loading...
Cari angin segar dengan mengandalkan kipas angin memang jitu. Tapi, hati-hati. Selain adem, semburan anginnya bisa bikin sakit.
Nggak bisa tidur tanpa kipas angin? Pasti banyak yang begitu. Karena udara yang panas, sumpek, ventilasi kurang bagus, maka banyak orang yang tergantung pada benda ini.
Namun, selain memberikan kenyamanan, ternyata semburan angin dari kedua alat itu bisa menyebabkan penyakit.
Membuang panas
Dr H Muchtar Ikhsan, SpP(K), MARS, Dokter Spesialis Paru di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Rumah Sakit Persahabatan Jakarta, mengakui bahwa kipas angin sudah menjadi salah satu kebutuhan masyarakat. Tujuan orang memakai kipas bermacam-macam. Tujuan pertama pemakaian kipas angin adalah untuk mengurangi suhu, supaya tidak terlalu panas. Namun, ada juga yang tujuannya untuk mengurangi zat polutan dalam ruangan tersebut.
Exhaust fan – kipas angin yang ditaruh di dinding – sebagai salah satu contoh, bisa mengalirkan udara keluar dari ruangan hingga hawa panas terkurangi. Selain itu kipas angin model ini juga bermanfaat untuk mengurangi bahan polutan yang ada di ruangan itu, misalnya di ruangan itu mengandung konsentrasi debu yang tinggi, konsentrasi gas tertentu yang tinggi, hawa panas, maka exhaust fan itu bermanfaat, mengurangi polusi di dalam ruangan tersebut.
Ada juga yang sifatnya tidak exhaust, namun hanya menyirkulasi udara. Untuk yang seperti itu, kalau polutannya masih ada di situ, kurang bermanfaat. “Polutan hanya berputar-putar di tempat itu. Mungkin hanya bermanfaat untuk mengurangi panas orang itu saja,” tegas Dokter Muchtar.
Bell’s Palsy
Menurut Muchtar, semburan angin secara langsung dari kipas angin atau AC bisa menyebabkan penyakit. Termasuk di sini, semburan angin saat mengendarai motor atau membuka jendela saat berkendaraan. “Kalau kipas angin itu arahnya langsung ke tubuh orang itu, ada satu penyakit yang mungkin bisa menyerang orang itu yang namanya bell’s palsy, yaitu membuat salah satu syaraf di wajah kita itu menjadi lumpuh sehingga gejalanya – pagi hari setelah kena kipas itu—wajahnya mencong, karena kontraksi otot tidak simetris. Ini harus diwaspadai,” tutur dokter spesialis paru lulusan FKUI ini.
Bell's Palsy adalah kelainan di mana syaraf wajah atau dikenal dengan sebutan Syaraf Ke-7 atau Cranial Nerve, yaitu syaraf yang mengontrol pergerakan wajah – posisinya berada sekitar 1 jari di depan telinga kiri atau kanan Anda – tidak berfungsi dengan baik atau kaku (paralyze). Akibatnya salah satu bagian wajah seperti tertarik atau mencong. Penyakit ini biasa terjadi di kota atau negara berhawa dingin
Selain itu, setiap orang berbeda daya tahannya, hingga berbeda reaksinya terhadap sesuatu. Begitu pun terhadap kipas angin. Ada yang setelah mendapat sorotan kipas angin menjadi meriang, berarti pada orang itu kipas angin tidak bagus untuknya karena menimbulkan masalah kesehatan.
“Oleh karena itu, sebaiknya arahan dari anginnya itu tidak langsung. Bisa dibuat berputar-putar dengan daya semprotan yang paling kecil, dengan dipantulkan saja ke dinding. Kemudian juga diusahakan jangan sampai malah membuat debu beterbangan, sehingga membuat ruangan itu ada polusinya padahal sebelumnya, tanpa kipas angin, tidak ada polusi. Nah, itu kan mengganggu kesehatan juga,” saran suami Maria Ulfah, qariah nasional dan internasional yang populer pada era ’80-an.
Penyebab bell’s palsy, yakni angin yang masuk ke dalam tengkorak atau foramen stilo mastoideum. Angin dingin ini membuat syaraf di sekitar wajah sembab lalu membesar. Pembengkakan atau peradangan syaraf nomor tujuh atau nervous fascialis ini mengakibatkan pasokan darah ke syaraf tersebut terhenti. Hal itu menyebabkan kematian sel sehingga fungsi menghantar impuls atau rangsangnya terganggu. Akibatnya, perintah otak untuk menggerakkan otot-otot wajah tidak dapat diteruskan.
Bell’s Palsy diambil dari nama Sir Charles Bell, dokter dari abad 19 yang pertama menggambarkan kondisi ini dan menghubungkan dengan kelainan pada syaraf wajah. Meski namanya unik, penyakit ini akan mengganggu secara estetika ataupun fungsi pada wajah. Sadarilah, muka yang terlihat cantik dan bagus di depan kaca itu tidak terjadi dengan sendirinya. Karena, bila salah satu saja syarafnya minta istirahat, maka proporsi wajah menjadi tidak seimbang. Jika tidak ditangani maka akan terjadi kecacatan dengan muka penyok.
“Kalau sudah begitu, sebaiknya segera berobat ke rumah sakit, maksimal dua hari setelah terkena serangan. Karena kalau tidak, syaraf yang kaku tidak akan kembali secara maksimal. Jadi angin ini juga bisa menimbulkan peradangan di syaraf wajah,” tegas ayah dari tiga orang putra ini mengingatkan.
Alergi debu
Selain anginnya yang perlu diwaspadai, debu yang ada pada kipas angin atau AC juga berbahaya. Kalau pada orang yang sensitif, kena angin begitu bisa menimbulkan reaksi alergi. “Nah, alergi itu bisa menimbulkan hidung buntu, hidung keluar cairan. Kalau masuk ke saluran napas lebih bawah menimbulkan dahak, menimbulkan batuk. Bisa menjadi pencetus terjadinya asma, napas sesak, bunyi ngik-ngik,” terang dokter yang juga aktif di Perhimpunan Dokter Paru Indonesia ini.
Alergi debu tentu tidak dialami semua orang. Penyakit itu timbul karena tiga faktor, yaitu agent, pencetusnya, dalam hal ini agent itu berbentuk kuman atau yang lainnya. Lalu tergantung host, manusianya yang sebagian punya daya tahan kuat dan sebagian lagi punya daya tahan yang lemah. Terakhir, lingkungannya di mana dia tinggal. Jadi, munculnya penyakit tergantung dari ketiga faktor itu. Bila dari faktor manusianya membawa bakat alergi, ditambah lingkungan pun buruk, lembab, maka munculnya penyakit jadi lebih sering.
Kipas-kipas cari angin memang bikin adem, tapi perhatikan cara pakainya. Alih-alih cari kesejukan, malah mendatangkan penyakit. Angin boleh dicari, tapi penyakit juga tetap harus ditolak!
(Sarah Handayani/Wawancara: Agus Budiman)
Tips Aman Pakai Kipas Angin
- Jangan biarkan kipas menerpa wajah secara langsung. Arahkan kipas itu ke arah lain. Jika kipas angin terpasang di langit-langit, jangan tidur tepat di bawahnya.
- Selalu gunakan kecepatan rendah saat pengoperasian kipas
- Jangan pasang kipas terlalu dekat. Selain karena alasan kesehatan, kipas angin tentu memakai aliran listrik, kalau dipasang terlalu dekat dengan kita, tanpa sadar tangan kita bisa terkena setrum atau tangan kita masuk ke baling-balingnya
- Usahakan jangan terlalu lama menggunakannya, atau terkena semprotan anginnya.
- Sebisa mungkin pasang kipas di dekat jendela, supaya ada sirkulasi udara. Supaya udara segar masuk dan udara dalam ruangan yang sudah mengandung polusi bisa keluar.
ummi-online.com
loading...