loading...
Umar bin Khattab menjadi pemimpin Islam yang begitu familiar. Ia merupakan khalifah kedua Islam menggantikan Abu Bakar As-Siddiq. Pada masa kepemimpinannya, Islam berada dalam masa kejayaan yang begitu memukau.
Ia tidak saja disegani oleh kalangan manusia. Bahkan bangsa jin dan setan pun takut kepada sahabat berjuluk Amirul Mukminin tersebut. Keberhasilannya menaklukan banyak negeri tentu menjadi nilai plus tersendiri.
Hal ini membuat dirinya begitu disegani oleh banyak pemimpin dari berbagai negeri. Hal ini tidak lepas dari gaya kepemimpinan Umar patut diteladani. Mulai dari gemar bermusyawarah, hingga terjun langsung menangani urusan umat. Seperti apa lengkapnya? Berikut ulasannya.
1. Gemar Musyawarah
Teladan pertama dari seorang Umar bin Khattab ketika menjabat sebagai pemimpin ialah beliau gemar bermusyawarah. Banyak kita jumpai pada saat sekarang ini para pemimpin yang tidak mau bermusyawarah dengan rakyatnya terkait kebijakan yang hendak dilakukan.
Akan tetapi hal tersebut tidak berlaku pada Umar, beliau adalah sosok yang tidak pernah memposisikan dirinya sebagai seorang penguasa. Akan tetapi, beliau beranggapan bahwasanya memiliki kedudukan yang sama dengan anggota musyawarah lainnya.
Ia senantiasa meminta pendapat mengenai urusan yang dikerjakan. Ia tidak pernah menunjukkan bahwa dirinya adalah pemengang kekuasaan yang bertindak semena-mena untuk mengambil keputusan.
Umar senantiasa menanamkan perasaan bahwa rakyatnya adalah guru yang akan menunjukkan jalan kebaikan, menyelamatkannya dari kesengsaraan hisab di akhirat kelak. Ia beranggapan bahwa pendapat yang diberikan oleh rakyatnya ketika bermusyawarah akan memperjelas kebenaran.
2. ‘APBN’ untuk Rakyat
Tidak hanya suka bermusyawarah, ternyata Umar bin Khattab juga termasuk ke dalam jajaran pimpinan yang senantiasa memikirkan rakyatnya. Ia senantiasa mempergunakan semua kekayaan negara untuk melayani rakyatnya.
Misalnya Umar mendirikan tembok-tembok dan benteng untuk melindungi kaum muslimin dari serangan mush. Dirinya juga membangun kota-kota untuk mensejahterakan rakyatnya. Tidak pernah terlintas sedikitpun dalam benaknya untuk mempergunakan kekayaan negara tersebut demi kepentingan pribadi.
Bahkan Umar adalah sosok pimpinan yang hidup dengan sangat zuhud, dirinya tidak tertarik dengan kemewahan, kenikmatan, dan segala bentuk kesenangan harta benda yang bersifat duniawi.
3. Menjunjung Tinggi Kebebasan
Teladan ketiga dari Umar bin Khattab ketika memimpin adalah beliau senantiasa menjunjung tinggi kebebasan. Menurut dirinya, setiap orang berhak untuk hidup merdeka dan penuh kebebasan sebagaimana ketika mereka dilahirkan ke dunia ini.
Dalam satu muhasabahnya, Umar berkata pada dirinya sendiri, “Sejak kapan engkau memperbudak manusia, sedangkan mereka dilahirkan ibunya dalam keadaan merdeka?”
Umar sama sekali tidak takut akan kebebasan bangsanya, ia tidak pula merasa khawatir jikalau kebebasan tersebut akan mengancam dirinya. Bahkan ia sangat mencintai kebebasan manusia itu sendiri, laksana cinta seorang yang mabuk kepayang serta menyanjungnya dengan penuh ketulusan.
Namun hal yang harus dipahami adalah bahwasanya Umar menjunjung tinggi kebebasan yang penuh dengan kebenaran Islam. Dalam artinya kebebasan tersebut harus sesuai dengan semua aturan yang berlaku.
4. Bersedia Mendengar Kritik
Umar bin Khattab tidak pernah merasa dirinya adalah pimpinan yang sempurna. Oleh karena itu dirinya akan sangat senang apabila ada orang lain yang memberikan saran atau kritik terhadap dirinya. Ia adalah sosok yang bersedia mendengarkan setiap kritikan tersebut.
Suatu hari Umar terlibat percakapan dengan salah seorang rakatnya, orang itu bersikeras dengan pendapatnya dan berkata kepada Amirul Mukminin, “Takutlah engkau kepada Allah.” Dan, orang itu mengatakan hal itu berulang kali.
Lalu, salah seorang sahabat Umar membentak laki-laki itu dengan berkata, “Celakalah engkau, engkau terlalu banyak bicara dengan Amirul Mukminin!”
Menyaksikan hal itu, Umar justru berkata, “Biarlah dia, tidak ada kebaikan dalam diri kalian jika kalian tidak mengatakannya, dan kita tidak ada kebaikan dalam diri kita jika tidak mendengarnya.”
5. Terjun Langsung Mengatasi Masalah Rakyatnya
Tentu kita sering mendengar bahwa Umar bin Khattab adalah sosok pemimpin yang benar-benar merakyat. Selain senantiasa memikirkan kepentingan rakyatnya, beliau juga tidak sungkan untuk terjun langsung mengatasi permasalah yang dialami rakyatnya.
Pernah suatu tengah malam, ketika semua orang terlelap dalam tidurnya ia justru berpatroli untuk mengecek kondisinya rakyatnya. “Jangan-jangan ada yang tidak bisa tidur karena lapar,” begitu mungkin pikirnya
Pada saat patroli tersebut, beliau menunukan seorang ibu yang anak-anaknya menangis karena kelaparan. Sedangkan di rumah tersebut tidak ada sedikitpun bahan makanan yang bisa dimasak dan disuguhkan.
Mengetahui kenyataan tersebut, dengan segenap daya Umar pergi ke Baitul Maal dan memikul sendiri sekarung gandum dan diberikan kepada keluarga tersebut untuk kebutuhan makan mereka agar tidak lagi kelaparan.
Demikianlah informasi mengenai lima keteladanan Umar bin Khattab sebagai pemimpin. Tidak ada salahnya bagi kita kaum muslimin untuk meneladani gaya kepemimpinan Umar tersebut. Selain agar kepentingan rakyat dapat terpenuhi, kita juga bisa mempertanggungjawabkan jabatan tersebut di akhirat kelak.
Ia tidak saja disegani oleh kalangan manusia. Bahkan bangsa jin dan setan pun takut kepada sahabat berjuluk Amirul Mukminin tersebut. Keberhasilannya menaklukan banyak negeri tentu menjadi nilai plus tersendiri.
Hal ini membuat dirinya begitu disegani oleh banyak pemimpin dari berbagai negeri. Hal ini tidak lepas dari gaya kepemimpinan Umar patut diteladani. Mulai dari gemar bermusyawarah, hingga terjun langsung menangani urusan umat. Seperti apa lengkapnya? Berikut ulasannya.
1. Gemar Musyawarah
Teladan pertama dari seorang Umar bin Khattab ketika menjabat sebagai pemimpin ialah beliau gemar bermusyawarah. Banyak kita jumpai pada saat sekarang ini para pemimpin yang tidak mau bermusyawarah dengan rakyatnya terkait kebijakan yang hendak dilakukan.
Akan tetapi hal tersebut tidak berlaku pada Umar, beliau adalah sosok yang tidak pernah memposisikan dirinya sebagai seorang penguasa. Akan tetapi, beliau beranggapan bahwasanya memiliki kedudukan yang sama dengan anggota musyawarah lainnya.
Ia senantiasa meminta pendapat mengenai urusan yang dikerjakan. Ia tidak pernah menunjukkan bahwa dirinya adalah pemengang kekuasaan yang bertindak semena-mena untuk mengambil keputusan.
Umar senantiasa menanamkan perasaan bahwa rakyatnya adalah guru yang akan menunjukkan jalan kebaikan, menyelamatkannya dari kesengsaraan hisab di akhirat kelak. Ia beranggapan bahwa pendapat yang diberikan oleh rakyatnya ketika bermusyawarah akan memperjelas kebenaran.
2. ‘APBN’ untuk Rakyat
Tidak hanya suka bermusyawarah, ternyata Umar bin Khattab juga termasuk ke dalam jajaran pimpinan yang senantiasa memikirkan rakyatnya. Ia senantiasa mempergunakan semua kekayaan negara untuk melayani rakyatnya.
Misalnya Umar mendirikan tembok-tembok dan benteng untuk melindungi kaum muslimin dari serangan mush. Dirinya juga membangun kota-kota untuk mensejahterakan rakyatnya. Tidak pernah terlintas sedikitpun dalam benaknya untuk mempergunakan kekayaan negara tersebut demi kepentingan pribadi.
Bahkan Umar adalah sosok pimpinan yang hidup dengan sangat zuhud, dirinya tidak tertarik dengan kemewahan, kenikmatan, dan segala bentuk kesenangan harta benda yang bersifat duniawi.
3. Menjunjung Tinggi Kebebasan
Teladan ketiga dari Umar bin Khattab ketika memimpin adalah beliau senantiasa menjunjung tinggi kebebasan. Menurut dirinya, setiap orang berhak untuk hidup merdeka dan penuh kebebasan sebagaimana ketika mereka dilahirkan ke dunia ini.
Dalam satu muhasabahnya, Umar berkata pada dirinya sendiri, “Sejak kapan engkau memperbudak manusia, sedangkan mereka dilahirkan ibunya dalam keadaan merdeka?”
Umar sama sekali tidak takut akan kebebasan bangsanya, ia tidak pula merasa khawatir jikalau kebebasan tersebut akan mengancam dirinya. Bahkan ia sangat mencintai kebebasan manusia itu sendiri, laksana cinta seorang yang mabuk kepayang serta menyanjungnya dengan penuh ketulusan.
Namun hal yang harus dipahami adalah bahwasanya Umar menjunjung tinggi kebebasan yang penuh dengan kebenaran Islam. Dalam artinya kebebasan tersebut harus sesuai dengan semua aturan yang berlaku.
4. Bersedia Mendengar Kritik
Umar bin Khattab tidak pernah merasa dirinya adalah pimpinan yang sempurna. Oleh karena itu dirinya akan sangat senang apabila ada orang lain yang memberikan saran atau kritik terhadap dirinya. Ia adalah sosok yang bersedia mendengarkan setiap kritikan tersebut.
Suatu hari Umar terlibat percakapan dengan salah seorang rakatnya, orang itu bersikeras dengan pendapatnya dan berkata kepada Amirul Mukminin, “Takutlah engkau kepada Allah.” Dan, orang itu mengatakan hal itu berulang kali.
Lalu, salah seorang sahabat Umar membentak laki-laki itu dengan berkata, “Celakalah engkau, engkau terlalu banyak bicara dengan Amirul Mukminin!”
Menyaksikan hal itu, Umar justru berkata, “Biarlah dia, tidak ada kebaikan dalam diri kalian jika kalian tidak mengatakannya, dan kita tidak ada kebaikan dalam diri kita jika tidak mendengarnya.”
5. Terjun Langsung Mengatasi Masalah Rakyatnya
Tentu kita sering mendengar bahwa Umar bin Khattab adalah sosok pemimpin yang benar-benar merakyat. Selain senantiasa memikirkan kepentingan rakyatnya, beliau juga tidak sungkan untuk terjun langsung mengatasi permasalah yang dialami rakyatnya.
Pernah suatu tengah malam, ketika semua orang terlelap dalam tidurnya ia justru berpatroli untuk mengecek kondisinya rakyatnya. “Jangan-jangan ada yang tidak bisa tidur karena lapar,” begitu mungkin pikirnya
Pada saat patroli tersebut, beliau menunukan seorang ibu yang anak-anaknya menangis karena kelaparan. Sedangkan di rumah tersebut tidak ada sedikitpun bahan makanan yang bisa dimasak dan disuguhkan.
Mengetahui kenyataan tersebut, dengan segenap daya Umar pergi ke Baitul Maal dan memikul sendiri sekarung gandum dan diberikan kepada keluarga tersebut untuk kebutuhan makan mereka agar tidak lagi kelaparan.
Demikianlah informasi mengenai lima keteladanan Umar bin Khattab sebagai pemimpin. Tidak ada salahnya bagi kita kaum muslimin untuk meneladani gaya kepemimpinan Umar tersebut. Selain agar kepentingan rakyat dapat terpenuhi, kita juga bisa mempertanggungjawabkan jabatan tersebut di akhirat kelak.
Sumber berita http://www.infoyunik.com
loading...