Seorang Khalifah Yang Penyabar

loading...
AkuIslam.Id - Setelah Utsman bin Affan meninggal, Ali bin Abi Thalib menjadi penggantinya. Namun, pengangkatan Ali menjadi khalifah banyak ditentang oleh beberapa kelompok Islam. Ali pun tetap sabar menghadapi hinaan, celaan dan fitnah yang menerjangnya.

Ilustrasi

Ketika Ali bin Abi Thalib menduduki khalifah keempat, ia banyak mendapatkan cercaan dari beberapa kelompok yang tidak suka atas pengangkatannya sebagai khalifah. Cercaan demi cercaan terus berdatangan kepada Ali karena kebijakannya yang banyak ditentang oleh orang - orang yang penuh dengan kepentingan.

Namun, Ali tetap bersikap tenang. "Cercaan para pencerca tidak akan melemahkan semangat selama aku berada di jalan Allah," ujarnya

Ketika beliau harus menerima kenyataan pahit berperang dengan sahabatnya sendiri dan juga mendapatkan persahabatan dari orang yang dulunya menjadi musuh, lahirlah sebuah ungkapan, "Cintailah sahabatmu biasa saja sebab mungkin ia akan menjadi penentangmu pada suatu hari dan bencilah musuhmu biasa saja karena mungkin ia akan menjadi sahabatmu pada suatu hari."

PENDAMAI SAHABAT

Namun, meski demikian, Ali terus berusaha mendamaikan para sahabat - sahabatnya yang bertikai. Ia terus melakukannya dengan berbagai cara dan usaha. Hal tersebut ia lakukan untuk kembali menyusun peta kekuatan Islam yang sudah diambang keberhasilan. Satu demi satu yang dulunya tercerai berat telah kembali berikrar setiap kepada beliau. Tapi, Allah berkehendak lain, sesudah berjuang keras sekitar 5 tahuun menjaga amanah kepemimpinan umat dan sesudah melewati berbagai fitnah dan deraan, Khalifah Ali menyusul kekasih hatinya, Rasulullah Saw dan Fatimah Az-Zahra menghadap sang Pencipta, Allah SWT. 

Hari itu, tanggal 19 Ramadan tahun 40 H, ketika beliau mengangkat kepala dari sujudnya, sebilah padang beracun terayun dan mendarat tepat di atas dahinya. Darah mengucur deras membasahi mihrab masjid," Fuzthu wa rabbil kakbah (demi pemilik Kakbah, aku telah meraih kemenangan)," sabda Ali di tengah cucuran darah yang mengalir. Dua hari setelahnya, Khalifah Ali bin Abi Thalib wafat. Ia menemui kesyahidan seperti cita - citanya. Seperti istrinya, Ali bin Abi Thalib juga dimakamkan diam - diam di gelap malam oleh keluarganya di luar Kota Kuffah.

Di detik - detik kematiannya, bibir beliau berulang - ulang mengucapkan "Laailaahaillallah" dan membaca ayat, "Faman ya'mal mitsqala dzarratin khairan yarah. Waman ya'mal mitsqala dzarratin syarran yarah," yang artinya, "Siapapun yang melakukan kebaikan sebiji atom pun, dia akan mendapatkan balasannya dan siapa saja melakukan keburukan meski sekecil biji atom, kelak dia akan mendapatkan balasannya." ketika ia hendak kembali keharibaan Allah.


from Aku Islam http://ift.tt/2oWl6Bp
Sumber KLIK Di Sini atau http://www.akuislam.id/
loading...

0 Response to "Seorang Khalifah Yang Penyabar"

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar dan juga memberikan kritik untuk perbaikan blog ini. Maaf, Komentar yang tidak berhungungan dengan artikel atau hanya pengen beriklan, akan dihapus. Komentar langsung tayang.