loading...
Siapapun tidak akan rela atau tega membuang anak yang dilahirkannya bagaimanapun stiuasinya. Menurut wikipedia Mingi
adalah kepercayaan tradisional Karo dan Hamar suku terpencil di
Ethiopia selatan yang mempercayai bahwa orang dewasa dan anak-anak
dengan kelainan fisik diyakini akan memberikan pengaruh jahat pada orang
lain, sehingga bayi cacat harus dibunuh tanpa pemakaman yang layak.
Mingi ini adalah sebutan bayi bayi yang terlahir tidak normal menurut
mereka.
Baca juga artikel terkait lainnya yang tak kalah unik dan seru berikut ini :- Kehidupan Keluarga Yang Tidak Lazim
- Benda Ini Tidak Bisa Dipindahkan Dengan Cara Apapun
- Inilah Cara Lucu Deteksi Jenis Kelamin Bayi Tanpa USG
- Astaghfirullah, Inilah 26 Dosa Istri Terhadap Suami, Nomor 17 Sering Di Lakukan
- Mengaku Dirinya Adalah Tuhan
Seperti dilansir dari Dailymail, salah satu wanita yang harus rela
kehilangan anaknya akibat tradisi tersebut adalah Buko Balguda (45
tahun) yang berasal dari desa suku Karo, Omo Valley, Ethiopia. Bukan
hanya kehilangan 1 tau 2 bayi, ia harus merelakan 15 bayinya dianggap
sebagai Mingi dan harus dibunuh untuk melindungi seluruh desa. "Saya
memiliki tujuh bayi laki-laki dan delapan bayi perempuan. Di masa itu,
tradisi suku kami masih sangat keras. Saya menghormati tradisi ini,
sehingga membiarkan mereka membunuh anak-anak saya," ujar Buko.
"Dulu saya menuruti kemauan kepala suku karena tidak punya pilihan. Namun sekarang, setiap kali melihat wanita melahirkan dan memberikan susu untuk bayinya, saya sangat menyesal. Saya merasa kesepian. Tidak ada anak yang ada di sisi saya," lanjut Buko. Setiap tahunnya diperkirakan setidaknya 300 bayi harus mati sia-sia karena dianggap Mingi. Kini, Buko dan banyak lagi penduduk suku di Ethiopia mulai menganggap tradisi ini sesuatu yang sangat kejam dan harus ditinggalkan.
Lantas mengapa seorang bayi bisa dianggap Mingi di Ethiopia? Ada beberapa kriteria yang menyebabkan seorang bayi dianggap Mingi, antara lain bayi yang lahir tanpa izin ketua adat, bayi kembar, bayi dengan cacat fisik, bayi yang gigi pertamanya tumbuh di rahang atas (berlaku juga untuk anak-anak yang gigi susunya lepas), serta anak yang lahir dari ayah yang tidak berhasil melakukan tradisi lompat kerbau sebelum menikah.
"Dulu saya menuruti kemauan kepala suku karena tidak punya pilihan. Namun sekarang, setiap kali melihat wanita melahirkan dan memberikan susu untuk bayinya, saya sangat menyesal. Saya merasa kesepian. Tidak ada anak yang ada di sisi saya," lanjut Buko. Setiap tahunnya diperkirakan setidaknya 300 bayi harus mati sia-sia karena dianggap Mingi. Kini, Buko dan banyak lagi penduduk suku di Ethiopia mulai menganggap tradisi ini sesuatu yang sangat kejam dan harus ditinggalkan.
Lantas mengapa seorang bayi bisa dianggap Mingi di Ethiopia? Ada beberapa kriteria yang menyebabkan seorang bayi dianggap Mingi, antara lain bayi yang lahir tanpa izin ketua adat, bayi kembar, bayi dengan cacat fisik, bayi yang gigi pertamanya tumbuh di rahang atas (berlaku juga untuk anak-anak yang gigi susunya lepas), serta anak yang lahir dari ayah yang tidak berhasil melakukan tradisi lompat kerbau sebelum menikah.
Jika ketua adat telah mengatakan seorang bayi sebagai Mingi, maka bayi itu harus segera dibunuh. Bayi-bayi ini dibunuh dengan cara yang sangat kejam. Selain dilemparkan ke sungai yang penuh buaya, cara lain yang banyak dipraktekkan adalah dengan meninggalkan bayi tersebut di rawa-rawa dan membiarkannya hingga mati karena kelaparan atau disantap oleh hewan buas.
Kini pemerintah Ethiopia menyatakan sudah melarang praktek kejam ini. Meski demikian, masih banyak suku-suku di Ethiopia yang tetap membunuh bayi-bayi yang dianggap Mingi. Untuk membantu menekan jumlah korban, lembaga-lembaga sosial dan panti asuhan di Ethiopia bahkan bersedia menampung bayi-bayi yang dianggap Mingi untuk dibesarkan. Sahabat anehdidunia.com bantuan ini ternyata mendapat sambutan dari para orangtua yang tidak tega melihat anaknya mati sia-sia. Karena tak mampu menentang adat yang berlaku dalam sukunya, para orangtua tersebut lebih memilih untuk membiarkan anaknya dibesarkan diluar suku asalkan bisa tetap hidup.
Sampai tradisi benar-benar hilang, para wanita dan orang tua selalu
cemas ketika bayi mereka lahir. Semoga saja tradisi ini tidak lagi
menghilangkan nyawa bayi-bayi yang tidak berdosa.
Baca juga Kasus Bullying Paling Menggegerkan
Aneh Unik
Berita Aneh dan Unik Di Dunia
loading...