Saksikan Perbuatan Diktator Yang Paling Aneh

loading...
Para Diktator tercatat pernah melakukan perbuatan yang dianggap aneh karena tidak sesuai dengan pikiran manusia. mungkin karena kekuasaan yang absolut yang bisa membuat merka melakukan hal tersebut. Sahabat anehdidunia.com seperti yang kita kutip dari situ odee, berikut Diktator yang pernah melakukan hal aneh di dunia.
Baca juga artikel terkait lainnya yang tak kalah unik dan seru berikut ini :

  1. Kehidupan Keluarga Yang Tidak Lazim
  2. Benda Ini Tidak Bisa Dipindahkan Dengan Cara Apapun
  3. Inilah Cara Lucu Deteksi Jenis Kelamin Bayi Tanpa USG
  4. Astaghfirullah, Inilah 26 Dosa Istri Terhadap Suami, Nomor 17 Sering Di Lakukan 
  5. Mengaku Dirinya Adalah Tuhan



Moammar Khadafi dan 15 Bodyguard Perawan

Mantan diktator Libya, Moammar Khadafi adalah pecinta wanita. Salah satunya, ia diketahui memiliki pasukan pengawal pribadi yang semuanya perempuan. Khadafi sendiri yang memilih para pengawalnya itu. Barisan pengawal wanita yang dinamakan "Pasukan Amazon" ini  dipilih lewat proses yang ketat. Salah satu syaratnya: harus perawan--meski tak jelas apa hubungan keperawanan dengan tugas sebagai pengawal.
Meski tampil macho dengan setelan militer, jago bela diri, dan mumpuni memakai senjata, para pengawal Khadafi selalu tampil molek. Mereka rajin mewarnai kuku, mengenakan lipstik, parfum, serta merawat rambut dan kulit mereka. Khadafi dikabarkan menggunakan perempuan sebagai perlindungan. Menurutnya, pembunuh akan berhadapan dengan masalah emosional jika harus berhadapan dengan kaum hawa.
Hitler Perintahkan Pembuatan Boneka Seks

Konon Adolf Hitler pun memerintahkan pembuatan boneka seks. Bos Nazi itu memberi titah pada seorang komandan SS untuk mendesain benda itu untuk dipakai tentara Jerman dalam Perang Dunia II untuk mencegah mereka melampiaskan nafsu pada perempuan non-Arya. Boneka seks tersebut adalah bagian dari "the Borghild Project", misi rahasia pada tahun 1940-an yang adalah buah pikiran dari pemimpin SS Heinrich Himmler yang menjadi orang pertama yang memperingatkan Hitler soal bahaya sifilis.
"Bahaya terbesar di Paris adalah kehadiran PSK yang meluas dan terkontrol," kata Himmler dikabarkan melapor dalam laporannya, seperti anehdidunia.com kutip dari Daily Mail. Sebanyak 50 boneka dipesan untuk tentara Himmler. Namun, 2 tahun kemudian, proyek tersebut mandeg. Gara-garanya, para tentara menolak membawanya. Malu bukan main kalau sampai tertangkap musuh. Boneka seks tersebut tak lagi diproduksi setelah pabriknya ikut hancur dalam pemboman di Dresden pada 1942.
Kim Jong-il, Culik dan Paksa Sutradara Buat Film Godzilla
Pada tahun 1978, sutradara paling terkenal di Korea Selatan Shin Sang-ok dan istrinya Choe Eun-hui diculik oleh agen-agen Korea Utara yang dikirim Kim Jong-il yang pegila film -- jauh sebelum ia mewarisi kekuasaan dari sang ayah Kim Il Sung. Sang istri yang duluan yang diculik di Hong Kong. "Aku sangat ketakutan, rasanya benar-benar mengerikan," kata Choe Eun-hui kepada BBC, tahun 2003 lalu.
Shin Sang-ok yang mengkhawatirkan nasib pasangannya langsung terbang ke Hong Kong. Giliran dia yang jadi korban penculikan. Agen Korut mendorongnya ke mobil yang telah menunggu, melempar tas ke kepalanya, dan membawanya, dalam kondisi terbungkus plastik, ke Pyongyang. "Seseorang tiba-tiba memasukkan kepalaku dalam karung. Aku tak bisa melihat sama sekali, bahkan bernafas pun sulit," kata Shin.
Pasangan tersebut berrtemu Kim Jong-il yang mengaku, alasan menculik mereka karena ia ingin Shin membuat film untuknya. Selama 2 tahun, sang sutradara membuat 20 film, kebanyakan isinya propaganda. Salah satunya 'Pulgasari', film tentang Godzilla, lengkap dengan pesan propaganda. Sementara istrinya dikurung dalam kamar besar di rumah musim panas 'Dear Leader'.
Namun, Shin sempat ditahan di penjara pria, selama 5 tahun, dipaksa makan rumput nasi dan garam sebagai hukuman karena mencoba kabur. Akhirnya pada tahun 1986, pasangan tersebut diizinkan ke luar negeri untuk menghadiri festival film di Wina. Kesempatan itu dimanfaatkan untuk kabur. Shin dan istrinya meminta suaka ke Kedubes AS di Austria.
Ferdinand dan Imelda Marcos Nyaris Membunuh Beatles
Diktator Filipina Ferdinand Marcos dan istrinya Imelda adalah fans grup musik asal Inggris, the Beatles. Mereka pun mengundang Fab Four ke negaranya dalam rangkaian tur dunia 1966. Undangan itu diterima. Namun, saat tiba di sebuah hotel di Filipina, personel Beatles disambut personel militer. Mereka diperintahkan menghadap penguasa di Istana Kepresidenan Malacanang  untuk makan siang.
Karena lelah baru terbang dari Tokyo dan butuh istirahat, mengumpulkan energi untuk penampilan 2 hari mendatang, pihak Beatles menolaknya. Mereka tak sadar, penolakan itu memicu perkara serius sehari kemudian. Ternyata, sang ibu negara tak terima. Imelda Marcos yang marah menyebarkan isu bahwa grup musik tenar itu telah melecehkan presiden dan istrinya.
Kekacauan pun tak terelakkan. Beatles yang biasanya dikerumuni gadis-gadis muda yang tergila-gila pada mereka, kini diancam mati oleh sekompi tentara. Mereka akhirnya menyelinap kembali ke bandara, berlari di landasan, untuk mencapai pesawat yang membawa mereka pulang.
Salah satu personelnya, George Harrison saat itu mengaku tak ingin kembali ke Manila. Pun dengan John Lennon. "Kami pernah mendengar itu adalah tempat yang mengerikan. Dan ketika kami ada di sana... itu semua terbukti," kata George, saat diwawancara pasca-insiden.
Idi Amin Memaksa Pria Kulit Putih Menandunya

Idi Amin, Presiden Uganda dari tahun 1971-1979 dikenal sebagai diktator kejam karena perilakunya yang tak menentu. Saat mengangkat dirinya sebagai 'Presiden Seumur Hidup', ia merayakannya dengan ditandu di sepanjang jalan dalam sebuah pesta yang dihadiri para diplomat pada Juli 1975 di Kampala. Pengusungnya adalah 4 pria berkulit putih, para pebisnis Inggris.
Idi Amin lantas melempar candaan, dengan mengumpamakan kejadian itu sebagai  "The White Man's Burden" -- beban yang ditanggung para pria kulit putih. "Kami, bangsa Afrika selalu memanggul orang Eropa, kini orang Eropa yang mengangkat kami. Kini kami adalah tuannya," kata dia.
Francois Duvalier dan Mitos Angka 22
Mantan diktator Haiti, Francois "Papa Doc" Duvalier dikenal sangat percaya mitos, ia juga seorang praktisi vodoo. Ia meyakini bahwa 22 adalah nomor yang mengandung kekuatan, apalagi ia berhasil merebut kekuasaan pada 22 Oktober 1957. Papa Doc yang mengangkat diri sebagai presiden seumur hidup juga mengklaim berhasil mengutuk Presiden Amerika John F Kennedy, yang tewas ditembak pada 22 November 1963.
Dalam beberapa tahun kemudian, ia meyakini bahwa tanggal 22 tiap bulannya adalah satu-satunya hari di mana ia dipastikan selamat untuk keluar Istana. Seperti dikutip anehdidunia.com dari BBC, ia selamat dari setidaknya 6 percobaan pembunuhan.
Ia yakin, pada tanggal 22 ia dilindungi kekuatan vodoo. Sejumlah acara kenegaraan penting dijadwalkan di hari itu. Duvalier meninggal pada 21 April 1971 akibat sakit berkepanjangan: kanker prostat, masalah jantung, dan diabetes. Namun wasiat terakhirnya meminta, kematiannya harus diumumkan tanggal 22.
loading...