loading...
Jauh dari sanak saudara atau teman bahkan kekasih dalam kehidupan kita
sungguh merana dan sakit sekali rasanya. Hal hal indah yang sering kita
lakukan, walaupun bertengkar akan terasa indah di kenangan kita. Sahabat
anehdidunia.com mungkin itulah yang kita rasakan jika kangen seseorang
karena berjauhan tempat tinggal. Sahabat anehdidunia.com berbeda dengan
hal tersebut diatas, beberapa kisah dibawah ini mereka terpisah dari
keluarganya karena hal yang tidak disengaja. Mereka terdampar di lautan
tanpa ada seorangpun yang bisa menolong. Bayangkan terkatung katung di
tengah samudra dengan waktu yang lama tanpa saudara bahkan kekasih.
Untuk mengetahui kisah mereka dan bagaimana mereka bisa hidup, berikut kisah manusia selamat bertahan hidup terombang ambing di lautan
Baca juga artikel terkait lainnya yang tak kalah unik dan seru berikut ini :- Kehidupan Keluarga Yang Tidak Lazim
- Benda Ini Tidak Bisa Dipindahkan Dengan Cara Apapun
- Inilah Cara Lucu Deteksi Jenis Kelamin Bayi Tanpa USG
- Astaghfirullah, Inilah 26 Dosa Istri Terhadap Suami, Nomor 17 Sering Di Lakukan
- Mengaku Dirinya Adalah Tuhan
Troy Driscoll Dan Josh Long
Troy Driscoll dan ayahnya via smh.com.au |
Troy Driscoll (15) dan sahabatnya Josh Long (17) memutuskan untuk pergi
dengan kapal untuk memancing ikan di perairan Carolina Utara. Mereka
berangkat tanpa memperhatikan peringatan bendera akan gelombang tinggi
yang dipasang di pantai. Belum berapa lama melaut, gelombang tinggi
menyeret kapal mereka jauh ke tengah. Bahkan ketika mereka berusaha
mendayung sekuat tenaga, mereka malah semakin terseret menjauh. Keduanya
akhirnya harus bertahan di dalam kapal kecil tanpa bekal air, makanan
atau peralatan lain selain alat pancing. Mereka tak punya petunjuk arah,
dan tersesat tanpa harus tahu ke mana mereka pergi.
Di mana-mana mereka hanya melihat air dan sinar matahari. Selama enam
hari mereka terjemur sinar matahari, tidak minum dan mereka juga tak
berani masuk ke dalam air karena takut ancaman ikan hiu. Mereka hanya
bertahan dengan berburu ubur-ubur sebagai makanan. Pada hari ke enam,
setelah mengirimkan pesan lewat botol kepada keluarganya, tim penyelamat
datang. Mereka dilarikan ke rumah sakit dengan kondisi luka bakar sinar
matahari yang parah dan dehidrasi. Kondisi mereka sangat mengenaskan,
bahkan dokter mengatakan, mereka bisa saja tak akan bertahan hidup bila
pertolongan tak segera datang.
Kisah Amanda Thorns Dan Dennis White
William Thorns dan Amanda Thorns via dailymail.co.uk |
Sahabat anehdidunia.com Amanda Thorns (25), ayahnya Willie (64) dan
sahabat ayahnya Dennis White (64) memutuskan berlayar ke Cape Cod 6
November 2012 silam. Amanda seringkali berlayar dengan ayahnya di daerah
tersebut, namun kali ini ia berinisiatif untuk bergerak ke laut yang
lebih dalam dan menuju Bermuda. Sekitar jam 12 siang, mendadak gelombang
tinggi datang disertai badai. Mereka akhirnya bertahan dengan
menurunkan jangkar, berharap bahwa kapal mereka bisa selamat. Selama
empat hari, badai tak kunjung berhenti. Sang kapten, Willie, keluar ke
dek untuk mencoba melakukan sesuatu selagi anaknya, Amanda tidur. Tak
disangka, gelombang besar menghempas dan membuat tubuhnya jatuh terlilit
tali. Tiang kapalpun terhempas jatuh ke laut.
Dennis dan Amanda berusaha kembali menolong ayahnya, namun hasilnya
nihil. Ayahnya hilang terbawa gelombang laut yang ganas bak monster.
Mereka kemudian berusaha menunggu badai mereda dan menaikkan jangkar,
berlayar kembali dan berharap ada pertolongan. Beberapa kali mereka
berusaha mencari pertolongan, namun tak ada yang menjawabnya. Sedikit
demi sedikit perahu bergerak tak tentu arah. 10 hari setelah badai
merenggut ayahnya, Amanda menembakkan pistol suar. Kali ini sebuah
tanker besar melihat tanda permintaan pertolongan mereka. 21 November,
mereka berhasil sampai di Bermuda, dalam kondisi berduka atas kematian
ayahnya, namun masih bersyukur karena mereka berhasil selamat.
Terombang Ambing Memakai Icebox
Hanyut Terombang Ambing Memakai Icebox via telegraph.co.uk |
23 Agustus 2012 silam, sebuah perahu nelayan asal Thailand membawa 20
orang penumpang di dalamnya. Mendadak kapal tersebut pecah dan mulai
tenggelam. Sebagian besar penumpangnya dipaksa berpisah dengan
kemungkinan tak akan pernah bertemu lagi. Dua orang berhasil masuk ke
icebox, kotak yang biasa mereka gunakan untuk menyimpan ikan, ketika
perahu mereka tenggelam. Icebox tersebut mengapung dan membawa mereka
mereka pergi entah ke mana.
Beruntunglah saat itu angin muson membawa mereka berlayar. Disertai
hujan yang memberikan mereka air segar untuk minum setiap hari. Mereka
mengapung berbekalkan ikan segar yang tersisa di dalam icebox, dan
itulah yang mereka gunakan untuk makan selama terapung di laut hingga 17
Januari 2013. Mereka beruntung karena sebuah tim yang sedang berpatroli
dan menemukan mereka. Keduanya segera diberi pertolongan karena
mengalami dehidrasi, kelaparan serta luka bakar sinar matahari yang
sangat parah.
Kisah Terapung 3 Pemuda Pulau Fiji
Samu Perez Filo Filo dan Edward Nasau via stuff.co.nz |
Samu Perez (15), Filo Filo (15) dan Edward Nasau (14) pergi berlayar
dari ke Atafu Atoll ke rumah. Namun perahu kecil mereka tersesat tersapu
oleh arus kuat. Mereka diperkirakan tewas setelah dalam radius 1000 km
persegi tim SAR mencari keberadaan mereka. Orang tua, bersama 500
keluarga dan teman-teman mereka berkabung dan mengadakan upacara
peringatan kematian untuk mereka. Sementara itu, ketiganya malah
terapung di lautan luas. Bertahan dengan mengandalkan ikan mentah, dan
camar yang mendarat di kapal mereka.
Mereka juga menadah air hujan melalui terpal perahu. Sayangnya, hujan
tidak datang setiap hari, dan dua hari sebelum mereka ditemukan, mereka
terpaksa minum air laut. Kondisi mereka sangat mengenaskan, dehidrasi
parah, kelaparan dan luka bakar akibat sinar matahari di seluruh tubuh.
Mereka ditemukan terapung di atas 1600 km Atol Fiji. Dalam 50 hari
terapung, mereka benar-benar berusaha keras untuk hidup. Keluarga mereka
menyambut mereka dengan gembira dan rasa syukur, karena tak pernah
membayangkan mereka akan selamat.
Kisah Steven Callahan
Steven Callahan via marinersmuseum.org |
Steven Callahan adalah seorang anggota angkatan laut yang berencana
berlayar dari kepulauan Canary melintasi samudera Atlantik ke Bahama. Ia
berlayar dengan perahu pribadinya. Seminggu dalam perjalanan, perahunya
rusak parah karena cuaca buruk dan sesuatu yang tidak diketahui (diduga
ikan paus). Ia terpaksa meninggalkan kapal dan berhasil menyelamatkan
diri dengan persediaan darurat berupa rakit penyelamat, kantong tidur,
makanan, jatah air, grafik navigasi, speargun dan sebuah flare serta
stills solar (alat kondensasi air laut menjadi air minum segar). Ia
memanfaatkan semua perbekalan yang dimiliki, memancing dengan
menggunakan tangan dan tombak dan mengonsumsi ikan mahi-mahi, ikan
harimau serta ikan terbang.
Ia menggunakan stills solar untuk mendapatkan air segar setelah bekal
airnya habis. Suatu hari, ketika ia mencoba memancing dengan tombak,
ikan yang ia pancing kabur dan tombang justru mengenai rakitnya. Tabung
karet di bawah rakit robek dan menyisakan lubang besar. Mustahil
rakitnya dapat berdiri seperti semula. Sahabat anehdidunia.com Steven
mencoba memperbaiki dengan peralatan seadanya. Dan pada hari 76, ia
melihat daratan pertama kalinya. Diselamatkan oleh nelayan, ia kemudian
dibawa ke rumah sakit setempat. Ia menghabiskan waktu sebulan untuk
memulihkan kondisinya, dan menumpang kapal melalui Hindia barat.
Kisah Jose Salvador Alvarenga
Jose Salvador Alvarenga via dailymail.co.uk |
Sahabat anehdidunia.com seorang pria yang selamat setelah terdampar di
laut selama 438 hari terpaksa berbicara dengan jasad temannya, untuk
melawan kesepian yang menyiksa yang dialaminya. Pada Januari 2014, Jose
Salvador Alvarenga, seorang nelayan dari El Salvador, terdampar di
sebuah pulau terpencil di Samudera Pasifik. Dia terseret ombak
setidaknya 5.500 mil setelah badai menghantam perahu yang dinaikinya.
Ditemukan dalam keadaan basah kuyup, sangat kurus, penuh luka dan
berjenggot lebat, Alvarenga selamat setelah bertahan hidup selama 14
bulan. Namun, temannya Ezequiel Cordoba meninggal setelah dua bulan
hidup hanya mengandalkan pada air hujan, burung dan kura-kura.
Alvarenga kemudian menceritakan kembali pengalamannya terdampar dan
bertahan hidup di laut tersebut kepada Jonathan Franklin yang menulis
tentang dirinya berjudul 438 Days. Menurut Alvarenga, kesehatan Cordoba
mulai menurun drastis setelah sakit akibat minum urine sendiri, makan
daging mentah dan mulai menolak makanan. Menggambarkan kepanikan yang
dialami ketika menyadari temannya itu sedang sekarat, Alvarenga
berteriak: "Jangan tinggalkan aku sendiri! Kamu harus berjuang untuk
hidup! Apa yang akan aku lakukan di sini sendirian?" Setelah kematian
Cordoba, Alvarenga mulai berbicara dengan jasad temannya itu untuk
membunuh kesepian yang melandanya.
Alvarenga menuturkan bagaimana dia menanyakan berbagai hal kepada jasad
Cordoba dan menjawabnya sendiri. Lama-lama apa yang dia lakukan itu
meningkat menjadi halusinasi, sampai Alvarenga baru menyadarinya enam
hari kemudian bahwa ia telah berbicara dengan mayat Cordoba. Perahu
Alvarenga yang terdampar di pulau terpencil bernama Ebon Atol ditemukan
oleh nelayan yang melintas. Kisahnya menarik perhatian internasional dan
banyak yang takjub bagaimana dia bisa melarikan diri dari kematian
setelah kekurangan makanan satu tahun lebih.
Aneh Unik
Berita Aneh dan Unik Di Dunia
loading...