Cita-Cita Spiritual

loading...
AkuIslam.Id - Saat kecil Anton bercita-cita ingin seperti Habibie, mantan Presiden RI dan Menristek era Presiden Soeharto. Ia berkhayal bisa membuat pesawat terbang seperti idolanya itu. Menginjak dewasa, cita-citanya belum berubah. Ia tetap berambisi bisa menjadi teknisi pesawat terbang yang andal.

Namun, kejadian dahsyat mengubah obsesinya tersebut. Ia mengalami kecelakaan kendaraan motor yang mengakibatkan kakinya patah. Jalannya pun menjadi pincang. Sejak itu ia menjadi pemurung dan pemalu.

Kini, usianya telah 40-an, dan cita-citanya mulai berubah. Dengan lirih ia berkata, "Aku bercita-cita ingin merakit kaki palsu yang membuat orang cacat bisa berjalan sempurna." Apakah cita-citanya terkabul? Entahlah!

Begitu juga dengan nasib sahabat saya. Rahman, namanya. Saat SMA ia bercita-cita ingin menjadi ilmuwan. Dia berkhayal kelak dirinya dipanggil ke mana-mana untuk mengisi ceramah dan seminar. Bukunya tersebar di mana-mana dan best seller. Tapi, saat kuliah ia terserang penyakit akut yang membuat obsesinya berubah. Ia mengaku tidak seperti dulu lagi. Kecerdasannya telah berkurang. Ambisinya untuk membaca buku mulai berkurang. Malah, ia mulai senang berbisnis, kini, cita-citanya pun berubah ingin menjadi pengusaha yang sukses.

Masih banyak lagi kasus di mana kita tidak pernah tahu rahasia di balik hidup ini. Ambisi dan cita-cita yang tinggi itu boleh-boleh saja, tapi kita tak pernah tahu akhir ceritanya.

Ada orang yang ambisinya kesampaian dan ada pula yang gagal di tengah jalan. Semua ini terkait dengan banyak hal: luck (keberuntungan), effort (usaha), relationship (relasi), dan sebagainya. Namun, yang pasti, kita tak bisa melupakan peran takdir Tuhan di sini.

Maka dari itu, cita-cita terbaik yang tidak pernah berubah adalah menjadi orang yang beriman kepada Allah. Sejak kecil kedua orang tua mestinya menanamkan anak-anaknya untuk bercita-cita menjadi orang yang beriman dan bertakwa. Tanamkan kepada mereka agar bisa menjadi sosok Siti Maryam, Siti Khadijah, Ali bin Thalib dan sebagainya.

Ketika cita-cita ini tertanam dengan sangat baik sejak kecil, sampai kapanpun hal itu tidak akan berubah. Andaipun berubah, nilainya sangat kecil.

Sebab, cita-cita spiritual itu juah lebih abadi dibandingkan cita-cita lahiriah. Resikonya lebih kecil, tapi efek positifnya sangat besar. Dia akan mendapatkan ridha Allah dan surga ganjarannya. Sebuah penghargaan tertinggi dibandingkan sekedar uang, jabatan atau apapun di dunia ini.

Karena itu, gantungkanlah cita-cita spiritual kita setinggi mungkin. Posisikan cita-cita lahiriah pada tempat kedua. Sebab, ketika cita-cita spiritual ini telah tergapai, semua hal yang bersifat lahiriah akan terasa nikmat diraih. Sebaliknya, meski cita-cita lahiriah ini telah terpenuhi, namun belum tentu bisa menjamin spiritualnya akan terjaga dengan baik. Bisa jadi, hidupnya akan terasa lebih hampa.

Yang patut diingat, bahwa untuk mencapai cita-cita spiritual itu kita tidak perlu keluar ongkos besar. Semuanya gratis. Yang dibutuhkan adalah keikhlasan dan konsistensi kita dalam beribadah kepada Allah. Ini sudah cukup. Tak perlu mobil, rumah mewah atau uang yang banyak untuk bisa mewujudkan cita-cita spiritual tersebut. Mudah dan tidak ribet. Karena itu,s egera tanamkan cita-cita spiritual ini pada anak-anak kita sejak dini.


from Aku Islam http://ift.tt/2pTU8OY
Sumber KLIK Di Sini atau http://www.akuislam.id/
loading...

0 Response to "Cita-Cita Spiritual"

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar dan juga memberikan kritik untuk perbaikan blog ini. Maaf, Komentar yang tidak berhungungan dengan artikel atau hanya pengen beriklan, akan dihapus. Komentar langsung tayang.