loading...
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri
mengaku malu tawuran antarpelajar masih terjadi bahkan sampai hilangnya
korban jiwa pada Senin (24/9) lalu, hal itu bisa menjadi salah satu
masalah sosial.
"Secara pribadi terus terang saya malu, kita ini bangsa yang besar
dan memiliki tokoh-tokoh yang punya semangat juang tinggi melawan
penjajah. Tapi pelajar-pelajar kita yang baru tumbuh kembang malah
membantai kawan sendiri, apa yang dibanggakan," kata Mensos di Jakarta,
Rabu (26/9).
Tawuran antara pelajar SMAN 6 dan SMAN 70 Bulungan, Jakarta Selatan
terjadi Senin (24/9), setelah jam pulang sekolah. Alawy Yusianto Putra
(15), siswa kelas X SMAN 6, menjadi korban yang tewas akibat aksi
tawuran tersebut.
Mensos menyayangkan masih terjadinya tawuran antarpelajar, sebab
menurut politisi Partai Keadilan Sejahtera itu dengan logika sederhana
semakin orang berpendidikan, orang tidak akan melakukan tawuran. Bahkan
di negara lain tawuran antar pelajar tidak terjadi lagi.
Mensos mengatakan, tawuran pelajar antara dua sekolah menengah atas
yang berada di ibukota itu sudah sering terjadi dimana semua bisa
melihat baik itu pejabat, para ahli dan semua pihak yang seharusnya malu
melihat tawuran terus terjadi.
"Karena kejadiannya sangat dekat dengan pusat pemerintahan, jadi
tidak ada alasan untuk tidak menyelesaikannya. Cari akar masalahnya
sebab tidak cukup hanya dengan mengucapkan belasungkawa," tambah Mensos.
loading...
setuju banget sama pak mensos, kita bangsa indonesia ikut malu juga pak
BalasHapus