hanya 50 menit.
Salah satu efek mendengarkan musik
yang diketahui para peneliti terhadap otak adalah efek ‘ketergantungan’. Banyak
orang yang ketika tidak mendengarkan musik menjadi merasa sedih, atau bahkan kehilangan
semangat dan mood menjadi buruk. Maka dengarkan musik secukupnya saja, dapatkan
manfaat positifnya, dan hindari dampak negatifnya. Sayangnya, banyak yang masih
kurang sadar akan resiko gangguan pendengaran tersebut. Sekarang coba anda
bayangkan saat ini juga anda tiba-tiba kehilangan pendengaran, apa yang akan
anda lakukan? Bagaimana perasaan anda? Hal itulah yang mungkin akan anda alami
apabila tidak mulai mengendalikan diri untuk tidak mendengarkan musik terlalu
keras dan terlalu lama.
Gangguan pendengaran yang
mengancam anda akan timbul perlahan-lahan dan tidak anda sadari, mulai dari
kesulitan untuk mengikuti percakapan sehari-hari karena suara lawan bicara anda
mulai sulit untuk anda dengar, kemudian mulai merasakan keluhan telinga
berdenging, hingga gangguan tidur dan terbangun di tengah malam akibat suara
berdenging yang tiba-tiba muncul saat anda tidur. Gangguan pendengaran seperti
ini akan secara alami mulai anda alami seiring dengan pertambahan usia, dan
akan semakin dipercepat dengan paparan suara keras yang anda dengar setiap
hari.
Sebuah artikel yang dimuat di
dalam jurnal Pediatri memaparkan data bahwa sekitar 12,5% anak usia enam hingga
19 tahun (atau sekitar 5,2 juta orang anak) telah mengalami gangguan
pendengaran akibat suara keras, atau biasa disebut dengan noise-induced hearing loss. Musik adalah salah satu bentuk keindahan
yang dapat kita nikmati di dunia ini, musik juga memiliki banyak manfaat. Namun
sekali lagi, kendalikan diri anda dan beri pengertian dan pemahaman yang baik
untuk anak anda untuk mendengarkan musik secukupnya saja, tidak terlalu keras
dan tidak terlalu lama, sehingga kita tetap dapat menikmati indahnya musik
tanpa merugikan diri kita sendiri. Sekian, semoga bermanfaat.
loading...
musik itu meang asyik..tapi kita harus bijak dalam menikmatinya
BalasHapus