loading...
SerUnique.com - Sahabatku semua, Jumpa lagi dengan artikel terbaru di blog Unik dan Aneh. Berita yang sangat aktual, seru, unik dan aneh akan dipaparkan pada anda. Silahkan simak info tentang KEANEHAN DI PANTAI PARANGTRITIS Semoga bermanfaat dan anda terhibur sekali. Simak ya... Jangan lupa Follow Twitter admin di @Share_Doang Google Plus +Mukti Effendi dan Facebook Fans di SeruniqueCom
Cerita ini benar-benar nyata. Kisahnya terjadi pada tahun 1987 ketika aku lulus dari SMA negeri VI Surabaya. Saat itu aku dipilih oleh teman-teman satu kelas untuk menjadi Ketua Panitia perpisahan kelas. Aku berprinsip bahwa aku harus menjadi pemimpin yang baik untuk memimpin teman- temanku menorehkan kenangan yang tidak akan bisa terlupakan di akhir masa-masa SMA. Puncaknya, teman- teman semua sepakat untuk melaksanakan perpisahan dengan berpariwisata ke tiga tempat tujuan yakni di Kraton Jogjakarta, Parangtritis dan Tawangmangu. Pada hari yang telah ditetapkan, kami bergembira naik bus yang sudah disewa pergi ke lokasi pariwisata tersebut dan berangkat pada malam hari. Pagi harinya, setelah melewati perjalanan yang melelahkan, sampailah kami pada tujuan wisata yang pertama yakni di Kraton Jogjakarta. Di lokasi tersebut, kami sangat mengagumi bangunan Kraton yang sangat megah yang melambangkan kerajaan terbesar di tanah Jawa. Setelah puas berkeliling di seputar Kraton Jogjakarta, kami pun melanjutkan perjalanan ke Parangtritis. Hari masih pagi sekitar jam 09.00 wib ketika kami sampai di lokasi tersebut. Teman- temanku berlarian kesana-kemari melampiaskan kegembiraannya. Ada yang saling berkejar- kejaran, ada yang bermain-main dengan deburan ombak, dan ada pula yang hanya takjub memandang keindahan pantai Parangtritis. Sebagai Ketua Panitia perpisahan, pandangan mataku senantiasa menatap semua teman- teman dengan segala aktivitasnya. Tiba-tiba dari belakang ada seorang teman wanita bernama Tina menyapa. “Hai, kamu kayaknya nggak menikmati wisata perpisahan ini?” tanyanya. “Aku menikmati, tetapi aku harus tanggung- jawab pada teman- teman lain karena aku khan panitia,” ujarku agak setengah bercanda. “Eh...aku dengar di Parangtritis ini sering dihubung-hubungkan dengan Nyi Roro Kidul. Apa itu benar?” tanyanya. Aku mengiyakan. Karena memang sering aku membaca hal-hal yang berkaitan dengan Nyi Roro Kidul di Parangtritis ini. Mendengar penjelasanku, ternyata Tina tidak percaya. “Aku nggak percaya kalau ada Nyi Roro Kidul itu,” katanya. “Eh...jangan ngomong begitu di sini,” cegahku. Tapi tampaknya upayaku untuk mencegahnya sia-sia. Tina tetap tidak percaya dan malah berjalan bergegas mendekati pantai. Setelah berada di bibir pantai, Tina sontak berteriak,” Hei.....Nyi Roro Kidul, katanya kamu ada. Aku nggak percayaaa....kalau kamu adaaaa....Tunjukkan wujudmu.” Setelah meneriakkan kata-kata itu, wajah Tina menampakkan rasa puas. Aku yang sontak mendengar Tina berteriak-teriak seperti itu, langsung mendekatinya dan mencegahnya untuk berteriak-teriak lagi. Tapi terus saja, Tina berteriak seolah menantang. Seketika ombak yang sebelumnya tidak pernah menyentuh kaki kami, tiba-tiba terlihat dari tengah mulai membesar dan bergulung-gulung. Gulungan ombak itu terus membesar menuju ke arah kami seolah- olah hendak ‘menelan’ kami. Begitu ombak menghantam kaki kami, tiba-tiba Tina terjatuh. Dan dengan mata kepalaku sendiri aku melihat ombak-ombak yang menghantam kaki Tina seolah berubah bak tali yang menarik kaki temanku itu. Sontak Tina langsung berteriak- teriak minta tolong karena terseret ke tengah laut. Sebagai Ketua Panitia aku langsung melompat memegang tangan Tina. Dan wajah Tina terlihat pucat pasi memandang ke arahku sementara tubuhnya terus terseret dan aku berusaha untuk memegangi tangannya. “Ayo minta ampun sama Tuhan dan Nyi Roro Kidul,” kataku berteriak di tengah deburan ombak yang terus menghantam deras. “Ampun Nyi Roro Kidul.....Ampuuuuuunnn n...,” ujarnya setengah terputus-putus. Dan begitu kata-kata itu terucap dari bibir Tina, sontak air yang menyerupai tali yang mengikat kakinya itu berubah kembali dan kembali menuju tengah laut. Tak henti-hentinya aku bersyukur ke hadiran Allah yang telah melindungi kami terhindar dari marabahaya. Jangan menyepelekan sesuatu yang tidak prnah kita ketahui asal usulnya
Sumber : http://cerita-dunia.pun.bz/keanehan-diparangtritis.xhtml
Hal Aneh kembali terjadi. Kali ini ad sebuah jam misterius dan beritanya
saya ambil dari lintas berita.com. berikut beritanya ;
Sepekan setelah Tsunami saya sempat menemani mas Imam B Prasodjo,
seorang Sosiolog dari Universitas Indonesia (UI) bersama rekannya
Charlie Moet dari Operasion USA, yaitu sebuah lembaga kemanusiaan yg
didirikan oleh para veteran tentara Amerika semasa perang Vietnam serta
Ariful Amir staf Yayasan Nurani Dunia Jakarta untuk berkeliling zona
tsunami di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar. Ribuan mayat masih
terlihat disetiap sudut kota yang sedang di evakuasi oleh teman2 relawan
dari berbagai provinsi dan negara saat itu.
Perjalanan kami sampai juga ke daratan yang pertama sekali di sentuh
tsunami yaitu pantai Ulhee Lhee dekat mesjid setempat setelah melintasi
puing2 bangunan. Tak jauh dari mesjid Ulhee Lhee yg masih kokoh berdiri
walau pernah di cium pertama kali oleh gelombang laut yang sangat tinggi
hingga ke pusat kota Banda Aceh, kami memperhatikan puing2 bangunan
yang hancur akibat bencana yang maha dahsyat itu dengan perasaan yang
tak menentu.
Tiba2 Charlie Moet mengambil sebuah jam dinding tua yang telah hancur
akibat Tsunami disekitar tempat kami berdiri. Sekilas tak ada yang
menarik dari jam dinding tua tersebut karena masih cukup banyak
benda-benda lain yang lebih besar dan berserakan dikawasan itu yang tak
diketahui siapa pemiliknya.
APA YANG MENARIK DARI JAM DINDING TUA ITU?
Kenapa Charlie Moet tertarik ingin membawa jam dinding tua itu ke negara
nya ! setelah ia menjelaskan, ternyata jam dinding tua itu saat diambil
di lokasi Ulhee Lhee terlihat tanggalnya menunjukkan pada angka 26, dan
pada panel hari menunjukkan tulisan SUN (Sunday/Minggu), sementara
jarum jam dinding itu menunjukan pukul 8 pagi lebih 58 menit, dengan
jarum pendek hampir menyentuh angka 9 dan jarum panjang pada angka 11
lebih beberapa garis saja.
Promoted Content
by Mgid
Anak Kecil Berpenghasilan Puluhan Juta Sebulan, Ini Caranya!
jadiberhasil.com
This Video is About to Be Banned!
Insured Profits
Train In a Right Way - Get Result In 3 Weeks
Adonis Golden Ration
Bagaimana Punya Puluhan Juta Tiap Bulan? Anda Coba Di Sini
jadiberhasil.com
This Is a Huge Scientific Breakthrough!
Adonis Golden Ration
Jadi Sukses dan Kaya Bukan Impian Lagi !
jadiberhasil.com
Disitu barulah saya sadar, bahwa jam dinding itu telah berhenti berdetak
persis pada waktu terjadinya Tsunami Aceh pada Hari Minggu, 26 Desember
2004, pukul 08:58 Wib. Artinya ketika Aceh diguncang Gempa 9.8 SR jam
dinding itu mungkin masih berfungsi, dan berhenti berdetak setelah air
laut mengamuk menghantam Ibukota Serambi Mekkah yang di mulai dari
pantai Ulhee Lhee. Karena keadaan kota Banda Aceh masih sangat kacau dan
lumpuh, sementara tugas saya dan teman2 relawan masih sangat disibukkan
dengan distribusi bantuan kemanusiaan di Posko Indonesia Peduli SoRAK
Aceh, maka saya pun tak ambil pusing terhadap jam dinding tua itu yang
dibawa pulang oleh Charlie Moet ke Amerika Serikat.
Apa yang terjadi dengan jam dinding Ulhee Lhee itu beberapa bulan
kemudian? ternyata di hampir seluruh media massa internasional di
Amerika dan Eropa memuat berita dan foto2 tentang jam dinding tersebut
dan tak berapa lama Majalah TEMPO Jakarta juga menerbitkan berita dan
foto yang sama dengan halaman khusus pada majalah paling populer di
Indonesia itu.
TAHUN 2009:
Yang lebih mengejutkan lagi 3,5 tahun kemudian saya mendapat kabar bahwa
foto jam dinding tua Ulhee Lhee itu ternyata juga terpajang dalam
ukuran besar di ruang kerja orang nomer 1 di BRR (Pak Kuntoro). Saya
mulai kagum dengan jam dinding yang tak seberapa mana itu, karena jam
itu kini malah mulai tercatat dalam sejarah dunia, jam dinding itu
menjadi sangat penting maknanya dan di cari2 keberadaannya oleh
Pemerintah Indonesia.
Keterkejutan saya tak hanya sampai disitu, ketika mendengar kabar bahwa
Pak Kuntoro mendapat perintah dari Presiden untuk segera mencari jam
dinding tua yang heboh di media2 massa internasional itu. Memang pada
waktu itu tak ada seorang pun yang mengetahui dimana jam dinding ini
berada kecuali kami berempat dan Allah SWT.
Singkat cerita, BRR 1 menginginkan jam dinding itu dikembalikan ke Aceh
untuk ditempatkan di Museum Tsunami di Blang Padang Banda Aceh yang
sedang dibangun sebagai tempat benda2 bersejarah sisa Tsunami. Ternyata
untuk memulangkan jam dinding tua ini ke Indonesia tak semudah yang saya
kira, karena saat itu Charlie Moet punya rencana lain, yaitu ingin
menempatkan Jam dinding tua Ulhee Lhee itu di Museum negaranya di AS
PROSES PEMULANGAN JAM DINDING DARI AS KE ACEH
Melalui lobi-lobi khusus mas Imam B Prasodjo akhirnya Charlie Moet
bersedia membawa kembali Jam dinding tua itu kepada Pemerintah Indonesia
untuk ditempatkan di Museum Tsunami Aceh dengan sejumlah syarat.
Persyaratan yang ia minta adalah, jam dinding tua itu harus diberikan
ruangan khusus dan tersendiri di dalam Museum Tsunami, diberikan kaca
pelindung kedap udara agar bekas2 lumpur tsunami yang sudah kering yang
melekat pada jam dinding itu tidak hilang dan tetap asli, serta di dalam
ruangan diberikan lighting yang dapat menerangi jam tersebut dengan
jelas serta diberikan plakat informasi tentang riwayat jam dinding tua
itu.
Apa bila persyaratan2 itu tidak dapat dipenuhi oleh Pemerintah
Indonesia, maka dia menganggap negaranya adalah tempat yang terbaik
dalam memperlakukan benda-benda sejarah dunia. Pak Kuntoro selaku Ketua
BRR saat itu memang menyanggupi persyaratan2 yang diminta tersebut,
bahkan dia telah menyiapkan desain ruangan untuk jam dinding Ulhee Lhee
tersebut.
Pada akhirnya jam dinding tua Ulhee Lhee itu diterbangkan kembali dari
AS ke Jakarta transit via Singapura. Dari Jakarta selanjutnya
diterbangkan ke kota Banda Aceh dan ditempatkan beberapa jam di Kompleks
APEC – Radio KISS FM Aceh untuk selanjutnya pada malam harinya mas Imam
B Prasodjo, Charlie Moet, saya dan Ipe mengantarkan jam dinding Ulhee
Lhee itu kepada Pak Kunturo di Kantor BRR Lueng Bata, Banda Aceh.
Saat kami tiba di ruang kerja pak Kuntoro, yang pertama kali
ditanyakannya pada mas Imam adalah “Imam… mana jam dinding itu?” Imam B
Prasodjo menjawab, “waduh pak… ketinggalan di Jakarta”. Padahal jam itu
sudah berada diruangan pak Kuntoro yang dikemas dalam box. Walah… boss2
ini masih suka juga bercanda … foto saat proses serah terima Jam Dinding
Tua Ulhee Lhee yang bersejarah itu di ruang kerja BRR 1 pada
pertengahan tahun 2009.
link : http://www.kumpulancerita.net/keanehan-jarum-jam-yang-berhenti-ketika-tsunami-aceh.html
link : http://www.kumpulancerita.net/keanehan-jarum-jam-yang-berhenti-ketika-tsunami-aceh.html
KEANEHAN DI PANTAI PARANGTRITIS
Jin Memang Ada..Cerita ini benar-benar nyata. Kisahnya terjadi pada tahun 1987 ketika aku lulus dari SMA negeri VI Surabaya. Saat itu aku dipilih oleh teman-teman satu kelas untuk menjadi Ketua Panitia perpisahan kelas. Aku berprinsip bahwa aku harus menjadi pemimpin yang baik untuk memimpin teman- temanku menorehkan kenangan yang tidak akan bisa terlupakan di akhir masa-masa SMA. Puncaknya, teman- teman semua sepakat untuk melaksanakan perpisahan dengan berpariwisata ke tiga tempat tujuan yakni di Kraton Jogjakarta, Parangtritis dan Tawangmangu. Pada hari yang telah ditetapkan, kami bergembira naik bus yang sudah disewa pergi ke lokasi pariwisata tersebut dan berangkat pada malam hari. Pagi harinya, setelah melewati perjalanan yang melelahkan, sampailah kami pada tujuan wisata yang pertama yakni di Kraton Jogjakarta. Di lokasi tersebut, kami sangat mengagumi bangunan Kraton yang sangat megah yang melambangkan kerajaan terbesar di tanah Jawa. Setelah puas berkeliling di seputar Kraton Jogjakarta, kami pun melanjutkan perjalanan ke Parangtritis. Hari masih pagi sekitar jam 09.00 wib ketika kami sampai di lokasi tersebut. Teman- temanku berlarian kesana-kemari melampiaskan kegembiraannya. Ada yang saling berkejar- kejaran, ada yang bermain-main dengan deburan ombak, dan ada pula yang hanya takjub memandang keindahan pantai Parangtritis. Sebagai Ketua Panitia perpisahan, pandangan mataku senantiasa menatap semua teman- teman dengan segala aktivitasnya. Tiba-tiba dari belakang ada seorang teman wanita bernama Tina menyapa. “Hai, kamu kayaknya nggak menikmati wisata perpisahan ini?” tanyanya. “Aku menikmati, tetapi aku harus tanggung- jawab pada teman- teman lain karena aku khan panitia,” ujarku agak setengah bercanda. “Eh...aku dengar di Parangtritis ini sering dihubung-hubungkan dengan Nyi Roro Kidul. Apa itu benar?” tanyanya. Aku mengiyakan. Karena memang sering aku membaca hal-hal yang berkaitan dengan Nyi Roro Kidul di Parangtritis ini. Mendengar penjelasanku, ternyata Tina tidak percaya. “Aku nggak percaya kalau ada Nyi Roro Kidul itu,” katanya. “Eh...jangan ngomong begitu di sini,” cegahku. Tapi tampaknya upayaku untuk mencegahnya sia-sia. Tina tetap tidak percaya dan malah berjalan bergegas mendekati pantai. Setelah berada di bibir pantai, Tina sontak berteriak,” Hei.....Nyi Roro Kidul, katanya kamu ada. Aku nggak percayaaa....kalau kamu adaaaa....Tunjukkan wujudmu.” Setelah meneriakkan kata-kata itu, wajah Tina menampakkan rasa puas. Aku yang sontak mendengar Tina berteriak-teriak seperti itu, langsung mendekatinya dan mencegahnya untuk berteriak-teriak lagi. Tapi terus saja, Tina berteriak seolah menantang. Seketika ombak yang sebelumnya tidak pernah menyentuh kaki kami, tiba-tiba terlihat dari tengah mulai membesar dan bergulung-gulung. Gulungan ombak itu terus membesar menuju ke arah kami seolah- olah hendak ‘menelan’ kami. Begitu ombak menghantam kaki kami, tiba-tiba Tina terjatuh. Dan dengan mata kepalaku sendiri aku melihat ombak-ombak yang menghantam kaki Tina seolah berubah bak tali yang menarik kaki temanku itu. Sontak Tina langsung berteriak- teriak minta tolong karena terseret ke tengah laut. Sebagai Ketua Panitia aku langsung melompat memegang tangan Tina. Dan wajah Tina terlihat pucat pasi memandang ke arahku sementara tubuhnya terus terseret dan aku berusaha untuk memegangi tangannya. “Ayo minta ampun sama Tuhan dan Nyi Roro Kidul,” kataku berteriak di tengah deburan ombak yang terus menghantam deras. “Ampun Nyi Roro Kidul.....Ampuuuuuunnn n...,” ujarnya setengah terputus-putus. Dan begitu kata-kata itu terucap dari bibir Tina, sontak air yang menyerupai tali yang mengikat kakinya itu berubah kembali dan kembali menuju tengah laut. Tak henti-hentinya aku bersyukur ke hadiran Allah yang telah melindungi kami terhindar dari marabahaya. Jangan menyepelekan sesuatu yang tidak prnah kita ketahui asal usulnya
Sumber : http://cerita-dunia.pun.bz/keanehan-diparangtritis.xhtml
Keanehan Jarum Jam Yang
Berhenti Ketika Tsunami Aceh
Home » Cerita Misteri » Keanehan Jarum Jam Yang Berhenti Ketika Tsunami
Aceh
Hal Aneh kembali terjadi. Kali ini ad sebuah jam misterius dan beritanya
saya ambil dari lintas berita.com. berikut beritanya ;
Sepekan setelah Tsunami saya sempat menemani mas Imam B Prasodjo,
seorang Sosiolog dari Universitas Indonesia (UI) bersama rekannya
Charlie Moet dari Operasion USA, yaitu sebuah lembaga kemanusiaan yg
didirikan oleh para veteran tentara Amerika semasa perang Vietnam serta
Ariful Amir staf Yayasan Nurani Dunia Jakarta untuk berkeliling zona
tsunami di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar. Ribuan mayat masih
terlihat disetiap sudut kota yang sedang di evakuasi oleh teman2 relawan
dari berbagai provinsi dan negara saat itu.
Perjalanan kami sampai juga ke daratan yang pertama sekali di sentuh
tsunami yaitu pantai Ulhee Lhee dekat mesjid setempat setelah melintasi
puing2 bangunan. Tak jauh dari mesjid Ulhee Lhee yg masih kokoh berdiri
walau pernah di cium pertama kali oleh gelombang laut yang sangat tinggi
hingga ke pusat kota Banda Aceh, kami memperhatikan puing2 bangunan
yang hancur akibat bencana yang maha dahsyat itu dengan perasaan yang
tak menentu.
Tiba2 Charlie Moet mengambil sebuah jam dinding tua yang telah hancur
akibat Tsunami disekitar tempat kami berdiri. Sekilas tak ada yang
menarik dari jam dinding tua tersebut karena masih cukup banyak
benda-benda lain yang lebih besar dan berserakan dikawasan itu yang tak
diketahui siapa pemiliknya.
APA YANG MENARIK DARI JAM DINDING TUA ITU?
Kenapa Charlie Moet tertarik ingin membawa jam dinding tua itu ke negara
nya ! setelah ia menjelaskan, ternyata jam dinding tua itu saat diambil
di lokasi Ulhee Lhee terlihat tanggalnya menunjukkan pada angka 26, dan
pada panel hari menunjukkan tulisan SUN (Sunday/Minggu), sementara
jarum jam dinding itu menunjukan pukul 8 pagi lebih 58 menit, dengan
jarum pendek hampir menyentuh angka 9 dan jarum panjang pada angka 11
lebih beberapa garis saja.
Promoted Content
by Mgid
Anak Kecil Berpenghasilan Puluhan Juta Sebulan, Ini Caranya!
jadiberhasil.com
This Video is About to Be Banned!
Insured Profits
Train In a Right Way - Get Result In 3 Weeks
Adonis Golden Ration
Bagaimana Punya Puluhan Juta Tiap Bulan? Anda Coba Di Sini
jadiberhasil.com
This Is a Huge Scientific Breakthrough!
Adonis Golden Ration
Jadi Sukses dan Kaya Bukan Impian Lagi !
jadiberhasil.com
Disitu barulah saya sadar, bahwa jam dinding itu telah berhenti berdetak
persis pada waktu terjadinya Tsunami Aceh pada Hari Minggu, 26 Desember
2004, pukul 08:58 Wib. Artinya ketika Aceh diguncang Gempa 9.8 SR jam
dinding itu mungkin masih berfungsi, dan berhenti berdetak setelah air
laut mengamuk menghantam Ibukota Serambi Mekkah yang di mulai dari
pantai Ulhee Lhee. Karena keadaan kota Banda Aceh masih sangat kacau dan
lumpuh, sementara tugas saya dan teman2 relawan masih sangat disibukkan
dengan distribusi bantuan kemanusiaan di Posko Indonesia Peduli SoRAK
Aceh, maka saya pun tak ambil pusing terhadap jam dinding tua itu yang
dibawa pulang oleh Charlie Moet ke Amerika Serikat.
Apa yang terjadi dengan jam dinding Ulhee Lhee itu beberapa bulan
kemudian? ternyata di hampir seluruh media massa internasional di
Amerika dan Eropa memuat berita dan foto2 tentang jam dinding tersebut
dan tak berapa lama Majalah TEMPO Jakarta juga menerbitkan berita dan
foto yang sama dengan halaman khusus pada majalah paling populer di
Indonesia itu.
TAHUN 2009:
Yang lebih mengejutkan lagi 3,5 tahun kemudian saya mendapat kabar bahwa
foto jam dinding tua Ulhee Lhee itu ternyata juga terpajang dalam
ukuran besar di ruang kerja orang nomer 1 di BRR (Pak Kuntoro). Saya
mulai kagum dengan jam dinding yang tak seberapa mana itu, karena jam
itu kini malah mulai tercatat dalam sejarah dunia, jam dinding itu
menjadi sangat penting maknanya dan di cari2 keberadaannya oleh
Pemerintah Indonesia.
Keterkejutan saya tak hanya sampai disitu, ketika mendengar kabar bahwa
Pak Kuntoro mendapat perintah dari Presiden untuk segera mencari jam
dinding tua yang heboh di media2 massa internasional itu. Memang pada
waktu itu tak ada seorang pun yang mengetahui dimana jam dinding ini
berada kecuali kami berempat dan Allah SWT.
Singkat cerita, BRR 1 menginginkan jam dinding itu dikembalikan ke Aceh
untuk ditempatkan di Museum Tsunami di Blang Padang Banda Aceh yang
sedang dibangun sebagai tempat benda2 bersejarah sisa Tsunami. Ternyata
untuk memulangkan jam dinding tua ini ke Indonesia tak semudah yang saya
kira, karena saat itu Charlie Moet punya rencana lain, yaitu ingin
menempatkan Jam dinding tua Ulhee Lhee itu di Museum negaranya di AS
PROSES PEMULANGAN JAM DINDING DARI AS KE ACEH
Melalui lobi-lobi khusus mas Imam B Prasodjo akhirnya Charlie Moet
bersedia membawa kembali Jam dinding tua itu kepada Pemerintah Indonesia
untuk ditempatkan di Museum Tsunami Aceh dengan sejumlah syarat.
Persyaratan yang ia minta adalah, jam dinding tua itu harus diberikan
ruangan khusus dan tersendiri di dalam Museum Tsunami, diberikan kaca
pelindung kedap udara agar bekas2 lumpur tsunami yang sudah kering yang
melekat pada jam dinding itu tidak hilang dan tetap asli, serta di dalam
ruangan diberikan lighting yang dapat menerangi jam tersebut dengan
jelas serta diberikan plakat informasi tentang riwayat jam dinding tua
itu.
Apa bila persyaratan2 itu tidak dapat dipenuhi oleh Pemerintah
Indonesia, maka dia menganggap negaranya adalah tempat yang terbaik
dalam memperlakukan benda-benda sejarah dunia. Pak Kuntoro selaku Ketua
BRR saat itu memang menyanggupi persyaratan2 yang diminta tersebut,
bahkan dia telah menyiapkan desain ruangan untuk jam dinding Ulhee Lhee
tersebut.
Pada akhirnya jam dinding tua Ulhee Lhee itu diterbangkan kembali dari
AS ke Jakarta transit via Singapura. Dari Jakarta selanjutnya
diterbangkan ke kota Banda Aceh dan ditempatkan beberapa jam di Kompleks
APEC – Radio KISS FM Aceh untuk selanjutnya pada malam harinya mas Imam
B Prasodjo, Charlie Moet, saya dan Ipe mengantarkan jam dinding Ulhee
Lhee itu kepada Pak Kunturo di Kantor BRR Lueng Bata, Banda Aceh.
Saat kami tiba di ruang kerja pak Kuntoro, yang pertama kali
ditanyakannya pada mas Imam adalah “Imam… mana jam dinding itu?” Imam B
Prasodjo menjawab, “waduh pak… ketinggalan di Jakarta”. Padahal jam itu
sudah berada diruangan pak Kuntoro yang dikemas dalam box. Walah… boss2
ini masih suka juga bercanda … foto saat proses serah terima Jam Dinding
Tua Ulhee Lhee yang bersejarah itu di ruang kerja BRR 1 pada
pertengahan tahun 2009.
link : http://www.kumpulancerita.net/keanehan-jarum-jam-yang-berhenti-ketika-tsunami-aceh.html
link : http://www.kumpulancerita.net/keanehan-jarum-jam-yang-berhenti-ketika-tsunami-aceh.html
loading...