KEANEHAN DI PANTAI PARANGTRITIS

loading...
SerUnique.com - Sahabatku semua, Jumpa lagi dengan artikel terbaru di blog Unik dan Aneh. Berita yang sangat aktual, seru, unik dan aneh akan dipaparkan pada anda. Silahkan simak info tentang KEANEHAN DI PANTAI PARANGTRITIS Semoga bermanfaat dan anda terhibur sekali. Simak ya... Jangan lupa Follow Twitter admin di @Share_Doang Google Plus +Mukti Effendi  dan Facebook Fans di SeruniqueCom

Hal Aneh kembali terjadi. Kali ini ad sebuah jam misterius dan beritanya saya ambil dari lintas berita.com. berikut beritanya ; Sepekan setelah Tsunami saya sempat menemani mas Imam B Prasodjo, seorang Sosiolog dari Universitas Indonesia (UI) bersama rekannya Charlie Moet dari Operasion USA, yaitu sebuah lembaga kemanusiaan yg didirikan oleh para veteran tentara Amerika semasa perang Vietnam serta Ariful Amir staf Yayasan Nurani Dunia Jakarta untuk berkeliling zona tsunami di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar. Ribuan mayat masih terlihat disetiap sudut kota yang sedang di evakuasi oleh teman2 relawan dari berbagai provinsi dan negara saat itu. Perjalanan kami sampai juga ke daratan yang pertama sekali di sentuh tsunami yaitu pantai Ulhee Lhee dekat mesjid setempat setelah melintasi puing2 bangunan. Tak jauh dari mesjid Ulhee Lhee yg masih kokoh berdiri walau pernah di cium pertama kali oleh gelombang laut yang sangat tinggi hingga ke pusat kota Banda Aceh, kami memperhatikan puing2 bangunan yang hancur akibat bencana yang maha dahsyat itu dengan perasaan yang tak menentu. Tiba2 Charlie Moet mengambil sebuah jam dinding tua yang telah hancur akibat Tsunami disekitar tempat kami berdiri. Sekilas tak ada yang menarik dari jam dinding tua tersebut karena masih cukup banyak benda-benda lain yang lebih besar dan berserakan dikawasan itu yang tak diketahui siapa pemiliknya. APA YANG MENARIK DARI JAM DINDING TUA ITU? Kenapa Charlie Moet tertarik ingin membawa jam dinding tua itu ke negara nya ! setelah ia menjelaskan, ternyata jam dinding tua itu saat diambil di lokasi Ulhee Lhee terlihat tanggalnya menunjukkan pada angka 26, dan pada panel hari menunjukkan tulisan SUN (Sunday/Minggu), sementara jarum jam dinding itu menunjukan pukul 8 pagi lebih 58 menit, dengan jarum pendek hampir menyentuh angka 9 dan jarum panjang pada angka 11 lebih beberapa garis saja. Promoted Content by Mgid Anak Kecil Berpenghasilan Puluhan Juta Sebulan, Ini Caranya! jadiberhasil.com This Video is About to Be Banned! Insured Profits Train In a Right Way - Get Result In 3 Weeks Adonis Golden Ration Bagaimana Punya Puluhan Juta Tiap Bulan? Anda Coba Di Sini jadiberhasil.com This Is a Huge Scientific Breakthrough! Adonis Golden Ration Jadi Sukses dan Kaya Bukan Impian Lagi ! jadiberhasil.com Disitu barulah saya sadar, bahwa jam dinding itu telah berhenti berdetak persis pada waktu terjadinya Tsunami Aceh pada Hari Minggu, 26 Desember 2004, pukul 08:58 Wib. Artinya ketika Aceh diguncang Gempa 9.8 SR jam dinding itu mungkin masih berfungsi, dan berhenti berdetak setelah air laut mengamuk menghantam Ibukota Serambi Mekkah yang di mulai dari pantai Ulhee Lhee. Karena keadaan kota Banda Aceh masih sangat kacau dan lumpuh, sementara tugas saya dan teman2 relawan masih sangat disibukkan dengan distribusi bantuan kemanusiaan di Posko Indonesia Peduli SoRAK Aceh, maka saya pun tak ambil pusing terhadap jam dinding tua itu yang dibawa pulang oleh Charlie Moet ke Amerika Serikat. Apa yang terjadi dengan jam dinding Ulhee Lhee itu beberapa bulan kemudian? ternyata di hampir seluruh media massa internasional di Amerika dan Eropa memuat berita dan foto2 tentang jam dinding tersebut dan tak berapa lama Majalah TEMPO Jakarta juga menerbitkan berita dan foto yang sama dengan halaman khusus pada majalah paling populer di Indonesia itu. TAHUN 2009: Yang lebih mengejutkan lagi 3,5 tahun kemudian saya mendapat kabar bahwa foto jam dinding tua Ulhee Lhee itu ternyata juga terpajang dalam ukuran besar di ruang kerja orang nomer 1 di BRR (Pak Kuntoro). Saya mulai kagum dengan jam dinding yang tak seberapa mana itu, karena jam itu kini malah mulai tercatat dalam sejarah dunia, jam dinding itu menjadi sangat penting maknanya dan di cari2 keberadaannya oleh Pemerintah Indonesia. Keterkejutan saya tak hanya sampai disitu, ketika mendengar kabar bahwa Pak Kuntoro mendapat perintah dari Presiden untuk segera mencari jam dinding tua yang heboh di media2 massa internasional itu. Memang pada waktu itu tak ada seorang pun yang mengetahui dimana jam dinding ini berada kecuali kami berempat dan Allah SWT. Singkat cerita, BRR 1 menginginkan jam dinding itu dikembalikan ke Aceh untuk ditempatkan di Museum Tsunami di Blang Padang Banda Aceh yang sedang dibangun sebagai tempat benda2 bersejarah sisa Tsunami. Ternyata untuk memulangkan jam dinding tua ini ke Indonesia tak semudah yang saya kira, karena saat itu Charlie Moet punya rencana lain, yaitu ingin menempatkan Jam dinding tua Ulhee Lhee itu di Museum negaranya di AS PROSES PEMULANGAN JAM DINDING DARI AS KE ACEH Melalui lobi-lobi khusus mas Imam B Prasodjo akhirnya Charlie Moet bersedia membawa kembali Jam dinding tua itu kepada Pemerintah Indonesia untuk ditempatkan di Museum Tsunami Aceh dengan sejumlah syarat. Persyaratan yang ia minta adalah, jam dinding tua itu harus diberikan ruangan khusus dan tersendiri di dalam Museum Tsunami, diberikan kaca pelindung kedap udara agar bekas2 lumpur tsunami yang sudah kering yang melekat pada jam dinding itu tidak hilang dan tetap asli, serta di dalam ruangan diberikan lighting yang dapat menerangi jam tersebut dengan jelas serta diberikan plakat informasi tentang riwayat jam dinding tua itu. Apa bila persyaratan2 itu tidak dapat dipenuhi oleh Pemerintah Indonesia, maka dia menganggap negaranya adalah tempat yang terbaik dalam memperlakukan benda-benda sejarah dunia. Pak Kuntoro selaku Ketua BRR saat itu memang menyanggupi persyaratan2 yang diminta tersebut, bahkan dia telah menyiapkan desain ruangan untuk jam dinding Ulhee Lhee tersebut. Pada akhirnya jam dinding tua Ulhee Lhee itu diterbangkan kembali dari AS ke Jakarta transit via Singapura. Dari Jakarta selanjutnya diterbangkan ke kota Banda Aceh dan ditempatkan beberapa jam di Kompleks APEC – Radio KISS FM Aceh untuk selanjutnya pada malam harinya mas Imam B Prasodjo, Charlie Moet, saya dan Ipe mengantarkan jam dinding Ulhee Lhee itu kepada Pak Kunturo di Kantor BRR Lueng Bata, Banda Aceh. Saat kami tiba di ruang kerja pak Kuntoro, yang pertama kali ditanyakannya pada mas Imam adalah “Imam… mana jam dinding itu?” Imam B Prasodjo menjawab, “waduh pak… ketinggalan di Jakarta”. Padahal jam itu sudah berada diruangan pak Kuntoro yang dikemas dalam box. Walah… boss2 ini masih suka juga bercanda … foto saat proses serah terima Jam Dinding Tua Ulhee Lhee yang bersejarah itu di ruang kerja BRR 1 pada pertengahan tahun 2009.

link : http://www.kumpulancerita.net/keanehan-jarum-jam-yang-berhenti-ketika-tsunami-aceh.html
 

KEANEHAN DI PANTAI PARANGTRITIS


Jin Memang Ada..
Cerita ini benar-benar nyata. Kisahnya terjadi pada tahun 1987 ketika aku lulus dari SMA negeri VI Surabaya. Saat itu aku dipilih oleh teman-teman satu kelas untuk menjadi Ketua Panitia perpisahan kelas. Aku berprinsip bahwa aku harus menjadi pemimpin yang baik untuk memimpin teman- temanku menorehkan kenangan yang tidak akan bisa terlupakan di akhir masa-masa SMA. Puncaknya, teman- teman semua sepakat untuk melaksanakan perpisahan dengan berpariwisata ke tiga tempat tujuan yakni di Kraton Jogjakarta, Parangtritis dan Tawangmangu. Pada hari yang telah ditetapkan, kami bergembira naik bus yang sudah disewa pergi ke lokasi pariwisata tersebut dan berangkat pada malam hari. Pagi harinya, setelah melewati perjalanan yang melelahkan, sampailah kami pada tujuan wisata yang pertama yakni di Kraton Jogjakarta. Di lokasi tersebut, kami sangat mengagumi bangunan Kraton yang sangat megah yang melambangkan kerajaan terbesar di tanah Jawa. Setelah puas berkeliling di seputar Kraton Jogjakarta, kami pun melanjutkan perjalanan ke Parangtritis. Hari masih pagi sekitar jam 09.00 wib ketika kami sampai di lokasi tersebut. Teman- temanku berlarian kesana-kemari melampiaskan kegembiraannya. Ada yang saling berkejar- kejaran, ada yang bermain-main dengan deburan ombak, dan ada pula yang hanya takjub memandang keindahan pantai Parangtritis. Sebagai Ketua Panitia perpisahan, pandangan mataku senantiasa menatap semua teman- teman dengan segala aktivitasnya. Tiba-tiba dari belakang ada seorang teman wanita bernama Tina menyapa. “Hai, kamu kayaknya nggak menikmati wisata perpisahan ini?” tanyanya. “Aku menikmati, tetapi aku harus tanggung- jawab pada teman- teman lain karena aku khan panitia,” ujarku agak setengah bercanda. “Eh...aku dengar di Parangtritis ini sering dihubung-hubungkan dengan Nyi Roro Kidul. Apa itu benar?” tanyanya. Aku mengiyakan. Karena memang sering aku membaca hal-hal yang berkaitan dengan Nyi Roro Kidul di Parangtritis ini. Mendengar penjelasanku, ternyata Tina tidak percaya. “Aku nggak percaya kalau ada Nyi Roro Kidul itu,” katanya. “Eh...jangan ngomong begitu di sini,” cegahku. Tapi tampaknya upayaku untuk mencegahnya sia-sia. Tina tetap tidak percaya dan malah berjalan bergegas mendekati pantai. Setelah berada di bibir pantai, Tina sontak berteriak,” Hei.....Nyi Roro Kidul, katanya kamu ada. Aku nggak percayaaa....kalau kamu adaaaa....Tunjukkan wujudmu.” Setelah meneriakkan kata-kata itu, wajah Tina menampakkan rasa puas. Aku yang sontak mendengar Tina berteriak-teriak seperti itu, langsung mendekatinya dan mencegahnya untuk berteriak-teriak lagi. Tapi terus saja, Tina berteriak seolah menantang. Seketika ombak yang sebelumnya tidak pernah menyentuh kaki kami, tiba-tiba terlihat dari tengah mulai membesar dan bergulung-gulung. Gulungan ombak itu terus membesar menuju ke arah kami seolah- olah hendak ‘menelan’ kami. Begitu ombak menghantam kaki kami, tiba-tiba Tina terjatuh. Dan dengan mata kepalaku sendiri aku melihat ombak-ombak yang menghantam kaki Tina seolah berubah bak tali yang menarik kaki temanku itu. Sontak Tina langsung berteriak- teriak minta tolong karena terseret ke tengah laut. Sebagai Ketua Panitia aku langsung melompat memegang tangan Tina. Dan wajah Tina terlihat pucat pasi memandang ke arahku sementara tubuhnya terus terseret dan aku berusaha untuk memegangi tangannya. “Ayo minta ampun sama Tuhan dan Nyi Roro Kidul,” kataku berteriak di tengah deburan ombak yang terus menghantam deras. “Ampun Nyi Roro Kidul.....Ampuuuuuunnn n...,” ujarnya setengah terputus-putus. Dan begitu kata-kata itu terucap dari bibir Tina, sontak air yang menyerupai tali yang mengikat kakinya itu berubah kembali dan kembali menuju tengah laut. Tak henti-hentinya aku bersyukur ke hadiran Allah yang telah melindungi kami terhindar dari marabahaya. Jangan menyepelekan sesuatu yang tidak prnah kita ketahui asal usulnya
Sumber : http://cerita-dunia.pun.bz/keanehan-diparangtritis.xhtml
Keanehan Jarum Jam Yang Berhenti Ketika Tsunami Aceh Home » Cerita Misteri » Keanehan Jarum Jam Yang Berhenti Ketika Tsunami Aceh Hal Aneh kembali terjadi. Kali ini ad sebuah jam misterius dan beritanya saya ambil dari lintas berita.com. berikut beritanya ; Sepekan setelah Tsunami saya sempat menemani mas Imam B Prasodjo, seorang Sosiolog dari Universitas Indonesia (UI) bersama rekannya Charlie Moet dari Operasion USA, yaitu sebuah lembaga kemanusiaan yg didirikan oleh para veteran tentara Amerika semasa perang Vietnam serta Ariful Amir staf Yayasan Nurani Dunia Jakarta untuk berkeliling zona tsunami di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar. Ribuan mayat masih terlihat disetiap sudut kota yang sedang di evakuasi oleh teman2 relawan dari berbagai provinsi dan negara saat itu. Perjalanan kami sampai juga ke daratan yang pertama sekali di sentuh tsunami yaitu pantai Ulhee Lhee dekat mesjid setempat setelah melintasi puing2 bangunan. Tak jauh dari mesjid Ulhee Lhee yg masih kokoh berdiri walau pernah di cium pertama kali oleh gelombang laut yang sangat tinggi hingga ke pusat kota Banda Aceh, kami memperhatikan puing2 bangunan yang hancur akibat bencana yang maha dahsyat itu dengan perasaan yang tak menentu. Tiba2 Charlie Moet mengambil sebuah jam dinding tua yang telah hancur akibat Tsunami disekitar tempat kami berdiri. Sekilas tak ada yang menarik dari jam dinding tua tersebut karena masih cukup banyak benda-benda lain yang lebih besar dan berserakan dikawasan itu yang tak diketahui siapa pemiliknya. APA YANG MENARIK DARI JAM DINDING TUA ITU? Kenapa Charlie Moet tertarik ingin membawa jam dinding tua itu ke negara nya ! setelah ia menjelaskan, ternyata jam dinding tua itu saat diambil di lokasi Ulhee Lhee terlihat tanggalnya menunjukkan pada angka 26, dan pada panel hari menunjukkan tulisan SUN (Sunday/Minggu), sementara jarum jam dinding itu menunjukan pukul 8 pagi lebih 58 menit, dengan jarum pendek hampir menyentuh angka 9 dan jarum panjang pada angka 11 lebih beberapa garis saja. Promoted Content by Mgid Anak Kecil Berpenghasilan Puluhan Juta Sebulan, Ini Caranya! jadiberhasil.com This Video is About to Be Banned! Insured Profits Train In a Right Way - Get Result In 3 Weeks Adonis Golden Ration Bagaimana Punya Puluhan Juta Tiap Bulan? Anda Coba Di Sini jadiberhasil.com This Is a Huge Scientific Breakthrough! Adonis Golden Ration Jadi Sukses dan Kaya Bukan Impian Lagi ! jadiberhasil.com Disitu barulah saya sadar, bahwa jam dinding itu telah berhenti berdetak persis pada waktu terjadinya Tsunami Aceh pada Hari Minggu, 26 Desember 2004, pukul 08:58 Wib. Artinya ketika Aceh diguncang Gempa 9.8 SR jam dinding itu mungkin masih berfungsi, dan berhenti berdetak setelah air laut mengamuk menghantam Ibukota Serambi Mekkah yang di mulai dari pantai Ulhee Lhee. Karena keadaan kota Banda Aceh masih sangat kacau dan lumpuh, sementara tugas saya dan teman2 relawan masih sangat disibukkan dengan distribusi bantuan kemanusiaan di Posko Indonesia Peduli SoRAK Aceh, maka saya pun tak ambil pusing terhadap jam dinding tua itu yang dibawa pulang oleh Charlie Moet ke Amerika Serikat. Apa yang terjadi dengan jam dinding Ulhee Lhee itu beberapa bulan kemudian? ternyata di hampir seluruh media massa internasional di Amerika dan Eropa memuat berita dan foto2 tentang jam dinding tersebut dan tak berapa lama Majalah TEMPO Jakarta juga menerbitkan berita dan foto yang sama dengan halaman khusus pada majalah paling populer di Indonesia itu. TAHUN 2009: Yang lebih mengejutkan lagi 3,5 tahun kemudian saya mendapat kabar bahwa foto jam dinding tua Ulhee Lhee itu ternyata juga terpajang dalam ukuran besar di ruang kerja orang nomer 1 di BRR (Pak Kuntoro). Saya mulai kagum dengan jam dinding yang tak seberapa mana itu, karena jam itu kini malah mulai tercatat dalam sejarah dunia, jam dinding itu menjadi sangat penting maknanya dan di cari2 keberadaannya oleh Pemerintah Indonesia. Keterkejutan saya tak hanya sampai disitu, ketika mendengar kabar bahwa Pak Kuntoro mendapat perintah dari Presiden untuk segera mencari jam dinding tua yang heboh di media2 massa internasional itu. Memang pada waktu itu tak ada seorang pun yang mengetahui dimana jam dinding ini berada kecuali kami berempat dan Allah SWT. Singkat cerita, BRR 1 menginginkan jam dinding itu dikembalikan ke Aceh untuk ditempatkan di Museum Tsunami di Blang Padang Banda Aceh yang sedang dibangun sebagai tempat benda2 bersejarah sisa Tsunami. Ternyata untuk memulangkan jam dinding tua ini ke Indonesia tak semudah yang saya kira, karena saat itu Charlie Moet punya rencana lain, yaitu ingin menempatkan Jam dinding tua Ulhee Lhee itu di Museum negaranya di AS PROSES PEMULANGAN JAM DINDING DARI AS KE ACEH Melalui lobi-lobi khusus mas Imam B Prasodjo akhirnya Charlie Moet bersedia membawa kembali Jam dinding tua itu kepada Pemerintah Indonesia untuk ditempatkan di Museum Tsunami Aceh dengan sejumlah syarat. Persyaratan yang ia minta adalah, jam dinding tua itu harus diberikan ruangan khusus dan tersendiri di dalam Museum Tsunami, diberikan kaca pelindung kedap udara agar bekas2 lumpur tsunami yang sudah kering yang melekat pada jam dinding itu tidak hilang dan tetap asli, serta di dalam ruangan diberikan lighting yang dapat menerangi jam tersebut dengan jelas serta diberikan plakat informasi tentang riwayat jam dinding tua itu. Apa bila persyaratan2 itu tidak dapat dipenuhi oleh Pemerintah Indonesia, maka dia menganggap negaranya adalah tempat yang terbaik dalam memperlakukan benda-benda sejarah dunia. Pak Kuntoro selaku Ketua BRR saat itu memang menyanggupi persyaratan2 yang diminta tersebut, bahkan dia telah menyiapkan desain ruangan untuk jam dinding Ulhee Lhee tersebut. Pada akhirnya jam dinding tua Ulhee Lhee itu diterbangkan kembali dari AS ke Jakarta transit via Singapura. Dari Jakarta selanjutnya diterbangkan ke kota Banda Aceh dan ditempatkan beberapa jam di Kompleks APEC – Radio KISS FM Aceh untuk selanjutnya pada malam harinya mas Imam B Prasodjo, Charlie Moet, saya dan Ipe mengantarkan jam dinding Ulhee Lhee itu kepada Pak Kunturo di Kantor BRR Lueng Bata, Banda Aceh. Saat kami tiba di ruang kerja pak Kuntoro, yang pertama kali ditanyakannya pada mas Imam adalah “Imam… mana jam dinding itu?” Imam B Prasodjo menjawab, “waduh pak… ketinggalan di Jakarta”. Padahal jam itu sudah berada diruangan pak Kuntoro yang dikemas dalam box. Walah… boss2 ini masih suka juga bercanda … foto saat proses serah terima Jam Dinding Tua Ulhee Lhee yang bersejarah itu di ruang kerja BRR 1 pada pertengahan tahun 2009.

link : http://www.kumpulancerita.net/keanehan-jarum-jam-yang-berhenti-ketika-tsunami-aceh.html
loading...