loading...
Sebagai seorang muslim, pasti Anda ingin melaksanakan ibadah yang sesuai tuntunan Rasulullah, bukan? Shalat gerhana merupakan salah satu ibadah yang dicontohkan oleh Rasulullah saat terjadi gerhana matahari total. Mungkin sebagian dari Anda belum tahu, bagaimana cara melaksanakan shalat gerhana dan apakah caranya sama dengan shalat lima waktu? Ada beberapa hal yang membedakan antara shalat wajib dengan shalat gerhana. Untuk lebih jelasnya, langsung saja simak informasi lengkapnya berikut ini :
Perintah melaksanakan shalat gerhana
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda : ”Jika kalian melihat gerhana tersebut (matahari atau bulan) , maka bersegeralah untuk melaksanakan shalat.”( HR. Bukhari)
Shalat ini bisa dilakukan bagi yang melihatnya dengan mata telanjang, namun jika ada suatu daerah yang tidak terlihat gerhana, maka Anda tidak diharuskan melaksanakannya.
Kapan melaksanakan Shalat Gerhana?
Shalat gerhana bisa dilakukan ketika gerhana, baik bulan maupun matahari muncul hingga gerhana hilang.
Dari Al Mughiroh bin Syu’bah, Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,
”Matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Kedua gerhana tersebut tidak terjadi karena kematian atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihat keduanya, berdo’alah pada Allah, lalu shalatlah hingga gerhana tersebut hilang (berakhir).” (HR. Bukhari no. 1060 dan Muslim no. 904)
Bolehkah shalat di waktu yang terlarang untuk shalat?
Jika gerhana muncul pada waktu yang terlarang untuk shalat, misalnya : setelah ashar, maka shalat gerhana tetap boleh dilaksanakan.
”Jika kalian melihat kedua gerhana matahari dan bulan, bersegeralah menunaikan shalat.” (HR. Bukhari no. 1047).
Hadits diatas menjelaskan bahwa tidak ada batasan waktu untuk melaksanakan shalat gerhana. Jadi kapanpun kita melihat gerhana, maka segera laksanakan shalat.
Bagaimana Cara Melaksanakan Shalat Gerhana?
Shalat gerhana dilakukan sebagamana shalat sunnah biasa, yakni sebanyak dua raka’at. Hal ini berdasarkan kesepakatan para ulama. Meski begitu, para ulama masih berselisih mengenai tata caranya. Namun dalam hadits nabi, terdapat petunjuk, sebagaimana berikut ini :
“Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan bahwa pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari. Beliau lalu mengutus seseorang untuk menyeru ‘ASH SHALATU JAMI’AH’ (mari kita lakukan shalat berjama’ah). Orang-orang lantas berkumpul. Nabi lalu maju dan bertakbir. Beliau melakukan empat kali ruku’ dan empat kali sujud dalam dua raka’at.”( HR. Muslim no. 901)
Dan juga hadits berikut ini :
“Aisyah menuturkan bahwa gerhana matahari pernah terjadi pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit dan mengimami manusia dan beliau memanjangkan berdiri. Kemudian beliau ruku’ dan memperpanjang ruku’nya. Kemudian beliau berdiri lagi dan memperpanjang berdiri tersebut namun lebih singkat dari berdiri yang sebelumnya. Kemudian beliau ruku’ kembali dan memperpanjang ruku’ tersebut namun lebih singkat dari ruku’ yang sebelumnya. Kemudian beliau sujud dan memperpanjang sujud tersebut. Pada raka’at berikutnya beliau mengerjakannya seperti raka’at pertama. Lantas beliau beranjak (usai mengerjakan shalat tadi), sedangkan matahari telah nampak.” (HR. Bukhari, no. 1044)
Tata Cara Shalat Gerhana
Dari penjelasan hadits diatas, bisa disimpulkan bahwa pelaksanaan shalat gerhana adalah sebagai berikut ini :
1. Niat shalat gerhana dalam hati dan tidak usah dilafalkan
2. Membaca Takbiratul ihram sebagaimana shalat biasa
3. Membaca do’a iftitah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dan membaca surat yang panjang (boleh surat apa saja) dengan keras, sebagaimana dalam hadits berikut ini :
”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam menjaherkan bacaannya ketika shalat gerhana.” (HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)
4. Ruku’seperti biasa, namun lebih dipanjangkan ruku’nya
5. Lalu bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil membaca : ’SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANA WA LAKAL HAMD’
6. Setelah i’tidal, pada shalat ini kita tidak langsung sujud, tapi lanjut membaca surat Al Fatihah dan surat Al Quran yang panjang. Untuk rakaat yang kedua, berdirinya lebih singkat dari rakaat yang pertama.
7. Lalu ruku’ kembali (ruku’ kedua), namun durasinya tentu lebih pendek dari ruku’yang sebelumnya
8. Lalu bangkit dari ruku’atau I’tidal
9. Lalu melakukan gerakan sujud yang dipanjangkan sebagaimana ruku’yang pertama, lalu duduk diantara dua sujud, kemudian sujud kembali
10. Lalu bangkit dari sujud dan melaksanakan rakaat kedua sebagaimana rakaat pertama, hanya saja durasinya lebih singkat dari sebelumnya.
11. Membaca tahiyat (Tasyahud)
12. Salam.
13. Iman bisa menyampaikan khutbah, sementara makmum bisa menyimak dengan seksama
Semoga setelah mengetahu tata cara melaksanakan shalat gerhana diatas, kita diberikan langkah ringan untuk melaksanakannya. Amiin YRA. Semoga informasi yang berjudul Pahami Tata Cara Melaksanakan Shalat Gerhana diatas dapat bermanfaat bagi kita semua.
Baca Artikel Keren Lainnya
7 Alasan Kenapa Hari Jumát Wajib Dimuliakan
Awas! Ini Bentuk Jual Beli yang Terlarang dalam Islam
Tujuh Ciri Istri yang Mendatangkan Keberkahan
Perilaku Suami Terhadap Istri yang Dibenci Allah
Ternyata, Ini Ciri-Ciri Wanita Cantik Menurut Islam
loading...