Ia Bertobat Setelah Melawan Tentara Malaikat

loading...
Hidayah bisa datang melalui apapun. Seperti yang dirasakan oleh Abu Sufyan. Hidayah datang ketika ia berperang melawan umat Rasulullah. Saat itu ia harus menerima kekalahan karena berhadapan dengan pasukan Malaikat. Justru dari kekalahan itulah ia pun ragu atas agamanya dan berniat masuk Islam. Sumber : http://ceramahbersama.blogspot.co.id

Ilustrasi Suasana Peperangan ( Foto @U-Report )

Abu Sufyan bin Harits adalah pemimpin kaum kafir yang terkenal. Selain melawan Rasulullah melalui perang, ia juga suka menggubah syair - syair untuk menjelekkan dan menjatuhkan Rasulullah. Padahal ia adalah saudara sepupu Nabi Muhammad Saw, yakni putra dari pamannya, Harits bin Abdul Munthalib.

Pada suatu hari, ia mendatangi Abu Lahab yang saat itu sedang duduk dekat sumur Zamzam bersama beberapa orang Quraisy. Abu Lahab sedang menanti kabar karena hari itu terjadi Perang Badar. Pada saat terjadi peperangan itu, Abu Lahab tidak ikut, dan ia mengirimkan Ash bin Hisyam sebagai gantinya.

Dengan berharap cemas, prajurit kafir Quraisy menunggu-nunggu berita hasil pertempuran. Dan, ternyata berita yang berdatangan menyampaikan kekalahan pahit bagi pihak kafir Quraisy. "Mari sini, wahai keponakanku, pasti kau membawa berita. Ceritakanlah kepada kami ?" kata Abu Lahab.

MENELAN KALAH
Mendapat pertanyaan itu, Abu Sufyan menjawab dengan tenang. "Demi Lata dan 'Uzza, tak ada berita yang menggembirakan, dan kami telah menjumpai suatu kaum yang kepada mereka kami serahkan leher - leher kami untuk disembelih sesuka hatinya dan mereka tawan kami dengan mudah. Demi Tuhan, kami berhadapan dengan orang - orang berpakaian serba putih yang mengendarai kuda hitam belang putih, menyerbu yang seakan datang dari antara langit dan bumi. Mereka menyerbu seakan tak terhalang oleh apa pun."

Yang dimaksud Abu Sufyan dengan pasukan yang berpakaian serba putih itu adalah para malaikat yang ikut bertempur di samping kaum muslimin. Sejak saat itu, Abu Sufyan mulai ragu atas agamanya dan berniat masuk Islam. Apa yang telah ia saksikan itu, meningkatkan keimanan kepada Islam.

Lambat laun, keyakinan Abu Sufyan untuk memeluk Islam sangat kuat dan tak dapat ditahan lagi. Pada suatu hari, ia berniat menemui Nabi Saw dan meminta dibaiat masuk Islam. Karena masih malu menemui beliau, dia mengajak Ja'far, putranya. Kemudian Abu Sufyan melakukan perjalanan bersama putranya dengan menunggang kuda membawa hati yang insaf dan sadar.

MEMBACA SYAHADAT
Ketika dia sampai di Abwa', dilihatnya barisan pasukan besar Islam yang menuju Kota Makkah. Abu Sufyan bingung memikirkan apa yang harus dilakukannya. Dia telah sekian lama menghunus pedang memusuhi Islam dan menggunakan lisannya untuk menjatuhkan Islam. Ia merasa, Nabi Saw telah menglalalkan darahnya bila ia tertangkap oleh salah seorang prajurit muslimin dan dirinya pasti akan langsung menerima hukuman qishas.

Maka, Abu Sufyan mencari akal bagaimana caranya untuk lebih dulu menemui Rasulullah sebelum jatuh ketangan prajurit muslimin.

Abu Sufyan kemudian menyamar, menutup mukanya, dan menyembunyikan identitas dirinya. Dengan menggandeng tangan putranya, Ja'far, keduanya berjalan kaki mencari Rasulullah. Akhirnya, Abu Sufyan berhasil setelah mendekati Nabi Saw. Abu Sufyan menjatuhkan dirinya. "Asyhadu alla ilaha illallah, wa-asyhadu anna Muhammadar Rasulullah," seru Abu Sufyan bersama putranya.

Kemudian, Rasulullah menyerahkan Abu Sufyan dan Ja'far kepada Ali bin Abi Thalib seraya berkata, "Ajarkan kepada saudara sepupumu ini cara berwudu dan sunah, lalu bawa lagi ke sini," ucap Rasulullah.

Sejak itu Abu Sufyan bin Harits memeluk Islam dan sirnalah masa - masa yang penuh kesesatan dan kesengsaraan. Kini, terbuka pintu rahmat yang tak terbatas.
loading...