loading...
Makhluk mistis satu ini hanya dikenal di daerah yang didiami etnis Batak
Toba, terutama di Tapanuli Utara (Taput), Sumatera Utara. Namanya begu ganjang
yang berarti hantu panjang. Sebagian masyarakat Batak masih percaya
adanya begu ganjang. Keberadaannya kerap menjadi kambing hitam jika ada
fenomena yang dianggap aneh, seperti warga jatuh sakit atau meninggal
secara mencurigakan. Ritual yang digelar puluhan warga Desa Lobu Pining,
Pahae Julu, Taput, Kamis (30/8), menjadi salah satu bukti bahwa begu
ganjang masih merupakan momok menakutkan di kawasan itu. Mereka
mendatangkan dukun dari dari Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang
Hasundutan, yang akan memimpin ritual untuk membersihkan desa mereka
dari ilmu hitam, termasuk begu ganjang. Acara ini bahkan dihadiri
anggota DPRD Taput, Jasa Sitompul, dan Kapolsek Pahae Julu Iptu SB
Simamora.
Baca juga artikel terkait lainnya yang tak kalah unik dan seru berikut ini :- Kehidupan Keluarga Yang Tidak Lazim
- Benda Ini Tidak Bisa Dipindahkan Dengan Cara Apapun
- Inilah Cara Lucu Deteksi Jenis Kelamin Bayi Tanpa USG
- Astaghfirullah, Inilah 26 Dosa Istri Terhadap Suami, Nomor 17 Sering Di Lakukan
- Mengaku Dirinya Adalah Tuhan
Sebagian masyarakat awam yang mempercayai adanya begu ganjang
mengisahkan sosoknya sebagai makhluk tinggi. Semakin dilihat semakin
tinggi dan dapat mencekik orang yang melihatnya. Ada yang menyebut begu
ganjang sebagai sosok berambut panjang dan suka berdiam di pucuk-pucuk
pohon yang tinggi. Namun sahabat anehdidunia.com, banyak pula yang
percaya begu ganjang semacam ilmu santet. Meski banyak yang percaya
keberadaannya, merdeka.com belum berhasil menemukan satu orang pun yang
benar-benar pernah melihat begu ganjang. "Aku tak pernah melihat. Sejauh
ini masih katanya," ujar R Situmeang, warga Lubuk Pakam. Begu ganjang
disebut-sebut sebagai roh yang dipelihara dan dikendalikan untuk tujuan
pemiliknya. Namun, sang pemelihara harus memberikan tumbal.
Yang percaya menyatakan bahwa tujuan pemeliharaan begu ganjang semula untuk menjaga sawah dan harta dari pencuri. Belakangan, si empunya disebut menggunakan peliharaannya ini untuk membunuh orang lain. Pada bagian ini, begu ganjang lebih mirip santet. Jika terjadi hal-hal yang dianggap aneh di satu desa, semisal beruntunnya warga meninggal atau sakit di satu wilayah, begu ganjang pun kerap menjadi 'tersangka'. Isu kemudian beredar dan provokasi pun terjadi. Mereka yang dituduh sebagai pemelihara sang hantu pun menjadi korban. Berulang kali terjadi penghakiman kejam hanya didasarkan pada asumsi mayoritas warga.
Yang percaya menyatakan bahwa tujuan pemeliharaan begu ganjang semula untuk menjaga sawah dan harta dari pencuri. Belakangan, si empunya disebut menggunakan peliharaannya ini untuk membunuh orang lain. Pada bagian ini, begu ganjang lebih mirip santet. Jika terjadi hal-hal yang dianggap aneh di satu desa, semisal beruntunnya warga meninggal atau sakit di satu wilayah, begu ganjang pun kerap menjadi 'tersangka'. Isu kemudian beredar dan provokasi pun terjadi. Mereka yang dituduh sebagai pemelihara sang hantu pun menjadi korban. Berulang kali terjadi penghakiman kejam hanya didasarkan pada asumsi mayoritas warga.
Pada 15 Mei 2010, tiga warga Dusun Buntu Raja Desa Sitanggor, Kecamatan
Muara, Tapanuli Utara, yaitu Gibson Simaremare, istrinya Riama br
Rajaguguk (65), dan anaknya Lauren Simaremare (35), tewas dibakar
hidup-hidup setelah dituding sebagai pemelihara begu ganjang. Sementara
itu, Tiur br Nainggolan yang merupakan istri Lauren Simaremare, kritis
ditikam. Polisi kemudian menetapkan 55 warga setempat sebagai tersangka
dalam aksi penganiayaan ini.
Selain itu masih banyak kejadian lain akibat isu begu ganjang. Tertuduhnya dianiaya, diusir dari kampung, dan rumahnya dirusak atau dibakar. Yang teranyar, Rabu (11/7), tiga warga Desa Aek Raja, Kecamatan Parmonangan, Taput, yaitu Fernando Manalu (53), Delima br Simanjuntak (50), dan Mikael Manalu (47) dianiaya karena diduga memelihara begu ganjang. Mereka dipukuli hingga babak belur. Rumahnya juga dirusak. Isu begu ganjang ini muncul setelah meninggalnya seorang warga dinilai janggal. Meski aksi kekerasan masih sering terjadi karena isu mistis ini, namun keberadaan begu ganjang sendiri belum bisa dibuktikan.
Selain itu masih banyak kejadian lain akibat isu begu ganjang. Tertuduhnya dianiaya, diusir dari kampung, dan rumahnya dirusak atau dibakar. Yang teranyar, Rabu (11/7), tiga warga Desa Aek Raja, Kecamatan Parmonangan, Taput, yaitu Fernando Manalu (53), Delima br Simanjuntak (50), dan Mikael Manalu (47) dianiaya karena diduga memelihara begu ganjang. Mereka dipukuli hingga babak belur. Rumahnya juga dirusak. Isu begu ganjang ini muncul setelah meninggalnya seorang warga dinilai janggal. Meski aksi kekerasan masih sering terjadi karena isu mistis ini, namun keberadaan begu ganjang sendiri belum bisa dibuktikan.
Baca juga Kutukan Aneh Di Kehidupan Nyata
loading...