loading...
SerUnique.com - Sahabatku semua, Jumpa lagi dengan artikel terbaru di blog Unik dan Aneh. Berita yang sangat aktual, seru, unik dan aneh akan dipaparkan pada anda. Silahkan simak info tentang Sejarah Terjadinya Pembantaian Manusia Di Indonesia Semoga bermanfaat dan anda terhibur sekali. Simak ya... Jangan lupa Follow Twitter admin di @Share_Doang Google Plus +Mukti Effendi dan Facebook Fans di SeruniqueCom
Sejarah Terjadinya Pembantaian Manusia Di Indonesia
Genosida atau genocide itu berasal dari gabungan kata geno dari bahasa
yunani yang berarti ras atau suku dengan kata cide yang berasal dari
bahasa latin yang berarti pembantaian. Jadi sudah jelas arti dari
genosida itu adalah sebuah pembantaian besar-besaran secara sistematis
terhadap satu suku bangsa atau kelompok. Jika diambil contohnya yang
terkenal yaitu saat Nazi berkuasa. Salah satu catatan sejarah kasus
genosida terbesar dan banyak mengambil nyawa manusia. Hitler yang saat
itu memimpin Nazi dengan kejam memerintahkan untuk membantai kaum yahudi
yang dinyatakan sebagai pembantaian massal paling mengerikan di dunia.
Ternyata sahabat anehdidunia.com kasus seperti itu juga pernah terjadi
di Indonesia berikut sejarah genosida tragedi pembantaian manusia di Indonesia.
Genosida Etnis Tionghoa Tahun 1740
![]() |
Pembunuhan tahanan Tionghoa saat pembantaian via wikiwand.com |
Pembantaian etnis Tionghoa yang terjadi di tahun 1740 memang tak banyak
diketahui orang. Bisa jadi di sekolah pun tak akan diajarkan. Namun di
masa lalu, kasus pembantaian ini cukup membuat suasana tanah air jadi
geger. Pembantaian ini didasari oleh isu politik yang membuat Belanda,
dalam hal ini atas kemauan VOC, mulai kalah bersaing dalam urusan
perdagangan dengan Inggris. Saat itu EIC sebuah perusahaan perdagangan
Inggris berbasis di India mulai mengambil perdagangan Asia. Nasib sial
justru menimpa etnis Tionghoa. Mereka yang mulai datang dan berkembang
di Indonesia jadi bulan-bulanan VOC. Akhirnya pedagang Tionghoa ini
dikenakan banyak pungli dan pajak yang sangat merugikan.
Menanggapi hal ini beberapa kelompok pemuda Tionghoa memprotes. Tapi
protes mereka tak berjalan lama karena Belanda lebih mengamuk dan mulai
melakukan pembantaian mengerikan. Belanda memprovokasi warga lokal untuk
membantai orang Tionghoa. Siapa saja yang mampu memenggal kepalanya
akan dapat hadiah. Selain itu tentara Belanda juga mulai menyisir area
tempat orang Tionghoa tinggal. Mereka mendobrak pintu dan menembaki
siapa saja yang ada di dalamnya. Dalam peristiwa ini lebih dari 7.500
jiwa melayang dengan cepat. Setelah kasus ini Belanda mengharuskan orang
China membangun daerahnya sendiri. Mereka dilarang keluar kota untuk
berdagang. Itulah mengapa di setiap kota besar selalu ada pojok-pojok
pecinan.
Pembantaian Manusia Saat Membangun Jalan Raya Pos Tahun 1808-1809
![]() |
pembangunan jalan raya pos tahun 1808-1809 via semarangcityheritage.wordpress.com |
Mengapa disebut sebagai pembantaian massal? Karena saat membangun jalan
sepanjang 1.000 km ini pemerintah Belanda memaksa warga. Di bawah
tangan besi Gubernur Jendral Herman Willem Daendels, puluhan ribu orang
dipaksa membuat jalan di medan-medan yang sangat sulit. Mereka hanya
diberi makan seadanya hingga kadang banyak warga yang sekarat saat
bekerja. Mengetahui hal ini tentara Belanda akan membunuhnya dengan
cepat dan membuangnya di jalanan. Jalan yang membentang dari Anyer ke
Panarukan ini memakan korban lebih dari 12.000 orang penduduk pribumi.
Daendels, melalui tangan besinya mampu menyelesaikan proyek prestisius
ini hanya dalam waktu setahun saja. Tahun 1809, jalan raya pos ini
sudah bisa digunakan dengan baik. Apa yang dilakukan Daendels
mendapatkan apresiasi atasannya yang merupakan Napoleon Bonaparte.
Jalan raya pos ini digunakan oleh Daendels sebagai jalan penghubung
komunikasi antara pos Belanda yang ada di Jawa. Itulah mengapa setiap
4,5 km akan ada kantor untuk pengiriman pesan. Selain itu, jalan ini
juga digunakan sebagai penghubung jalur perdagangan yang dilakukan oleh
Belanda. Terakhir, jalan ini juga akses yang digunakan untuk bertahan
dari sergapan Inggris yang saat itu mulai masuk ke Jawa. Pembangunan
jalan raya pos ini penuh dengan kepiluan. Pramoedya Ananta Toer yang
merupakan penulis sastra sejarah mengatakan: jalan raya ini dibangun
dengan darah dan air mata yang tak habis-habis. Meski sekarang bisa
dimanfaatkan oleh warga lokal, dulunya tempat ini merupakan neraka
tempat puluhan ribu orang dibunuh secara perlahan-lahan.
Pembantaian Massal Mandor Oleh Tentara Jepang Tahun 1943-1945
Jepang memang hanya tiga tahun berada di Indonesia. Tapi kekejamannya
mampu mengungguli Belanda yang telah ratusan tahun di Indonesia.
Tepatnya di daerah Mandor, Kalimantan Barat pernah terjadi peristiwa
pembantaian atau genosida paling mengerikan. Sebanyak lebih dari 20.000
orang dibantai dengan keji meski tak salah apa-apa. Mayat-mayat korban
itu akhirnya dikubur menjadi satu hingga susah untuk diidentifikasi.
Menurut saksi mata, banyak penduduk usia di atas 12 tahun dikumpulkan.
Mereka ditembak, ditutup kepalanya dengan plastik lalu dipenggal dengan
samurai. Ada juga yang dibunuh dengan memasukkan air dari selang ke
dalam mulut. Pemerintah Jepang ingin membuat Jepang kedua di tempat ini.
Semua orang dewasa dibunuh dengan keji lalu yang anak-anak akan dididik
dengan ajaran Jepang yang keras. Sejarah mencatat jika peristiwa ini
dimulai sekitar 28 Juni 1944. Saat ini pemerintah setempat membuat Perda
untuk memperingati 28 Juni sebagai Hari Berkabung Daerah. Orang di
Kalimantan Barat akan mengibarkan bendera setengah tiang sebagai
penghormatan kepada penduduk yang dibantai secara keji oleh orang
Jepang.
Genosida Westerling di Sulawesi Selatan Tahun 1946-1947
![]() |
Genosida Westerling di Sulawesi Selatan Tahun 1946-1947 via boombastis.com |
Belanda belum menerima kedaulatan Indonesia yang telah merdeka sejak 17
Agustus 1945. Ia akhirnya menekan rakyat sipil untuk terus tunduk dan
patuh kepada pemerintahannya. Seperti yang terjadi di Sulawesi Selatan
pada Desember 1946 – Februari 1947. Belanda mengumpulkan banyak orang
yang dicurigai sebagai penjahat dan pejuang lalu mengeksekusinya di
tempat. Orang yang melakukan operasi ini bernama Raymond Pierre Paul
Westerling. (Pembantainnya mengambil nama belakang sang Jendral
Belanda.)
Menurut cerita beberapa saksi mata yang masih hidup, pria dewasa
dikumpulkan di tengah lapangan dan disuruh membuat galian. Setelah itu
tentara Belanda akan menembaki satu-satu orang ini. Tubuh tak bernyawa
itu akhirnya ambruk ke lubang hingga tentara akan muda untuk
menguburnya. Diperkirakan ada sekitar 40.000 orang yang meninggal di
kasus yang sampai dibawa ke pengadilan internasional ini.
Pembantaian Anggota PKI Tahun 1965-1966
![]() |
pembantaian anggota pki via boombastis.com |
Di negeri yang dikenal ramah-ramah orangnya ini pernah terjadi tragedi
pembunuhan massal atau genosida paling mengerikan. Bahkan peristiwa ini
sempat menggegerkan dunia internasional dan dianggap sebagai tragedi
mengerikan di abad ke-20. Sebanyak 500.000 orang dibantai habis-habisan
karena mereka dianggap menyimpang. Anggota PKI, simpatisan, dan siapa
saja yang terlibat dengan organisasi ini dibantai dengan sadis.
Peristiwa ini masih menimbulkan perdebatan, bahkan hingga sekarang.
Banyak yang mengatakan jika dalang peristiwa ini adalah Soeharto. Ia
membantai banyak orang yang berbau PKI karena ada muatan politiknya.
Di depan dunia internasional jumlah pembunuhan ini dikatakan hanya
78.000 saja. Padahal jumlah ini bisa berlipat-lipat karena banyak orang
yang hilang atau dibuang ke kamp konsentrasi. Kasus pembantaian PKI
ini adalah borok Indonesia yang akan susah disembuhkan. Keadilan akan
semakin susah ditegakkan karena fakta sering dibolak-balik. Apa pun itu,
dan siapa pun yang bertanggung jawab. Kasus yang terjadi 50 tahun lalu
ini akan tetap menjadi PR siapa saja yang menganggap keadilan adalah
hak semua orang.
loading...